20 : Menyenangkan Hati

306 38 7
                                    

"Kamu darimana? Kenapa kemarin kamu tidak menungguku? Aku datang! Tapi kamu tidak ada di sana! Kamu pergi kemana? Dan kenapa handphone mu tidak aktif? Kamu sengaja tidak mengaktifkan handphone mu? Kamu serius gak sih dengan hubungan kita?" Cerca Zee bernada kasar kepada Perth yang baru bisa dia temui pagi ini sebab kemarin dia tidak bisa menemukan Perth.

Dia menunggu Perth di depan kelas Perth, sengaja supaya dia bisa menemui Perth.

Perth menghela nafas, ini pagi hari nan cerah tapi dia sudah mendapat cercaan pertanyaan yang memusingkan kepalanya.

Perth meraih tangan Zee, bermaksud mencari lokasi private untuk bicara. Tapi sayang, Zee menepis tangan Perth.

"Jawab saja pertanyaan ku, tidak perlu pindah lokasi bicara!"

"Phi datang? Serius? Atau jangan-jangan phi lagi mimpi? Aku menunggu phi sampai jam 5 pagi! Ditelepon gak diangkat, di chat gak dibaca! Phi memintaku menunggu tapi phi sendiri tidak datang! Mau phi apa sih? Jika phi gak niat untuk memaafkan aku bilang saja! Gak usah menyusahkan aku seperti ini! Hidupku sudah susah phi, jangan menambah beban hidupku!" Balas Perth dengan segala unek-unek hatinya, capek dia disalahkan terus.

"Aku benaran datang, tapi kamu tidak ada! Atau jangan-jangan kamu tidak menungguku?"

Respon Zee semakin membuat Perth sakit hati.

"Sudahlah phi, capek aku! Terus sekarang phi maunya apa?" Perth tidak mau ambil pusing lagi, sudah kenyang dia makan hati.

Zee terdiam selama beberapa detik, pertanyaan Perth sungguh di luar dugaannya sebab dia pikir Perth akan mengemis maaf seperti yang sudah dia bayangkan.

Greph!
Perth meraih tangan Zee tuk menahan Zee agar tidak pergi.

"Phi... Aku mencintaimu..." Ucap Perth tidak tahu lagi cara untuk meredam kemarahan Zee, jika Zee terus begini bisa-bisa perjodohan mereka berakhir, sedangkan suatu hari yang Meen janjikan itu masih lama.

Zee tertegun, sesaat.

"Benarkah kamu mencintaiku?"

Perth mengangguk saat Zee mengusap pipinya. Mereka sudah saling berhadap-hadapan dengan jarak yang dekat.

"Bolehkah aku mendengarnya lagi?" Pinta Zee, dia ingin mendengar kata cinta yang terlontar dari mulut Perth.

"Aku mencintaimu Phi... Phi cinta gak sama aku?" Ungkap Perth di sela senyum cantiknya. Perth masih memegang tangan Zee, sedangkan tangan Zee yang lain masih betah mengusap pipi Perth.

"Ya cintalah sayang..."

"Kalau phi cinta, kenapa phi selalu marah dan gak mau memaafkan aku? Padahal aku sudah minta maaf dan berjanji takkan mengulanginya lagi! Salahku berat banget ya phi sampai phi tidak bisa memaafkan aku?" Kata Perth memelas maaf tunangannya.

Yah, inilah yang Zee bayangkan tapi kenyataannya jauh melenceng dari apa yang dia bayangkan.

Zee tersenyum kecut, sekarang dia benar-benar yakin kalau Perth tidak mencintainya. Sungguh picik pikiran Zee. Tapi pada kenyataannya dia hanya ingin mengucapkan kata cinta kepada Zee.

"Sebenarnya kamu cinta gak sih sama aku? Entah kenapa aku merasa aku pengemis cintamu! Apa salahku sehingga kamu menyakitiku seperti ini? Jika gak cinta bilang, gak perlu selingkuh untuk mengatakan betapa kamu tidak mencintai ku?"

Perth memejamkan matanya, stress dia menghadapi Zee yang amat pandai bertingkah layaknya korban.

"Harus berapa kali aku bilang phi... Aku gak selingkuh... Kenapa aku harus selingkuh jika aku sudah punya kamu phi! Phi... Aku harus bagaimana tuk membuat phi percaya kepadaku?" Mata Perth sudah memerah menahan emosi serta tangis.

I Am Happy - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang