Coretan kisahmu terpatri kuat dalam kalbu
Bagaikan kumpulan kata dalam sebuah buku
Tatapanmu berbinar lekat memandangku
Penuh arti tersenyum mesra berbalut sendu
Genggamlah selalu rasa sayangmu untukku
Seperti rasaku padamu yang berakhir membiru
Malam ini aku duduk sendiri di balkon atas. Ditemani cantiknya aglaonema yang berjajar rapi dan anggrek yang bermekaran serta bulan di langit yang tinggal separuh. Secangkir kopi jahe susu yang wangi ikut menemaniku menikmati suasana. Mas Anif pergi ke tempat temannya. Dek Sefa di bawah bermain game online bersama teman di dunia mayanya.
Aku mengeluarkan ponsel dari kantong daster dan membuka aplikasi Wattpad. Sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk membaca ataupun mengirimkan karya dalam bentuk artikel, novel, atau sejenisnya. Untuk kasusku tentu saja Wattpad aku gunakan untuk mencari novel-novel bagus yang bisa kubaca. Aku belum mampu ikut menyumbangkan tulisan dalam bentuk novel meskipun keinginan tersebut ada.
"Bunda kalau sedang punya hobi tertentu selalu melakukannya dengan totalitas." Aku teringat percakapan dengan suamiku beberapa waktu yang lalu ketika dia masih ada di sampingku dengan situasi yang sama seperti malam ini.
"Maksudnya?" tanyaku waktu itu tanpa mengalihkan perhatian pada novel yang sedang kubaca.
"Kalau lagi nonton drakor berhari-hari nonton sampai enggak kenal waktu. Kalau lagi seneng baca novel juga begitu. Setiap hari setiap saat baca novel terus tanpa mengenal waktu," jawabnya. Aku tertawa.
"Biar hidup itu seimbang, Yah. Kerja iya, ibadah iya, me time juga iya. Lagian bukannya enggak kenal waktu, ah. Setelah semua tugas dan kewajiban selesai aku baru melakukan hal-hal yang kusuka," jawabku membela diri.
Aku menutup aplikasi Wattpad dan mematikan ponsel. Sepertinya ada yang tidak berkenan aku membaca novel malam ini. Aku intip ponsel di tangan suamiku. Seperti biasa aplikasi yang dia buka kalau tidak berita olah raga, ya pengajian atau serba-serbi merawat aglaonema.
"Ada teori baru tentang perbanyakan aglaonema, Yah?" tebakku sambil menyeruput minuman teh daun kelor. Suamiku memang menghindari minum kopi kalau malam hari dan lebih memilih minum teh, aku pun ikut-ikutan.
"Ini aku menemukan channel YouTube-nya pegiat aglaonema yang mengajari perbanyakan dengan memotong batangnya jadi beberapa bagian terus dibenamkan di media dan ditutup plastik, kemudian ditunggu sekitar satu bulan. Setelah itu bisa dibuka plastiknya dan dibiarkan tumbuh seperti biasa. Jadi cepet banget dapat anakan banyak," katanya sambil menunjukkan ponselnya padaku.
Aku ikut memperhatikan video di YouTube tersebut.
"Tapi kalau harus motong-motong batang seperti itu apa tidak sayang tanamannya, Yah. Pasti itu dari tanaman yang sehat, kan?" tanyaku.
"Yang bagian atas ada daunnya tetap ditanam lagi, Nda," jawabnya.
"Berarti, kan, enggak punya akar. Sayang, ah, kemungkinan hidupnya juga tidak seratus persen. Sayang daunnya yang sudah tumbuh bagus. Mending dicari tanaman yang mau mati saja. Mungkin metode itu cocok, malah bagus bisa menyelamatkan tanaman yang mau mati tersebut menjadi beberapa tanaman baru," protesku disertai solusi baru.
"Bisa juga sih," jawabnya singkat.
Aku tersadar dari lamunanku karena mendengar suara jeritan Sefa. Kebiasaan anak itu, kalau bermain game online pasti teriak-teriak sendiri. Aku mengambil cangkir kopi, kemudian menyesapnya perlahan. Rasa kopi dengan aroma jahe dan manis susu terasa nikmat masuk ke tenggorokanku.
Malam mulai terasa dingin. Belum ada satu halaman pun yang aku baca dari novel di Wattpad. Terlalu banyak melamun. Begini memang kalau sendiri. Apalagi malam hari. Pikiranku langsung melayang ke mana-mana. Aku menghela napas panjang, lalu memasukkan ponsel ke kantong dasterku lagi. Kuambil cangkir kopi jahe susu yang isinya masih setengah dan masuk ke rumah.
Aku turun ke lantai dasar dan meletakkan cangkir kopi itu di meja ruang televisi di sebelah laptop. Aku pun duduk di sebelah Sefa yang masih asyik bermain game tanpa menoleh ke arahku. Biarlah dia puaskan diri ber main game mumpung masih libur. Aku pun melanjutkan baca novel yang tadi tertunda dalam diam.
#Kamis, 24 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Puluh Hari Tanpamu
Roman d'amourGangguan kecil itu menjadi sangat berarti ketika dia sudah pergi .... Biasanya ada yang lalu lalang ke sana ke mari mencari perhatian ketika aku sedang asyik menikmati hobi. Biasanya ada yang sengaja sibuk mengurus akuarium, kemudian meminta tolong...