Awas ada typo.
"MONDAY?!" Sunghoon langsung membeku melihat Monday yg membawa sebuah pistol dan ada cutter di tangannya.
"Makasih udah bawa mangsa gw Soeun" Sunghoon terkejut, ternyata Soeun sudah bekerjasama dengan Monday untuk melukai dirinya.
"Kenapa Soeun, KENAPA?!" Soeun saat ini sedang berusaha menahan air mata yg sedari tadi ia tahan. Ingin rasanya ia bilang 'gw juga dipaksa buat ngelakuin ini, gw nggak pengen lu terluka' tapi ia tidak bisa mengatakan hal itu di depan Monday.
"Ternyata lu cuma pura-pura jadi baik hah!" Soeun mengepalkan tangannya berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya yg mungkin sebentar lagi akan keluar.
Bahkan teman-temannya yg sedang bersembunyi bisa melihat tubuhnya yg sedikit bergetar walaupun jaraknya sedikit jauh.
"Ck, harusnya dari awal gw nggak usah percaya sama lo"
Tahan Soeun, jangan sekarang.
"Lu cuma mau lihat gw terluka iya kan!"
"CUKUP!" Soeun sudah tidak dapat mengontrol emosinya lagi, ia kini menghadapkan tubuhnya ke arah Sunghoon sambil menunjuk Monday.
"Asal lo tau aja, gw juga dipaksa sama dia! Sama orang yg udah gw sayang layaknya kakak kandung gw sendiri. Lu pikir gw nggak takut sama dia? Gw takut!, Gw takut, tapi gw lebih mengkhawatirkan keselamatan lu karena lu teman gw. Gw nggak bakal ngajak lu kesini kalo bukan paksaan dia asal lo tau aja" Soeun berjalan menghampiri Monday meninggalkan Sunghoon yg masih diam saat mendengar ucapan yg ia lontarkan.
"Lo lihat, sekarang gw dibenci itu semua karena ulah lo" Monday tak bergeming, ia tak membalas ucapan dari adik sepupunya sendiri.
"Lu tau bener kata orang-orang itu, lu cuma monster"
"PARK SOEUN!"
"Monster kayak lu mending ada dipenjara"
Bugh!
Monday memukul Soeun dengan keras sampai sudut bibir Soeun mengeluarkan darah.
"Jaga ucapan lo!" Soeun tak mendengarkan perkataan Monday.
"You know what? I don't care, you just a monster. A monster that came out of from my sister's body"
Monday langsung memukul dan menendangnya sampai ia terjatuh tak berdaya.
"Lu mirip sama 'orang-orang' itu, yg bilang kalau gw adalah monster"
Dor
Monday menarik pelatuknya dan mengarahkannya ke atas, membuat semua orang disana termasuk yg bersembunyi terkejut dan ketakutan.
Monday mulai berjalan mendekati Sunghoon, yg masih terlihat terkejut setelah mendengar suara tembakan.
"Park Sunghoon, peluru ini bakal melukai tubuh lo, tapi tenang itu nggak bakal sakit" Monday mulai menampilkan seringainya membuat Sunghoon ketakutan.
"Kenapa lu benci gw, apa salah gw?!" Tanya Sunghoon sambil ketakutan.
"Salah lu, salah lu adalah punya hidup yg sempurna!" Sunghoon bingung kenapa Monday segitu membenci dirinya hanya karena kehidupannya.
"Asal lu tau Park Sunghoon, gw benci liat lu selalu ketawa. Gw benci liat lu dapet kasih sayang, gw benci liat lu punya banyak teman GW BENCI!"
"Kenapa lu nggak mencoba berteman?"
"Bukankah lu udah dengar yg Soeun bilang? Semua orang nganggep gw monster, siapa yg mau berteman sama monster, nggak bakal ada"
Sementara di sisi teman-teman yg sedang sembunyi, ada seseorang yg merasa tidak asing bagi dengan sebutan monster yg Monday ucapkan.
'Monster, ternyata orang itu Monday, tapi kenapa?' batinnya.
"Hey, kenapa bengong?" Ucap Lucy.
Orang tadi terkejut setelah Lucy memanggilnya.
"Nggak papa kok"
Kalau kalian bingung siapa aja yg sembunyi sama gimana tempatnya, jadi yg disemak-semak ada Jay, Jake, sama Lucy. Posisinya karena semak-semaknya lumayan tinggi jadi mereka semua milih duduk.
Terus yg di belakang pohon ada Chaerin, posisinya juga duduk karena pohonnya lumayan lebar.
'Gw nggak nyangka ternyata orang itu Monday, apa karena kejadian itu dia jadi berubah?' tanyanya.
Kalian kalau bingung kenapa Monday bisa dapet senjata, itu karena waktu dia mulai pindah ke tempat pamannya dia bawa satu pistol terus dia tarus di paling bawah di bagian ranselnya jadi paman Kim sama bibi Kim nggak tahu kalau Monday kecil bawa senjata.
Sampai rumah paman Kim juga senjata itu dijaga banget sama Monday kecil, biar dia punya perlindungan gitu.
Tapi ternyata kini senjata itu ia gunakan untuk melukai seseorang.
"Monday...jangan uhuk lakuin hal yg aneh-aneh" Soeun berkata dengan pelan karena rasa sakit yg ia terima dari pukulan Monday. Bahkan Monday sampai sedikit menyayat tangannya.
"Cih, lu lihat bahkan sepupu gw sampai segitu sayangnya sama lu padahal lu bukan siapa-siapanya"
"Dia.....teman...gw"
"Temen, setelah dia bilang lu cuma pura-pura jadi temen dia, luar biasa"
Dalam hati Sunghoon sedikit bersalah, jika Soeun secara murni membantu Monday maka ia akan langsung terluka saat ini. Tapi Soeun sampai rela mambuat tubuhnya terluka demi menyelamatkan dirinya, teman macam apa dia ini.
"Sudah cukup basa-basinya"
Monday mulai menekan pelatuknya dan mengarahkannya kepada Sunghoon.
"Ada kata-kata terakhir Park Sunghoon?"
"Maaf Soeun" cuma itu yg ingi ia sampaikan pada Soeun, ia merasa bersalah sudah menuduh Soeun, karena ia beranggapan Soeun benar-benar bekerja sam dengan Monday.
"Sampai jumpa lagi Park Sunghoon, atau sampai jumpa selamanya Park Sunghoon"
Dor!
Monday menarik pelatuknya membuat semua orang berteriak histeris, termasuk Jake yg sedang bersembunyi.
"SUNGHOON!"
"PARK SUNGHOON"
"SOEUN"
"HENTIKAN MONDAY!"
SIAPAKAH YANG TERTEMBAK?
Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga makin bagus ya.
Di chapter ini gw bener-benar memeras otak gw karena gw takut scene-nya nggak ngefeel.
Gw nggak pernah bikin scene tembak-tembakan kayak begini, jadinya gw cari inspirasi dulu. Gw sampai inget-inget scene tembak-tembakan di banyak film Hollywood entah itu Avengers, Marvel, Transformers sama yg lain-lain pokoknya. Jadi gw berharap semoga ngefeel.Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend//Jakehoon
Teen FictionCerita Jake yg mempunyai perasaan pada sunghoon sang teman,apakah perasaan itu akan dibalas? Simak ceritanya. Bxb Yang homophobia silahkan keluar dari buku ini