Awas ada typo.
Soeun saat ini sedang sarapan, sendirian tentu saja Monday belum bangun dan dia tidak ingin membangunkannya.
Flashback
Soeun tengah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Monday. Ia berjalan menuju kamar Monday untuk membangunkannya.
Tok tok tok
"Monday, ayo bangun" tidak ada jawaban, Soeun terkejut ternyata pintunya tidak terkunci.
"Aneh, biasanya dikunci" karena tidak ingin berpikir macam-macam Soeun langsung masuk ke kamar Monday.
Ia lihat Monday yg masih bergelung di bawah selimut tebalnya dan foto(?), Soeun mencoba melihat foto tersebut lebih dekat. Ia melihat foto Monday dan orang tuanya, ahh tadi malam Monday baru saja menangis.
"Monday, bangun" Soeun merasa badan Monday sedikit lebih panas dan benar saja saat ia menempelkan tangannya di dahi Monday tangannya seperti terbakar, Monday sedang demam.
Soeun cuma menghela nafas panjang, selalu seperti ini jika ia menangis di malam hari paginya ia akan demam tinggi. Seoun mengambil baskom, handuk kecil dan air untuk mengompres dahi Monday kemudian ia turun untuk sarapan.
Flashback end.
Soeun sudah menyelesaikan sarapannya tinggal berangkat, sebelum berangkat ia menyimpan sarapan Monday dan meninggalkan sebuah note dan langsung berangkat.
Di sekolah.
Soeun sedikit was-was, bagaimana cara ia menghadapi Sunghoon setelah ia melukai dirinya. Soeun takut kalau dirinya akan dibenci setelah ini.
Ia menghela nafas berat sebelum masuk ke kelas. Masih sepi, Soeun mengecek jam tangannya masih pukul 06.15 dan kelas dimulai pukul 07.15 masih ada 1 jam bisa Soeun manfaatkan untuk beristirahat dahulu. Pikiran Soeun berkecamuk, ia harus memikirkan bagaimana cara minta maaf pada Sunghoon mungkin disaat istirahat ide bagus.
Kelas mulai ramai bahkan Sunghoon sudah datang dengan Jake. Soeun masih takut untuk menatap Sunghoon jangankan menatap, melirik saja dia sudah gemetaran hebat mungkin kalau is menatap Sunghoon yg ada dia bisa pingsan.
Sunghoon datang bersama Jake tentu saja. Keduanya masuk ke kelas dan yg pertama Sunghoon lihat adalah tubuh bagian belakang Soeun, tapi ia melihat tubuh tersebut seperti sedang lemas(?). Tak ingin banyak pikiran karena baru sampai Sunghoon dan Jake langsung mencari tempat duduk.
Istirahat
Semua murid sudah keluar kelas tinggal beberapa orang saja termasuk Soeun, Sunghoon dan Jake. Jake sudah pergi untuk membeli beberapa snack di kantin ini waktu yg tepat bagi Soeun untuk minta maaf. Soeun mulai berjalan menuju tempat duduk Sunghoon dengan wajah yg masih menunduk dia takut untuk menatap Sunghoon.
"Ehm, Sunghoon" Soeun gugup luar biasa, rasanya seperti kalian harus mengerjakan soal matematika hanya dalam waktu 10 menit nah seperti itu rasanya.
"Kenapa?" Tanya Sunghoon dengan nada yg dingin.
Soeun menetralkan detak jantungnya dulu sambil mengambil nafas.
"Gw mau minta maaf, soal kejadian kemarin gw tau lo terluka banget. Yah walaupun lo nggak maafin gw yg penting gw udah minta maaf, gw nggak bisa maksa lo buat maafin gw tapi, gw bener-bener minta maaf" kata Soeun sambil membungkuk 90° kemudian ia langsung menuju ke kantin.
Sunghoon masih diam tapi ia tertegun, Soeun masih mau meminta maaf padanya walaupun ia tidak murni salah. Tentu saja ini masih jadi pertimbangan bagi Sunghoon walaupun Soeun masih mau meminta maaf tapi lukanya masih berbekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend//Jakehoon
Ficção AdolescenteCerita Jake yg mempunyai perasaan pada sunghoon sang teman,apakah perasaan itu akan dibalas? Simak ceritanya. Bxb Yang homophobia silahkan keluar dari buku ini