"Ternyata benar, kalian bersama karena keterpaksaan, kau menghancurkan sebuah keluarga bahagia. Kau mencuri seorang ayah dari seorang anak, kau membuat wanita lain menderita karena mu. Apa kau selalu seegois dan sejahat ini?" Yoongi menatap ibunya tidak percaya, hahahaha apa ini? Ibunya menceritakan semuanya dengan raut datar, terlihat dengan jelas jika ibunya itu sama sekali tidak merasa bersalah setelah menghancurkan sebuah keluarga.
"Kau salah! Wanita itu yang merenggut ayahmu dariku! Sejak awal harusnya aku yang menjadi Istrinya, bukan wanita itu. Sampai akhirnya aku yang harus bertindak, jika aku mengandung anaknya, dia akan menjadi milikku." Yoongi menggeleng pelan, selama ini, awal dari kehancuran ini adalah sebuah obsesi, yang berkembang menjadi bencana.
"Mama! Sadarlah! Bahkan setelah semua yang terjadi kau masih mengatakan jika kau tidak salah!?" Yoongi mengacak rambutnya frustasi, sisi lain ibunya benar-benar gila. "Apa kau sadar?! Kau! Membuatku menjadi seorang anak haram yang menjijikkan!" Yoongi menunjuk dirinya, sungguh, ia benar-benar membenci dirinya saat ini.
"Jaga mulutmu Jeon Yoongi!" Seru Nyonya Jeon marah.
"Ini memang kenyataannya, kau tahu Mama? Taehyung yang berbeda mungkin adalah hukuman yang diberikan Tuhan pada kita! Tidakkah kau sadar kenapa kesehatan Taehyung selama ini tidak pernah membaik?" Hahaha, Yoongi kini sadar, kenapa selama ini Taehyung selalu memiliki kesehatan yang buruk, karena ini adalah sebuah Hukuman."
"Bahkan, setelah kepergian Papa kau masih seperti ini? Dimana hatimu?" Pria itu memijat tengkuknya, nyatanya kenyataan memang sangatlah buruk. "Kenapa kau tidak membiarkan Papa membawa Jungkook jika akhirnya dia harus menderita bersama kita?" Lirih Yoongi, suaranya terdengar serak, mengingat adiknya yang menderita selama ini karena mereka. "Ingin membuat Papa enyesal karena meninggalkan mu dengan membuat Jungkook seperti ini?" Tanyanya pelan.
"Jadi semuanya karena anak itu?"
"Mama! Aku tahu semuanya! Kau yang ingin melenyapkan Jungkook dari dunia ini, kau yang menghalangi Papa untuk bertemu dengan kami, kau yang menyalahkan Jungkook atas kepergian Papa! " Bentak Yoongi, pria itu telah kehilangan kesadaran dan kesabaran nya, ia pikir selama ini Ayah mereka yang tidak ingin bertemu, tapi ternyata Sang Ibu yang menjadi penghalang. "Kau bahkan mengarang cerita bodoh yang membuat kami membenci Papa." Lanjutnya pelan, Yoongi rasanya ingin menangis, bertahun-tahun ia tertipu oleh cerita ibunya, tentang Ayahnya yang meninggalkan mereka karena memiliki perempuan lain, Ayahnya yang tidak ingin bertemu dengan mereka, Ayahnya yang selama ini sama sekali tidak menyayangi mereka, ia tidak pernah menyangka, jika semua itu hanyalah omong kosong dan kebohongan.
"Sejak awal kita yang salah, sejak awal keberadaan ku dan keberadaan mu hanyalah penghalang untuk Papa. " Lirihnya pelan, ia berusaha mengontrol emosinya saat tersadar jika ia baru saja meneriaki ibunya.
°
°
°"Hyung! Apa yang kau lakukan? Apa yang terjadi?! Kenapa kau mengemasi barang-barang ku?!" Jungkook memekik marah saat mendapati kamarnya telah kosong tanpa barang dan Yoongi yang tengah mengemas beberapa kardus besar disana. Ahhhh, ayolah. Ini sangat aneh, beberapa hari sejak ia pulang dari rumah sakit, rumah nya terasa sangat berbeda, ibunya yang selalu menatapnya tajam, Yoongi yang hanya pulang kerumah untuk tidur, dan Yoongi yang sama sekali tidak menjenguk Taehyung ataupun berbicara dengan Nyonya Jeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais-vu : Solitude [JJK]
Fanfiction[END] Jungkook hanya berusaha agar benteng dan pilar-pilar pertahanan yang ia buat selama ini tetap utuh dan kuat. Hingga pilar-pilar pertahanannya mulai runtuh, saat benteng yang berusaha ia buat kokoh agar tetap bertahan akhirnya roboh. Jungkook...