11 : Aku Tidak Suka

361 42 3
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Dia manusia yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Manusia egois yang hanya peduli dengan kebahagiaannya.

⏩⏩

Perth bangun dengan tubuh yang serasa remuk, terutama untuk area pinggang serta bawahnya. Permainan Zee sungguh tidak kira-kira dan sekarang Zee masih tertidur pulas di sisinya. Mereka sudah berada di kamar vila dan sekarang baru jam 4 pagi.

Perth bangun karena tidurnya tidak nyaman.

Perth beranjak dari tempat tidur, berjalan semampunya sekalipun sangat pelan dengan rasa sakit yang tertahan. Dia menelan ludah ketika melihat pantulan tubuhnya dari cermin nan penuh bercak serta analnya yang ada lelehan sperma.

Tes.
Lagi-lagi dia menangis, akhir-akhir ini dia terlalu sering menangis.

Perth mandi dibawah guyuran air shower hangat dengan mata yang terus basah seraya berusaha membersihkan analnya.

Selagi dia membersihkan analnya, Zee datang. Dia bangun karena tidak dia dapati Perth di sisinya.

Perth terperanjat kaget sehingga dia segera memutar badannya tuk melihat Zee yang mulai mengukung Perth yang sudah mentok di dinding.

Perth sedikit mendongak ketika melihat Zee yang memang lebih tinggi dari dirinya, dia dan Zee sama-sama bugil. Mata cantiknya mengerjap-ngerjap menatap balik manik gelap Zee nan melihat dia penuh minat. Apalagi posisi Perth tadi sedikit menungging guna membersihkan analnya tampak sangat menggoda dimata Zee.

Jakun Zee bergerak naik turun, setelahnya dia mencium pipi tembem Perth, terus berlanjut ke bawah.

Tangannya yang kekar segera meraih tangan Perth yang mulai mendorongnya. Dia pegang erat.

"Ngh Phi..." Seru Perth sembari berjuang menahan suara desahannya, takut Zee semakin bergairah jika mendengar dia mendesah.

"Phi... Nnn ah!" Ucap Perth lagi karena tadi Zee tak menggubrisnya. Zee terus sibuk menciumi tubuh Perth yang basah. Perth memanggil Zee karena dia ingin meminta Zee berhenti menikmati tubuhnya, dia masih lelah belum lagi analnya yang masih bengkak ngilu.

Zee melirik Perth sambil mengangkat kaki kiri Perth dan setelahnya JLEBBB, dia kembali memasuki Perth.

Perth menggigit bibir bawahnya, sungguh saat ini dia hanya bisa pasrah kepada pria yang sudah berstatus sebagai tunangannya. Karena jika dia menolak Zee pasti main kasar.

Zee memasukinya hingga beberapa kali, dia masuki sampai dia puas.

Dan sekarang Perth hanya bisa berbaring lelah di kasur, tubuhnya hanya di tutupi baju kemeja merah Zee yang kebesaran di tubuhnya. Area bawahnya hanya tertutup oleh baju kemeja karena celana Zee tidak ada pas untuk dia pakai.

Matahari sudah lumayan tinggi dan itu sungguh terasa menyilaukan bagi Perth. Dia tarik selimut untuk menutupi area bawahnya. Hari ini dia benar-benar tidak mau berpisah dengan ranjang.

"Iya phi, nanti sore baru aku pulang. Perth masih tidur soalnya!" Kata Zee kepada Achawin yang ada di seberang telepon.

"Jangan sampai telat, awas saja jika telat!"

"Siap phi, aman itu mah!" Ujar Zee santai seraya menyeduh susu coklat hangat untuk Perth. Kasihan dia dengan pemilik hatinya yang lelah karena ulahnya.

Beberapa detik kemudian panggilan pun berakhir.

Tak!
Zee meletakkan segelas susu coklat hangat tadi di nampan yang sudah ada air mineral, roti serta potongan buah.

Begitu dia masuk ke kamar, dia melihat Perth yang tidak bisa tenang dengan tidurnya.

Tep!
Sekarang nampan berisi makanan itu sudah berada diatas meja samping ranjang.

Zee mendudukkan dirinya di sisi Perth yang terus berusaha untuk tidur, pasalnya sedari tadi dia tidak bisa tidur. Area bawahnya sungguh terasa nyeri, ditambah lagi dia sama sekali tidak menikmati sex yang dia lakukan dengan Zee. Tidak cinta soalnya.

Plakkk
Perth menepis kasar tangan Zee yang membelai sayang kepalanya.

"Kamu masih marah, hembn?" Tanya Zee kepada Perth yang masih betah mendiamkan dia sejak tadi.

Perth memunggungi Zee tanpa berniat membalas pertanyaan Zee. Dia masih marah.

Zee yang pada dasarnya tidak suka diabaikan akhirnya menarik Perth serta mengukungnya.

"Jika aku bertanya itu jawab!" Ucap Zee tidak ada manis-manisnya dan itu malah semakin membuat Perth marah, padahal sedari kemarin dia berusaha menahan amarahnya.

Brugh!
Perth mendorong Zee sehingga dia bisa lepas dari kunjungan Zee, dia segera duduk di sela dia yang menahan sakit.

"Sampai kapan kau terus menolakku? Apa susahnya bagimu untuk menerimaku?" Tanya Zee membentak, dia memegang erat tangan Perth supaya Perth tidak jadi turun dari ranjang.

"Jika kau mau aku terima maka perlakukan aku dengan baik!" Jawab Perth tidak kalah membentak. Mereka saling menatap tajam.

"Apa kau buta, selama ini aku sudah memperlakukan mu dengan baik!"

"Baik apanya, kau terus memaksaku! Memperlakukan aku sesuka hatimu, kau pikir aku apa, boneka?"

"Itu karena aku tidak suka ditolak!" Ucap Zee membentak tuk membela dirinya sendiri.

"Dan aku tidak suka dipaksa!" Ujar Perth emosional, matanya sudah mulai memerah karena ingin menangis.

Zee terdiam, dia melepas tangan Perth. Untuk beberapa menit tidak terdengar suara keduanya selain suara helaan nafas mereka karena begitu sunyinya.

"Aku minta maaf!" Ungkap Zee seraya mengusap poninya ke belakang, dia terus menatap Perth yang sedari tadi enggan untuk melihatnya.

Permintaan maaf Zee sanggup menarik manik hitam Perth untuk menatap balik iris gelap Zee.

Tangan Zee bergerak Tuk meraih tangan kanan Perth.

"Phi minta maaf ya, kamu mau kan memaafkan phi. Phi janji, phi gak akan memaksamu, hembn?" Lembutnya perkataan Zee di saat mata mereka saling bersua.

"Janji?" Tanya Perth untuk memastikan perkataan Zee setelah mempertimbangkan permintaan maaf Zee.

Zee mengangguk.

Greph!
Perth memeluk Zee, kali ini dia akan memaafkan Zee serta memberinya kesempatan untuk menjadi prianya. Lagi pula Zee sudah mendapatkan dirinya kecuali hatinya, jadi mau tidak mau Perth terpaksa belajar untuk mencintai Zee.

Zee membalas pelukan Perth jauh lebih erat. Dia mengusap sayang punggung Perth.

"Apakah masih sakit?"

Kali ini Perth yang mengangguk, dia semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Zee.

"Apa perlu kita ke rumah sakit?"

Perth menggeleng.

"Aku hanya mau tidur, tapi aku tidak bisa tidur!" Ucap Perth dengan tangan yang meremat erat baju kaos merah belakang Zee.

Brugh!
Zee membaringkan Perth di kasur, dan itu membuat dada Perth berdebar-debar karena dia pikir Zee mau sex lagi.

Mata Perth mengerjap-ngerjap ketika Zee ikut berbaring di sisinya, dia mengecup sayang pipi tembem Perth serta mengusap lembut kepala Perth.

"Sekarang pejamkan matamu, ada phi yang menjagamu!" Ucap Zee lembut yang membuat Perth terdiam tapi Setelahnya dia tersenyum tipis. Dia baru tahu kalau Zee bisa juga bersikap lembut.

Greph.
Perth memeluk Zee, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Zee sehingga tangan Zee yang sedari tadi mengusap kepalanya sekarang sudah berpindah ke punggung Perth.

Beberapa menit kemudian akhirnya Perth bisa juga tertidur lelap tentu saja tangan Zee masih betah mengusap punggung kecilnya.

"Selamat istirahat sayang!" Kata Zee setelah mengecup sayang pucuk kepala Perth, berikutnya Zee juga ikut tidur.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

TBC

I Am Happy - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang