Bagian tigapuluh enam

561 76 0
                                    

Taehyung mengendap pelan di gang kumuh dan sepi itu, mata pemuda itu mengedar waspada, meneliti tempat itu sebelum melanjutkan langkahnya. Ia tidak sengaja mendengar dari murid lain tentang gang ini, gang kumuh yang terkenal karena katanya sering dijadikan preman-preman menyeramkan untuk mencari mangsa.

'Jungkook-ah, tolong aku. Aku tersesat di gang sepi yang tidak jauh dari sekolah'

Taehyung menatap layar ponselnya yang menunjukkan pesan darinya untuk Jungkook. Berharap Jungkook datang kesini, menyelamatkan nya, dan kembali seperti dulu. Jungkook berubah, tidak hanya kepribadian, tapi adiknya itu juga berubah menjadi tidak peduli dengan sekitarnya, tidak pernah peduli tentangnya atau yang lain, seperti hidup sebatang kara dan tidak mengenal siapapun.

Tapi Taehyung yakin, Jungkook tetaplah Jungkook, adiknya tetaplah adiknya, mengetahui jika salah satu kakaknya berada dalam bahaya tidak mungkin membuat anak itu acuh.

Taehyung sebenarnya takut, ia sama sekali tidak mengetahui gerakan bela diri, dan tolong ingat, ia lemah. "Ayolah Jeon Taehyung, Jungkook-ie sudah banyak melakukan sesuatu untukmu, kali ini giliran mu." Gumamnya pelan, ia keluar dari tempat persembunyiannya, dan berjalan dengan penuh tekad mengelilingi gang itu.

"Hey bocah!" Taehyung mengerjab pelan saat sebuah suara berat mengintrupsinya, dengan ragu pemuda itu berbalik kebelakang nya. Benar saja, seorang pria dengan penampilan acak-acakan berdiri beberapa meter darinya.

Taehyung membungkuk sopan, "A-anyeonghaseo." Sapanya ragu. "A-aku tersesat saat berjalan pulang, apakah kau tahu jalan keluarnya?" Tanya pemuda itu gugup, ia meremas kencang tali ranselnya.

"Hahaha, dasar bocah bodoh." Pria itu berjalan mendekat, membuat Taehyung panik hebat, ohh ayolah, sudah ia bilang ia tidak tahu bela diri, dan dia pemuda manja yang lemah.

"A- Ahjussi, kau mau apa?" Taehyung memundurkan langkahnya perlahan, saat pria itu menyeringai lebar kearahnya.

PRANGGGG.......

Sebuah botol kaca pecah dengan sukses tepat ditengkuk pria itu. "Hyung, lari!" Jungkook menarik tangan Taehyung erat menjauh dari pria yang sedang kesakitan itu.

Taehyung tersenyum lebar ditengah langkah lebarnya yang berusaha menyamai Jungkook, ia tidak pernah salah, Jungkook pasti akan datang membantunya. "Gomawo Jungkook-ah, aku tahu ini pasti akan berhasil." Ujarnya sumringah.

"Ohh, Shit." Umpat Jungkook pelan saat beberapa pria berdiri tidak jauh dari mereka dengan ekspresi tidak santai, ia mendesah pelan, pria yang baru saja ia pukul dengan botol kaca rupanya tidak sendirian.

Jungkook bersiap dengan posisinya, menempatkan Taehyung tepat dibelakangnya, sedang berharap agar komplotan preman itu tidak bertambah banyak. "Kau tahu jika aku atlet Taekwondo?" Tanyanya, preman-preman itu menyeringai lebar, terlihat sama sekali tidak takut oleh pertanyaan Jungkook yang jelas-jelas memberitahukan jika dirinya seorang atlet Taekwondo. "Maafkan aku." Ujarnya sedetik sebelum tendangan kakinya mengenai salah satu dari preman itu.

Taehyung yang berada dibelakang Jungkook menahan nafasnya saat sebuah pukulan hampir mengenai wajah Jungkook, tidak, ini salah, seharusnya ia tidak melakukan hal ini. Untuk saat seperti ini ia bahkan sama sekali tidak bisa melakukan apapun. "Hyung, lari saat mereka sibuk denganku." Ucap Jungkook pelan.

