Last Chapter :
"Stop," Suzy akhirnya mengeluarkan suaranya sedikit kuat. "Tidak akan ada Nari atau Hyun Jae! Hanya akan ada Jinyoung atau Casper, atau mungkin Jackson atau Hunnie... dan dia akan memiliki rambut hitam dan iris kecokelatan. Dia akan menjadi anak yang manis dan dipenuhi cinta."
Sehun tidak memberikan komentar, tapi dia tetap mengelus perut isterinya, dengan tangan besarnya yang kuat. Setelah beberapa saat, elusan itu perlahan berhenti dan tangan nya terasa bertumpu di perut itu, tubuh Sehun pun perlahan seperti menopang di tubuh Suzy. Sebuah dengkuran halus mengkonfirmsi jika Sehun telah tertidur, dan Suzy menghembuskan nafas lega sebelum dia akhirnya menyusul Sehun untuk tertidur.
This Chapter :
Cahaya ke kuning ke oranye an khas senja memasuki ruangan itu, mengakibatkan Suzy terbangun dan membuat nya menyadari kalau hari sudah memasuki senja, itu berarti dia sudah tertidur selama hampir 5 jam. Suzy mendesah dengan malas, merasa sangat hangat dan nyaman saat kepalanya bersandar di dada Sehun yang keras namun empuk, lehernya menindih lengan Sehun, yang melingkar di bahu nya; sedangkan tangan besarnya berada di bawah payudara kanan nya. Sedangkan tangan Suzy satunya tertindis oleh pipi nya sedangkan yang satunya berada di...
Menyadari dimana tangan nya yang satu berada, Suzy langsung merasa kaget. Bisa di tebak dimana tangan nya yang satu berada?
Tangan nya berada di tonjoloan tegas yang berada di selangkangan suaminya, tonjolan yang dengan cepat membengkak dan mengeras di telapak tangan nya.
"Jangan panik..." Suara Sehun setengah mengantuk dan berat menggemuruh, detak jantung yang berdegum cepat bisa Suzy dengarkan karena posisi mereka yang begitu dekat. "Jangan... ini bukan apa - apa."
"Ini tidak terasa seperti ada apa - apa bagiku," suara Suzy serak karena baru bangun dan Suzy kagum saat dirinya seharusnya mengikuti insting nya untuk menarik tangan nya dari ereksi Sehun, dia malah dengan perlahan dan sedikit ragu ragu melingkarkan tangan nya ke batang daging yang sedang menebal itu.
"Ya Tuhan, sayang..." Sehun tercekat dengan suara panik. "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Tidak ada," Suzy bergumam, tangan kecil nya tetap membelai dan membelainya hanya saja kali ini tidak sepolos yang sebelumnya.
"Suzy," suara Sehun terdengar tegang. "Sayang, Kumohon... jika kau meneruskan ini aku tidak yakin... aku tidak berpikir..."
"Jangan berpikir..." Suzy berkata, mengangkat kepala nya dari dada Sehun dan menatap mata cokelat Sehun yang seakan memohon. "Itu ide yang bagus."
"Apa yang sedang merasukimu?" tanya Sehun.
Suzy juga tidak tau jawaban apa yang harus diberikan nya, hanya saja dia merindukan suami nya itu untuk berada di tempat tidur nya, di dalam dekapan nya... dan juga rindu saat suaminya itu berada di dalam dirinya untuk beberapa saat ini,secara logis, dia mengetahui jika hormon nya mengambil pengaruh yang paling besar, dia juga tau salah satu faktor yang lain adalah keinginan dan cinta nya yang tidak pernah mati pada Sehun.
"Suzy, aku tidak berpikir ini yang dimaksudkan dokter saat dia merekomendasi mu untuk bed rest dan... kau tidak menginginkan ini..." gumam Sehun, dia mencoba meraih tangan Suzy untuk menjauh dari penis nya yang sedang ereksi maksimal.
"Aku menginginkan ini," protes Suzy, mencoba untuk melepaskan tangan nya dari genggaman kuat Sehun.
"Tidak...kau...aku tidak kau...hormon mu sedang tidak terkontrol karena kehamilan, karena itu kau bertindak seperti ini," suara Sehun melemah saat salah satu paha Suzy bergerak ke tempat tangan nya sebelumnya berada, Sehun mengerang tak berdaya saat Suzy sedikit menekan paha nya dan Sehun mengendurkan pegangan tangan nya pada Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
See but Unseen
RomansaSehun & Suzy, dua orang yang berusaha bertahan hidup di dunia ini