Bab 4

604 70 29
                                    

Suasana keesokan harinya saat sarapan masih penuh dengan ketegangan. Para pelayan menyiapkan sarapan dengan tenang, sarapan mereka di hari minggu pagi itu diadakan di teras di samping kolam renang mereka.

Setelah selesai menyiapkan sarapan para pelayan langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Sehun tidak suka di ganggu di hari minggu pagi, jadi dia lekas menyuruh para pekerja untuk tidak berada dekat dengan nya, dan seperti biasanya dia selalu memaksa Suzy untuk sarapan bersama hanya demi pencitraan, tapi selama acara makan itu dia memilih untuk mengabaikan Suzy agar hari minggu pagi yang indah itu tidak kacau . Pagi itu, meskipun Sehun membawa penghalang nya yang biasa yaitu Koran, sesuatu yang bisa membatasi dia dengan seluruh dunia yang biasa diartikan dengan"Suzy", tapi Suzy tetap bisa merasakan amarah Sehun. Akhirnya setelah setengah jam yang menegangkan, Sehun mengepalkan Koran itu diantara kepalan tangan nya dan membuang nya kesamping sebelum akhirnya memberikan tatapan mengerikan kepada Suzy yang berada di seberang meja kaca.

"Aku ingin tau kemana kau pergi kemarin, Suzy," tuntut nya garang.

"Buat apa kau perduli ? Suzy balik bertanya tanpa semangat. "Biasanya kau bahkan menghilang tanpa penjelasan lebih sering daripada aku."

"Kita tidak membicarakan tentang diriku sekarang," Sehun menuduh.

"Tidak, tapi kurasa ini saat nya kita berbicara mengenai dirimu, tentang kelakuan mu yang keterlaluan, tentang wanita lain dan terang - terangan mengabaikan kenyataan kalau kau sudah menikah!"

"Aku tidak merasa seperti sudah menikah!" Sehun terdengar membela dirinya.

"Tidak Menikah ?" Suzy menjawab. "Mungkin aku juga merasa tidak menikah! Mungkin aku siap untuk bersikap keterlaluan. Mungkin aku siap untuk pria lain dan urusan pernikahan ekstra lainnya!"

"Sebaiknya ini bukan salah satu caramu mengatakan kalau semalam kau bersama sorang pria, Suzy," Sehun memperingati dengan nada tidak menyenangkan, suaranya terdengar tenang tapi ada nada menusuk tersulut. Suzy dengan sengaja mengabaikan peringatan yang diberikan Sehun dari nada bicara Sehun dan terus memprovokasi Sehun.

"Bagaimana jika memang itu yang ingin ku katakan padamu ? Suzy dengan berani menantang. "Apa yang akan kau lakukan memangnya ? Membuat hidupku seperti di neraka ? Sungguh sebuah kejutan.... Hidupku sudah seperti di neraka! Kau membuatnya terasa mengerikan.

"Siapa namanya ?" Sehun kekeh bertanya dengan suara yang tenang, tapi suara tenang itu membuat bulu bulu kuduk Suzy berdiri. Suzy menyadari kalau dia sudah keterlaluan tapi dia menyadari meskipun dia mundur sekarang, itu tidak akan menyurutkan amarah Sehun. "Suzy, siapa dia brengsek ?"

Meskipun Suzy menyadari jika Sehun tidak akan pernah memukulinya, dia tetap saja merasakan ketakutan. Dia tau kalau Sehun bisa mengendalikan emosi dengan baik tapi sepertinya saat ini keesabaran nya hampir habis.

"Aku tidak berkata yang sesungguhnya," Suzy tergagap, melupakan semua kepura puraan dan keberanian nya yang tadi ada karena aura intimidasi Sehun.

"Aku tidak percaya padamu," Sehun menggeram marah.

"Aku tidak pergi dengan siapa pun ,aku hanya membutuhkan istirahat !"

"Istirahat.." Sehun mengulangi nya dengan nada datar.

"Ya beristirahat! Aku membutuhkan waktu sendiri menjauh dari mu dan kehidupan ini... Aku tidak lagi menginginkan pernikahan ini. Aku ingin bebas... Aku ingin terbebas darimu! Kumohon... Aku hanya ingin perceraian Sehun, Kumohon."

"Kau akan mendapatkan perceraian saat aku sudah mendapatkan seorang putera," Sehun mengingatkan.

"Kau sungguh sakit jiwa," Suzy protes. "Untuk apa kau menginginkan seorang anak dari wanita yang kau benci." Sehun terdiam tidak merespon, dia memberikan tatapan yang tidak dapat dijelaskan kepada Suzy yang sedang marah.

See but UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang