Lima dari lima!! Happy reading!! Hope you enjoy!!
"Hoseok Hyung? " Jungkook menyipitkan matanya saat melihat sosok familiar yang sedang berjalan dengan tubuh yang menunduk dan tidak seimbang.
Jungkook berjalan mendekat, menghampiri Hoseok yang ia duga sedang mabuk. "Hyung, Gwenchana? " Jungkook membantu Hoseok berdiri tegap, tapi malah ditepis kasar oleh pemuda itu.
"Kau! Jangan menyentuhku! " Jungkook menatap Hoseok dengan wajah berkerut, Hoseok sedang menunjuk wajahnya.
"Aishhh, betapa sialnya aku bertemu denganmu. " Ujar Hoseok pelan, pemuda itu berbalik dan melanjutkan jalannya masih dengan langkah sempoyongan.
Jungkook terdiam sesaat setelah mendengar Ucapan Hoseok, ia menggelengkan kepalanya pelan, meyakinkan dirinya jika ini sudah biasa, ia akan baik-baik saja. Ia berjalan menghampiri Hoseok dan membantu kakaknya itu berjalan.
BUAKKKK......
Satu tinjuan kencang mengenai tepat pada wajahnya, Hoseok pelakunya. Jungkook meringis pelan, ia memegang wajahnya yang terasa ngilu karena pukulan Hoseok. "Sudah kubilang jangan menyentuhku, brengsek. Hahahahah.... Haha, Yoongi Hyung bahkan berada di pihakmu sekarang. " Hoseok tertawa datar, ia menatap remeh Jungkook, sedangkan Jungkook masih diam ditempatnya, memerhatikan Hoseok dengan lekat.
Bahkan, diasaat Hoseok sedang mabuk, rasa tidak sukanya pada Jungkook tetap ada, dan rasanya semakin besar.
"Kau! Seharunya kau yang terlahir dengan keadaan buruk! Seharunya kau yang menanggung semuanya! Bukan Taehyung-ie. " Hoseok mulai berbicara tidak jelas, ia terus menunjuk Jungkook dengan jari telunjuknya yang panjang.
"Seharusnya kau tidak terlahir." Jungkook menghela nafasnya pelan, kemudian mendekati Hoseok, membantu kakaknya itu berjalan menuju rumah yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang.
Kali ini Hoseok hanya mengikuti Jungkook, tapi tidak berhenti berbicara hal-hal yang mungkin menyakiti Jungkook. " Kau hanya menyusahkan. "
"Kau itu bodoh, jadi Mama tidak pernah menyukimu. "
" Kau tidak berguna. "
"Seharusnya kau yang kesakitan, bukan Taehyung-ie. "
Hal- hal seperti itu yang sekiranya Hoseok ucapkan selama perjalanan mereka, Jungkook hanya menghela nafas beberpa kali saat ucapan Hoseok mampu menusuk hatinya.
Jungkook membuka pintu dengan susah payah, kemudian membawa Hoseok menuju kamarnya. Huhhh, pekerjaaanya selesai, ia menutup pintu kamar Hoseok setelah melepaskan sepatu dan memakaikan kakaknya selimut, kemudian memasuki kamarnya sendiri.
Hari nya kembali berakhir, seperti biasa, jika hal baik terjadi, hal buruk pasti mengikuti. Tidak ada yang benar-benar sempurna Didunia ini, Jungkook percaya itu.
Tok... Tok... Tok.....
Jungkook menoleh kearah pintu kamarnya, suara ketukan pintu terdengar dari luar, ia mendekati pintu dan membukanya, sosok Taehyung dnegan piama terlihat disana.
"Ada apa? " Tanya Jungkook.
Taehyung tersenyum, kemudian memberikan sebuah kotak yang sebelumnya ada ditangannya. "Untukmu, selamat karena telah memenangkan turnamen kali ini lagi." Ucapnya pelan, lebih seperti bisikan.
Jungkook mengerti kenapa Taehyung berbicara sepelan ini, karena jika ia ketahuan belum tidur dijam seperti ini Nyonya Jeon akan marah.
"Tidak perlu, aku tidak memerlukan apapun. " Jungkook menolak kotak itu.
"Tidak, ini hanya diciptakan untukmu. Aku bahkan harus memesannya terlebih dahulu, dan ini baru saja sampai hari ini. Maaf karena terlambat. Selamat malam! " Taehyung meletakkan kotak itu dilantai kemudian berlari kedalam kamarnya dengan cepat, Jungkook menghela nafasnya, Taehyung sangat kekanakan menurutnya.
Jungkook mengambil kotak itu, kemudian menutup pintu kamarnya.
"Parfum? " Gumamnya pelan, kotak yang diberikan Taehyung berisi farfum, Jungkook membuka farfum itu dan mengendus baunya.
Ia menyukainya.
°°°°°°°°°°
"Mama, kemana Papa? " Mata bulat besarnya menatap kearah ibunya yang sedang sibuk memasak.
Sedari tadi Jungkook kecil terus saja mengikuti Nyonya Jeon, bertanya mengenai Tuan Jeon yang tidak kunjung pulang selama beberapa hari.
"Mama, dimana Papa? Kenapa tidak pulang? " Pertanyaan itu terus Jungkook ulang, berharap ibunya menjawabnya.
"Mam- "
"Berhenti mengikutiku! Kau hanya menyusahkan ku! Papa mu yang brengsek itu tidak akan pernah pulang lagi, jika kau ingin bertemu dengan nya lebih baik kau pergi dari rumah ini! " Anak berusia delapan tahun itu terdiam, terkejut dengan bentakan Ibunya, matanya yang bulat kini berkaca, siap mengalirkan air mata.
"Mianhae, Jungkook-ie nakal. " Jungkook menunduk dalam, meremas kedua telapak tangannya keras.
Nyonya Jeon hanya mendengus kasar dan melengos pergi meninggalkan Jungkook yang masih menunduk menahan tangisnya.
°°°°°°°°
PLAKK......
"Kau bertemu dengannya, kan?! " Hoseok menatap tajam Jungkook yang berdiri didepannya, Jungkook yang ditampar secara tiba-tiba tentu saja merasa terkejut.
Ia baru saja pulang dari pekerjaan paruh waktunya dan tamparan kencang menyambutnya dengan meriah.
Jungkook menggeleng kencang, saat menyadari arah pembicaraan Hoseok. "Aku tidak menemuinya." Bantahnya, ia memang tidak pernah menemuinya.
"Kau bertemu Papa!! Aku melihatnya!" Hoseok semakin memojokkan Jungkook.
"Hoseok-ah, berhenti! " Yoongi berseru tegas, meminta Hoseok untuk berhenti.
"Biarkan aku Hyung! Agar anak ini mengerti! "
"Kau tahu jika Mama merasa kecewa karena Papa, tapi kenapa kau terus menemuinya!? " Bentak Hoseok, wajahnya memerah karena amarah, matanya kini seakan terbakar karena amarah.
"Aku tidak pernah menemuinya! Aku tidak pernah tahu dimana dia! Kau tahu itu! " Seru Jungkook, ia memang benar-benar tidak pernah menemui ayahnya, dan tidak lagi ingin mengetahui dimana ayahnya.
" Aku juga benci saat Mama menangis karena Papa, bukan cuma kalian yang benci, aku juga. Rasa benciku bahkan lebih besar dari pada rasa benci kalian. " Lirih Jungkook pelan, suaranya memberat dan sedikit tercekat, membuat Hoseok terdiam sesaat saat mendengar suaranya.
"Kau tahu jika aku membencinya, aku tidak lagi ingin mengetahui dimana dia. Jadi kumohon, jangan membahasnya denganku. " Jungkook berbalik meninggalkan Hoseok, ia berjalan memasuki kamarnya dengan kepala menunduk.
"Taehyung yang menemui Papa, bukan Jungkook. " Ujar Yoongi, ia kemudian pergi meninggalkan Hoseok yang terdiam seakan tidak percaya karena pernyataannya.
SEGINI DULU UNTUK HARI INI!!! JANGAN LUPA TEKAN BINTANG!! KOMEN JUGA! LOVE U! SEE U TOMORROW!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais-vu : Solitude [JJK]
Fanfiction[END] Jungkook hanya berusaha agar benteng dan pilar-pilar pertahanan yang ia buat selama ini tetap utuh dan kuat. Hingga pilar-pilar pertahanannya mulai runtuh, saat benteng yang berusaha ia buat kokoh agar tetap bertahan akhirnya roboh. Jungkook...