Taehyung menggeleng kencang, bagaimana ia bisa meninggalkan adiknya ditengah kekacauan mematikan yang ia buat? "Setidaknya pergi dan cari bantuan." Jungkook memekik pelan, disela-sela perkelahiannya.

Taehyung mengangguk, kemudian berlari sekencang-kencangnya seperti yang dikatakan Jungkook. "Sial." Gumamnya pelan dnegan nafas tidak teraturnya, ia benar-benar tersesat! Ia sama sekali tidak mengingat tentang jalan yang sebelumnya ia lalui, gang itu memiliki terlalu banyak belokan. "Benar, ponsel." Taehyung mengeluarkan ponselnya dengan tangan bergetar, ia harus menghubungi seseorang.

Taehyung terdiam sejenak, menatap kontaknya. Ia tidak bisa menghubungi Yoongi saat ini, pria itu berada di Daegu untuk beberapa pekerjaan, Hoseok sedang berada di ujian nya, "ARGHHH....." Teriaknya frustasi. "Namjoon Hyung...." Gumamnya pelan, Namjoon berada tidak jauh dari mereka, ia ingat tempat kerjanya berada tidak jauh dari sekolah.

Taehyung menggigiti jarinya gugup saat suara khas menunggu panggilan terdengar ditelinganya. "Namjoon Hyung, tolong. Bawa polisi atau siapapun yang bisa menghentikan perkelahian. Kami diserang oleh preman digang sepi dekat sekolah, kumohon secepatnya. Jungkook sedang berkelahi melawan mereka." Sosornya cepat, tanpa menghiraukan sapaan dari Namjoon yang terdengar begitu telepon tersambung.

"Apa maksudmu?" Tanya Namjoon ikut panik.

"Kumohon bawa saja polisi kesini." Mohon Taehyung, ia mematikan sambungan itu dan meneliti sekitarnya, mencari benda keras yang ia yakini bisa membuat seseorang terluka. Pemuda itu menggapai sebuah balok sedang yang ada dipinggir jalan, "Apa ini bisa digunakan?" Tanyanya pada diri sendiri.

Taehyung menarik nafasnya sekali, kemudian berbalik kembali ketempat Jungkook berada, jika Jungkook bisa berani untuknya, kenap dia tidak? Disini dia yang harusnya melindungi Jungkook.

BUKKKKK.....

Satu pukulan berhasil menumbangkan seorang pria itu, otomatis mengurangi jumlah orang yang harus Jungkook lawan. "Dia berdarah." Lirihnya pelan, Taehyung menggeleng kencang, untuk saat ini dia harus kejam pada orang yang menyakiti mereka. Ia bisa mengatakan pada polisi jika yang ia lakukan adalah tindakan pembelaan diri.

"YAA! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?N SUDAJ KUBILANG PERGI, BODOH!" Pekik Jungkook marah, Taehyung menarik nafasnya dan membuangnya, ia lupa satu hal tentang perubahan Jungkook, anak itu menjadi tempramen dan kasar, ia mungkin harus mendisiplinkan adiknya setelah selamat dari sini.

"Apa lagi? Membantumu, bodoh." Jawabnya santai, ia mengangkat kembali baloknya dan melayangkannya pada salah satu preman itu.

Shhhh.....

Baru saja pemuda itu bangga pada dirinya karena telah menjatuhkan satu preman, lengannya kini penuh darah segar yang mengalir dari sayatan kecil yang ada disana. "SHIT." Jungkook mengumpat, ia mendekati Taehyung setelah menendang kencang salah satu preman itu.

"Hahaha, dasar bocah bodoh. Seharusnya kau pergi, dan dia yang akan terluka." Preman - preman itu tertawa sinis, berjalan dengan sombong mendekati Jungkook dan Taehyung.

Belum sampai preman itu menyentu mereka suara sirine polisi membuat mereka berhenti, Taehyung menghela nafas lega, bersyukur Namjoon datang diwaktu yang tepat. "Kau pikir aku bodoh dengan hanya membawa sebuah balok dan berharap bisa mengalahkan kalian? Aku lemah, tapi cerdas Tuan-Tuan." Sinis Taehyung dengan senyum miringnya.

" Sinis Taehyung dengan senyum miringnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See u!!! Lagi malas nge bacot aja sih. Paling diNext chapter •_•

Jamais-vu : Solitude [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang