10: It's Your Fault

3.8K 463 20
                                    

"Jadi kau lebih membela perempuan itu daripada aku!?" Jennie berteriak tepat di depan wajah Taehyung. Dadanya naik turun dengan amarah yang membuncah di dalam hatinya.

Taehyung menghela napas. Ia masih sabar menghadapi Jennie yang terus saja marah.

"Apa kau sudah tidak mencintaku lagi!?" Taehyung memijat pangkal hidungnya merasa pusing dengan ocehan Jennie.

"Bukan seperti itu Jennie......." Taehyung memegang kedua pundak Jennie hendak memberikan pengertian. Namun Jennie menepis tangan Taehyung.

"Tapi seperti apa!?"

Taehyung menarik napasnya dalam-dalam. Bukankah setiap manusia memiliki batas kesabaran? Hingga akhirnya Taehyung ikut tersulut emosi. Baik Jennie maupun Taehyung sama-sama tidak mau mengalah. Keduanya memang memiliki sifat keras kepala.

"Kau seharusnya bisa tahu diri Kim Jennie! Alasan mengapa kau tidak boleh menghadiri pesta itu. Ini acara keluarga besarku. Dengan seperti itu, eomma semakin tidak menyukai mu." Ucap Taehyung dengan mata tajamnya.

"Sekarang aku bertanya kepadamu, Apa alasanmu datang ke acara itu semalam?" Lanjutnya.

Jennie hanya diam, benar apa kata Taehyung. Dia tidak memiliki alasan lain selain mencari perhatian Taehyung. Namun bukannya senang, Taehyung justru marah dengan Jennie.

"Aku sudah meluangkan waktu satu minggu bersama mu, menuruti semua keinginan mu, tapi bisakah kau menuruti keinginanku juga? Aku juga merasa kasihan pada adikmu yang menjadi korban keegoisanmu. Apa kau berpikir jika sang pemilik acara pun kecewa denganmu karena sahabatnya pergi ditengah acara. Apa kau memikirkan hal itu, Jennie?" Taehyung tersenyum remeh sedangkan Jennie masih menunduk.

"Dan sekarang kau boleh keluar dari apartmenku." Perintah Taehyung.

"Tae oppa tolong, biarkan aku menginap disini. Aku tidak mau pulang, kau tahu sejak kejadian malam itu hubunganku dengan keluargaku sedang tidak baik."

"Itu salah mu sendiri, Sebaiknya kau selesaikan masalahmu dengan keluargamu sendiri, Jennie!"

Dengan berat hati Jennie melangkahkan kakinya meninggalkan apartmen Taehyung. Sepanjang koridor, ia mengusap kasar air matanya, "Ini semua salah mu, Kim Jisoo!!!!!! Aku sangat membencimu!! Awas saja kau!"

***

Usai kejadian pesta ulang tahun Junkyu, Taehyung dan Jisoo semakin canggung saat dirumah. Taehyung selalu memalingkan wajahnya saat berhadapan dengan Jisoo.

Taehyung yang baru saja menginjakkan kakinya ke lantai dapur, dikejutkan oleh kehadiran seorang Jeon Jungkook yang duduk di meja makan bersama Jisoo.

"Morning hyung." Jungkook menyapa Taehyung dengan memerkan gigi kelincinya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku ingin sarapan disini hyung." Tanpa rasa malu sedikitpun, Jungkook mengambil japchae ke mangkuk nya dan langsung memakannya.

"Yak bodoh! Aku belum memakannya, kenapa kau yang memakannya pertama?" Taehyung yang awalnya ingin mengambil air di kulkas, langsung menggeser kursi dengan kasar sedangkan Jisoo terkekeh.

"Aku kira kau tidak mau makan masakan Jisoo noona." Sindir Jungkook.

"Siapa bilang?"

"Sudahlah, mari kita makan bersama-sama." Jisoo menengahi.

"Noona, boleh aku minta japchae-nya lagi?" Jungkook menodongkan mangkoknya yang sudah habis. Jisoo yang mengerti, memberikan makanan ke mangkok Jungkook.

"Siapa yang suaminya disini?" Taehyung sangat geram dengan kelakuan Jungkook.

"Hah? Apa kau benar-benar suaminya hyung?" Jungkook berucap tanpa melihat kearah Taehyung.

"Jungkook sudahlah, kau makan saja." Ucap Jisoo menengahi pertengkaran mereka dan mengambilkan menu sarapan untuk Taehyung.

Mangkuk yang berisi japchae buatan Jisoo sudah berada di hadapan Taehyung, dan Taehyung melihatnya dengan seksama, "sudahlah hyung makan saja, tidak usah gengsi. Jika tidak mau biar aku saja yang memakannya."

Taehyung benar-benar sudah kesal dengan ucapan yang merujuk sindirian yang dilontarkan Jungkook kepadanya. Dengan dramatis, Taehyung mulai memasukan makanan dan mengunyahnya secara perlahan. Benar-benar enak.

"Nah hyung, benarkan apa kataku masakan Jisoo noona sangatlah enak bahkan kau tidak berkata-kata saat satu suapan berhasil kau telan."

Jisoo merasa malu karena masakannya dipuji oleh Jungkook, "Syukurlah Kook jika kau menyukainya."

"Iya noona, aku sangat menyukainya. Jisoo noona pantas mendapat bintang 5 dari Michelin." Jungkoo mengacungkan kedua jempolnya.

"Tidak usah berlebihan kau." Tanpa menjawab ucapan Taehyung, Jungkook justru menunjukkan senyum jahilnya.

"Jika kau suka, kau boleh ikut makan bersama kami Kook setiap hari." Tawar Jisoo.

"Apa boleh?"

"Rumah ini selalu terbuka untukmu Kuki."

"Ck... Kuki." Cibir Taehyung

"Kenapa? Kau cemburu?" Lagi dan lagi, Jungkook memasang senyum jahil ke Taehyung karena Jisoo memberikannya Julukan baru dan memperbolehkan makanan bersama dirumahnya.

Jisoo dan Jungkook asyik mengobrol santai di teras sembari menunggu Taehyung tengah bersiap-siap. Dari kamarnya, dapat Taehyung dengar suara canda tawa. Jisoo selalu membicarakan hal-hal random yang membuat Jungkook tak berhenti tertawa. Taehyung menyunggingkan senyumannya. Entah mengapa pagi ini, ia merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Kedatangan Jungkook dirumahnya membuatnya sangat tidak nyaman terlebih ia selalu memuji dan menggoda Jisoo. Bahkan mulut Jungkook ingin sekali ia sumpal.

Wedding AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang