School Life [TREASURE] pt.18

33 21 1
                                    


Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan dan juga pasti pernah egois. Contohnya Kang Ji Hyun yang egois tentang nilai. Dia hanya ingin nilai anaknya tinggi tanpa menemaninya berjuang dan menghargai prestasi anaknya sedikit pun. Kang Woo Bin yang merupakan putra dari Kang Ji Hyun, sebenarnya dia adalah pemuda yang berprestasi dulu. Saat dia masih sekolah dasar dia bisa memperoleh peringkat 7 atau 6. Tapi ayahnya tidak pernah bangga kepadanya, karena yang ia dapatkan bukanlah peringkat 1. Tapi dulu Kang Woo Bin mempunyai seorang guru dan juga ibu yang menyayanginya dan selalu mendukungnya. Namun itu semua berubah saat Kang Woo Bin selesai ujian sekolah dasar. Gurunya meninggalkan dia selama lamanya tepat sehari setelah ujian sekolah, dan saat itu juga ibunya tidak membela dia lagi saat dia dimarahi ayahnya.

Hee Yun Jo yang merupakan ibu dari Na Min So sekaligus nenek Kang Woo Bin jatuh sakit tepat sehari setelah ujian sekolah dasar. Semua biaya rumah sakit ditanggung oleh Kang Ji Hyun tapi, sebelum itu Kang Ji Hyun membuat perjanjian pahit kepada Na Min So. Kang Ji Hyun meminta istrinya itu untuk tidak ikut campur saat ia memberikan pelajaran kepada Kang Woo Bin. Awalnya Na Min So menolak itu tapi melihat kondisi ibunya akhirnya pun ia menyetujuinya. Na Min So sekarang selalu diam saat suaminya memarahi putranya Kang Woo Bin itu. Kang Ji Hyun pernah bilang kepadanya bahwa ia memberikan pelajaran itu agar Kang Woo Bin bisa menjadi lebih baik lagi, tapi caranya sangat salah. Tapi dia tidak peduli dengan omongan istrinya itu, ia tetap melakukan sesukanya kepada Kang Woo Bin.

Seorang ibu tentu saja tidak bisa hanya diam melihat itu, setiap malam saat suaminya sudah tidur ia selalu menghampiri Kang Woo Bin di kamarnya dan memberikannya kekuatan. Akibat dari itu semua, Kang Woo Bin merasa kehilangan arah dan minatnya akan pelajaran telah hilang. Daegu High School juga menerima akibat atas ke egoisan Kang Ji Hyun. Sekarang ini keadaan Daegu High School sangat kacau. Berita tentang pemalsuan nilai telah tersebar luas dan mencoret nama naik Daegu High School. Saat nilai asli sudah dibagikan pun, semua orang tetap mengkritik sekolah tersebut.

Murid murid memperlihatkan wajah datar mereka saat mereka menerima nilai asli mereka. Entah itu nilai mereka ternyata lebih baik atau sama saja, mereka tetap menampilkan ekspresi datar mereka. Contohnya saja murid yang bernama Takata Mashiho yang sekarang sedang perjalanan pulang kerumah dengan mobilnya, ia memperlihatkan ekspresi wajah datar sambil membaca hasil nilainya. Ditulisan itu tertera bahwa dia mendapatkan peringkat pertama dari kelas 11-1 sampai 11-4 namun hal tersebut hanya membuatnya menghela nafas lelah dan memilih untuk tidur selama perjalanan.

" Tuan muda kita sudah sampai " seseorang yang duduk di kursi pengemudi mencoba membangunkan Mashiho yang terdidur di kursi penumpang.

" Aaa ternyata sudah sampai. Terimakasih pak " balas Mashiho sambil sedikit menunduk sebelum keluar dari mobil.

Setelah keluar dari mobil, dia pun langsung berjalan menuju pintu rumahnya untuk masuk. Saat Mashiho membuka pintu ia melihat ayahya yang sedang menatap layar ponsel dengan kacamatanya.

" Mashiho pulang " ujarnya sambil masuk dan menutup pintu. Ayah Mashiho yang sedang menatap ponsel pun kini mematikan ponselnya dan melihat kearah anaknya.

" Mashiho kemarilah " pinta ayahnya sambil melihat kearah anaknya itu. Mashiho hanya menurut dan duduk di depan ayahnya.

" Bunda kemana? " tanya Mashiho kepada ayahnya sambil menatap sekeliling. Pertanyaan Mashiho tak mendapat respon dari sang ayah, tetapi ada perempuan yang tiba tiba keluar dari dapur. Perempuan itu adalah bundanya Mashiho. Bunda Mashiho datang bergabung dengan mereka sambil membawa nampan yang berisi kopi dan jus jeruk.

" Ini kopi untuk ayah dan ini jus jeruk untuk Mashiho anak bunda " kata Nyonya Takata sambil meletakkan minuman itu dimeja dan sedikit memegang kepala Mashiho dengan lembut.

" Terimakasih sayang " jawab Tuan Takata sambil mencium kening istrinya.

" Ayah dan Bunda sudah baikan? " batin Mashiho saat melihat keduanya. Jika itu benar maka tentu saja Mashiho sangat senang, karena anak mana yang senang melihat orang tuanya bertengkar.

" Mashiho ayah sudah mendengar kabar terbaru tentang daegu high school, yaitu tentang pemalsuan nilai " Ayah Mashiho kini mulai menatap anaknya dengan serius

" Kira kira kapan mereka akan mengeluarkan nilai yang asli? " tanya ayah Mashiho

" Sudah dikeluarkan tadi ayah, karena mereka masih mempunyai file nilai yang asli jadi tinggal di cetak saja " jawab Mashiho sambil memberikan selembar kertas yang berisi nilai dan peringkat Mashiho.

Ketika melihat kertas yang diberikan Mashiho itu, ayah dan bunda Mashiho terlihat tersenyum dengan bangga karena anaknya memperoleh peringkat pertama. Namun kini ayah Mashiho merasa bersalah kepada Mashiho atas semua perbuatannya.

" Mashiho ayah minta maaf " permintaan maaf yang dikeluarkan ayah Mashiho untuk Mashiho itu mendapatkan gelengan dari Mashiho

" Tidak ayah, ini semua bukan salah ayah. Ayah kan tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya jadi ini bukan salah Ayah " jawab Mashiho sambil tersenyum kepada ayahnya.

" Kamu benar benar anak yang baik. Oh ya tunggu sebentar ya " balas ayah Mashiho sambil berjalan menuju ruang kerjanya. Dan saat dia kembali Mashiho melihat tangan kanan ayahnya yang menggenggam ponsel miliknya.

" Ini ponselmu ayah kembalikan, dan kamu boleh berteman dengan anak anak treasure lagi. Karena ayah tau bahwa kamu sebenarnya tidak salah memilih teman. Saat kamu dan teman temanmu akan ujian kalian pasti akan belajar bersama hingga larut malam. Ayah ingat itu. Ayah benar benar minta maaf Mashiho untuk semua perbuatan ayah padamu. Maaf telah menamparmu dan menyuruhmu menjauhi teman temanmu " ujar ayah Mashiho sambil memeluk Mashiho

" A-ayah serius? " tanya Mashiho meyakinkan apa yang baru saja ia dengar. Pertanyaan dari Mashiho mendapatkan anggukan dari ayahnya. Mashiho pun langsung membalas pelukan san ayah dengan sangat erat.

" Terimakasih ayah hiks " balas Mashiho sambil sedikit menangis dan mengeratkan pelukannya pada ayahnya. Ayah Mashiho yang melihat istrinya hanya diam saja, ia pun memberikan kode agar istrinya juga ikut berpelukan bersama mereka.

" Maaf juga telah menamparmu kemarin " permintaan maaf dari Tuan Takata kembali diucapkan untuk istrinya yang kini sudah ikut berpelukan. Permintaan maaf dari ayah Mashiho mendapatkan anggukan dari istrinya.

SCHOOL LIFE [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang