Bagian duapuluh sembilan

577 89 1
                                    

"Hyung, aku akan pulang terlambat beberapa hari kedepan." Jungkook menaruh sendoknya dimeja makan, memulai pembicaraan ditengah makan malam mereka.

Yahhh, ia rasa makan malam bersama disebuah meja makan tidak begitu buruk, terkadang mereka memakan masakan Yoongi, atau buatan restoran. "Wae?" Tanya Yoongi, ia mengalihkan seluruh perhatiannya pada Jungkook, ikut menaruh sendoknya dimeja makan.

"Yahhh, turnamennya Minggu depan, butuh lebih banyak latihan." Yoongi menganggukkan kepalanya mengerti.

"Baiklah, jangan sampai terluka. Melihatmu dibanting diturnamen yang lalu membuatku khawatir." Jungkook mengerutkan dahinya bingung, Yoongi melihatnya dibanting diturnamen?

"Dari mana kau tahu?"

"Tentu saja aku menonton mu." Yoongi mengedikkan bahunya santai, kemudian berdiri membawa peralatan makannya kewestafel.

Jungkook mengikuti langkah Yoongi dari belakang, "Jadi benar itu kau?!" Yoongi menganggukkan kepalanya pelan. "Sudah kuduga, aku melihatmu hari itu, tapi Jimin Hyung bilang itu bukan kau." Papar Jungkook, ia membuka pintu kulkas dan mengambil sekotak susu dari dalam sana, kemudian duduk diatas pantry dapur, memerhatikan Yoongi yang sibuk mencuci piring.

Yoongi hanya tersenyum kecil, ia kini mengetahui banyak hal tentang adiknya, seperti Kakak dan adik harmonis lainnya, mereka kini sering bersama, makan malam, berangkat, berbincang, bahkan bertengkar. Sudah beberapa Minggu mereka tinggal bersama, dan merasa semua pasti baik-baik saja.

Ting.... Nung......

Jungkook dengan cepat turun dari kursinya, "Sepertinya kita kedatangan tamu." Ujarnya, ia berjalan menuju pintu.

"Selamat malam."

"Hyung!" Jungkook berseru pelan saat menyadari siapa yang kini berdiri didepan pintu dengan senyum kecil yang terkesan dipaksakan.

"Boleh aku masuk?" Jungkook lantas mengangguk cepat, ia menyingkirkan tubuhnya dari pintu, mempersilahkan Taehyung untuk masuk.

"Tae?" Yoongi menatap Taehyung dengan dahi berkerut. "Apa yang kau lakukan dimalam seperti ini?" Tambahnya cepat, ia menarik tangan Taehyung menuju ruang keluarga, dan menundukkan adiknya itu disofa.

"Ada sedikit pertengkaran dirumah, terlalu muak untuk tinggal dan mendengar nya." Ucap Taehyung pelan, Yoongi dan Jungkoon terdiam, mereka saling menatap, Jungkook yang menatap Yoongi dengan wajah tidak enak, dan Yoongi yang menatap Jungkook dengan wajah khawatir karena adiknya yang mendengar perkataan Taehyung.

Beberapa Minggu yang lalu, hanya beberapa hari sejak Hoseok mengetahui jika Yoongi pindah tanpa mengatakan apapun, pria itu datang dan membuat kekacauan diapartement dan dirumah mereka, dan Yoongi rasa topik permasalahan yang selalu Hoseok sebutkan selalu menyangkut tentang adik bungsunya.

Jungkook sempat membujuknya untuk kembali kerumah, tapi ditolak mentah - mentah oleh Yoongi.

"Jungkook-ah, kupikir kau harus beristirahat." Jungkook dengan cepat menggeleng pelan, ia ingin mendengar Taehyung.

"Aku baik-baik saja." Ujarnya, berusaha meyakinkan Yoongi. "Karena hal ini lagi?" Tanya Jungkook.

"Kau pikir karena apa?" Taehyung menatap Jungkook tajam, membuat Jungkook menutup bibirnya rapat, karena cukup terkejut dengan respon kakaknya.

"Tae..." Peringat Yoongi.

"Hyung! Kita menjadi seperti ini karena kau mulai memihak nya! Sebelum ini tidak pernah ada hal seperti ini terjadi pada kita. Kau pikir tinggal dirumah yang selalu diisi perkelahian adalah hal yang menyenangkan!?" Cerca Taehyung, ia berdiri dari duduknya, dan menatap Yoongi yang terdiam dengan tajam. "Aku muak Hyung!" Serunya marah.

Jamais-vu : Solitude [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang