7 : Paksaan

612 62 2
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Perthnya ada phi?" Tanya Zee sopan kepada Monnat, dia berdiri di depan pintu dan setelahnya Monnat mempersilahkan Zee masuk.

"Tidak, dia belum pulang, katanya dia masih di rumah plan untuk buat tugas!" Terang Monnat sambil meletakkan segelas jus jeruk untuk Zee.

Zee manggut-manggut.

Sekarang Monnat sudah duduk di depan Zee, mata cantiknya memperhatikan Zee sedetail mungkin.

"Apa aku boleh menunggu Perth di kamarnya phi?" Tanya Zee lagi, dia ingin tahu tentang Perth lebih jauh lagi.

Mata Monnat bergerak, dia meragu.

"Iya, kenapa tidak! Kamukan tunangannya Perth, tentu saja boleh!" Ucap Monnat bernada menyindir. Zee tahu itu namun dia pura-pura tidak tahu mengenai sindiran Monnat.

Zee tersenyum memakai muka temboknya.

Sekarang Zee sudah berada di kamar Perth, dia berjalan menyusuri setiap jengkal kamar Perth. Dia tersenyum ketika melihat foto Perth bersama keluarganya yang terpajang di meja belajar Perth.

Zee menoleh ke kanan kiri, dia tidak percaya kalau dia bisa berada di kamar Perth, sudah lama dia impikan hal ini apalagi memimpin dia dan Perth menikah.

"Apa yang kau lakukan di sini? Dan kenapa kau bisa masuk ke kamar ku?" Ucap Perth tiba-tiba kepada Zee.

"Tentu saja menunggumu!" Jelas Zee setelah meletakkan foto tadi ke tempat asalnya. Dia sedikit terperanjat kaget dengan kehadiran Perth yang tiba-tiba.

"Menungguku? Tapi kenapa harus di dalam kamarku? Kan bisa di luar! Selain itu Kenapa kau menungguku?"

Zee menghela nafas, macan kecilnya ini sampai kapan bersikap seperti ini. Zee berjalan mendekati Perth.

"Bukankah sudah aku katakan untuk menungguku! Tapi kenapa kamu malah pulang duluan tanpa bicara terlebih dahulu dengan ku!" Kata Zee sambil memegang dagu Perth.

Perth menepis kasar tangan Zee.

"Seingat ku, aku tidak pernah bicara untuk menunggumu! Selain itu kau siapa sampai aku bicara dengan mu jika aku melakukan apa?" Respon Perth sinis bernada menantang pria yang lebih tinggi dari dirinya.

Zee smirk, setelahnya dia mendorong Perth sehingga Perth terduduk di kasar di kasur.

Brugh!
Sekarang Perth sudah terkurung dalam kurungan Zee.

"Apa kau lupa! Kalau kita sudah bertunangan? Atau kau pura-pura lupa? Apa perlu aku bantu untuk mengingatkannya?" Terang Zee sambil memegang erat-erat kedua tangan Perth. Tatapan mata Perth sungguh amat sangat tajam untuk Zee namun Zee malah sebaliknya.

"Kau mau apa?" Tanya Perth horor ketika Zee melihat dia penuh minat.

Zee tidak bicara, dia hanya tersenyum miring dan malah membuat Perth semakin was-was.

Perth membuang muka saat Zee hendak menciumnya sehingga bibir ranum Zee malah jatuh ke pipi tembem Perth. Tapi tidak masalah bagi Zee jika dia hanya bisa mencium pipi tembem Perth sebab kejadian berikutnya, ciuman Zee berlanjut turun kebawah, menelusuri setiap centi leher jenjang Perth.

Perth meronta semampunya agar Zee tidak leluasa menciumi dan menyesapi leher jenjangnya.

Perth heran kenapa dia tidak bisa melawan Zee dan malah berakhir Zee semakin kurang ajar menikmati tubuhnya. Diciumi, di sesapi, disentuh, di belai, dan dimainkan sedemikian rupa sehingga mau tidak mau hasrat birahi Perth yang tenang menjadi bergejolak. Posisi mereka tampak sangat intim.

"Hentikan! Apa kau gila?!" Hardik Perth saat tangan Zee hendak menyentuh masa depan Perth yang masih berada dibalik celana hitamnya.

Zee berhenti, iris tajam nan terang itu melihat Perth yang bernafas memburu akibat ulahnya.

Wajah memerah Perth sungguh tampak menggoda bagi dirinya.

Tanpa pikir panjang lagi, Zee mencium Perth, Perth menolak namun Zee tak menyerah hingga akhirnya dia berhasil merasakan mulut Perth. Dia mencubit nipple sebelah kiri Perth agar Perth membuka mulutnya, dan itu berhasil.

Tangannya membelai tempat yang bagi dia pikir sensitif untuk Perth.

Posisi Perth yang berada di bawah ini membuat dia tidak bisa melawan Zee yang semakin gencar menyentuh tubuhnya.

Pakaian Perth sudah acak-acakan, wajahnya memerah karena marah bercampur malu dan rasa lainnya. Dadanya naik turun akibat terangsang. Zee sangat lihai membuat libido naik membumbung tinggi.

"Layani aku jika kamu tidak ingin tunangan ini dibatalkan! Kamu tidak mau kan orang tuamu gila karena di lilit hutang!" Ucap Zee penuh kemenangan karena dia yakin Perth tidak akan bisa menolaknya. Zee berkata begini karena Perth selalu menolaknya. Dia tidak bermaksud merendahkan apalagi niat buruk lainnya, dia hanya ingin memiliki Perth.

Perth ingin menangis tapi dia tahan. Pria di hadapannya ini sungguh amat dia benci.

Perth membuang muka, dia tidak lagi meronta menolak Zee.

Dirasa Perth sudah tenang dan jinak, Zee mulai melancarkan serangannya untuk memiliki Perth seutuhnya.

Malam ini dia menjadikan Perth sebagai miliknya, dia cumbui segenap hatinya. Dia nodai dengan seluruh cinta kasihnya dan dia hancurkan Perth dengan setulus jiwa raganya.

Lalu Perth, dia hanya bisa menahan air matanya, membunuh benci dendam amarahnya, dia telan bulat-bulat rasa sakit hatinya agar dia tidak runtuh, agar dia tak gila.

Perth tidak percaya kalau Zee lah pria pertama yang menikmati tubuhnya, begitu juga dengan Zee. Dia juga tidak percaya kalau dia bisa melakukan sex dengan Perth, padahal selama ini hanya ada dalam khayalannya.

Perth melihat dirinya yang tersentak-sentak di sodok Zee melalui kaca. Kali ini gaya bercinta mereka doggy style. Dan ini merupakan yang ke tujuh kalinya Zee bergoyang maju mundur di anal Perth.

Perth menggigit bantal Saat Zee menggigit bahunya. Perth tidak mendesah, dia mati-matian menahan suara desahannya supaya Monnat tidak mendengarnya. Kamar Monnat tepat berada di sebelah kamarnya.

Zee tersenyum, terbesit niat aneh di benaknya.

Srethhh...
Dia menggendong Perth di saat dia masih bergoyang maju mundur di bawah sana.

Zee membawa Perth tepat kedepan cermin. Dia ciumi leher jenjang Perth dimana jari tangan kanannya berada dalam mulut Perth. Tangan dia yang bebas mengangkat kaki kiri Perth tuk memudahkan dia memasuki Perth.

Sekarang wajah Perth bukan main merahnya, dia malu dan Zee puas dengan ekspresi wajah Perth. Sexy nan menggoda.

Tempo genjotan Zee semakin cepat, tangan Zee yang tadi bermain di dalam mulutnya, sekarang sudah bermain dengan nipplenya yang sudah memerah keras karena ulah Zee.

Telapak tangan Perth menempel di cermin sebab sodokan Zee semakin cepat dalam nan mentok. Dia membenci ini dan semakin benci saat dia mulai menikmati permainan ini.

Jika Zee klimaks lagi, maka itu adalah klimaks Zee yang ke lima kalinya dan dia yang ke 9 kalinya. Zee itu sudah profesional dalam melakukan hubungan sex sehingga dia bisa membuat Perth klimaks berulang kali.

Mereka kembali klimaks dalam waktu bersamaan.

Perth menolak ketika Zee ingin menciumnya.

"Aku mencintaimu!" Ungkap Zee setulus hatinya membuat Perth tertegun. Zee membelai lembut pipi tembem Perth, setelahnya dia kecup. Perth mendorong Zee namun tangan Zee malah menahan dorongan Perth, dia tahan dan setelahnya Zee kembali memasukinya padahal masih dalam sisa klimaks.

Zee benar-benar menggempur Perth habis-habisan.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

TBC

I Am Happy - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang