Hari Kedua Puluh Dua Tanpamu: Nami Island

196 27 0
                                    

Begitu banyak kata yang ingin terucap

Ada banyak makna yang harus terungkap

Namun tak satu jua yang tersurat

Hanya satu angan yang tersirat

Facebook hari ini mengingatkanku bahwa aku mempunyai kenangan sebelas tahun yang lalu. Kenangan ketika aku ikut suami melakukan tur acara kantornya ke Korea Selatan. Aku memang rajin menyimpan foto-foto kenangan suatu peristiwa di album pribadiku di Facebook.

Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa menyimpan foto pribadi ke media sosial adalah tindakan pamer. Bagiku menyimpan foto-foto kenangan di dunia maya adalah cara paling aman mengabadikan suatu peristiwa. Bahkan sekarang aku juga sudah tidak mempunyai arsip foto-foto perjalanan di Korea tersebut. Terima kasih Facebook sudah menyimpan kenangan indah dengan suamiku sebelas tahun yang lalu.

Masih kuingat dengan jelas waktu itu. Begitu sampai di Bandara Incheon setelah penerbangan kurang lebih tujuh jam dari Jakarta, kami rombongan tur dari perusahaan pembiayaan nasional, salah satu mitrakerja kantor suami, langsung dibawa ke Nami Island. Aku tidak ingat berapa lama perjalanan menuju ke sana. Mungkin sekitar satu setengah atau dua jam. Yang aku ingat hari itu masih lumayan pagi sekitar pukul sepuluh ketika bis sampai ke lokasi penyeberangan menuju Nami Island.

Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal feri. Aku juga lupa berapa menit yang dibutuhkan untuk mencapai Nami Island. Yang aku ingat adalah ketakjubanku menyaksikan pemandangan yang begitu indah. Jadi teringat "Winter Sonata", sebuah drama Korea yang sangat legendaris pada tahun 2002.

"Gimana? Persis di "Winter Sonata"?" tanya suamiku pelan waktu itu. Kami sedang menikmati pemandangan danau yang indah sambil bersandar di pagar besi kapal.

"Winter Sonata" adalah drama Korea yang paling aku sukai sepanjang sejarah. Jadi suamiku paham sekali. Dulu bahkan dia sempatkan membelikanku VCD bajakan di Mangga Dua agar bisa menontonnya berulang-ulang. Mungkin ada sepuluh kali aku menontonnya. Memang segila itu aku kalau sudah suka dengan sesuatu.

"Iya. Persis. Pemandangannya indah banget. Kayak mimpi aku, Yah," jawabku bahagia.

"Aku tahu Bunda pasti suka banget aku ajak ke sini. Ini hadiah ulang tahun perkawinan dariku lho, Nda," katanya sambil menaik-naikkan alisnya.

Ulang tahun perkawinanku pada bulan Oktober. Kami pergi ke Korea Selatan di pertengahan Desember. Yang dimaksud hadiah ulang tahun perkawinan karena kabar aku mau diajak tour ke Korea Selatan adalah pada bulan Oktober awal.

Aku tertawa. "Iya iya. Ingat aku. Makasih ya, Yah," ucapku tulus.

Setelah sampai di Nami Island kami disuguhi pemandangan yang sangat cantik. Itu adalah pertama kali aku melihat salju. Sepanjang perjalanan dari Incheon tadi sebetulnya sudah melihat salju, tetapi masih belum banyak karena ini masih awal musim dingin. Namun, di Nami Island ini salju sudah banyak dan menutupi jalan-jalan yang kami lalui.

"Dingin banget, Yah," kataku sambil merapatkan mantelku.

Padahal aku sudah menggunakan Long John dirangkap dengan kaos, kemudian di luar menggunakan mantel tebal. Namun, masih terasa dingin. Suamiku langsung merangkulku merapatkan tubuhku padanya.

Sebelum diberi waktu bebas oleh tour leader, kami diajak makan siang terlebih dahulu di sebuah resto di sana. Sarapan dan makan siang yang digabung menjadi satu. Dari berbagai negara yang pernah aku kunjungi, menurutku di Korea inilah makanan yang paling enak dibandingkan dengan negara lain.

Setelah acara makan selesai dan diberi berbagai penjelasan, kami diberi waktu bebas untuk mengeksplorasi Nami Island.

Nami Island ini hanya pulau kecil di tengah danau tetapi ditata dan dikemas dengan sangat baik sehingga menjadi destinasi wisata yang sangat menawan.

Spot paling aku sukai adalah jalan sepanjang jalur Metasequoia. Di sini bisa melihat pohon-pohon tinggi yang ditanam di dua sisi sepanjang jalan. Rasanya seperti mimpi. Persis di film Winter Sonata. Sepertinya bukan hanya aku yang menyukai spot ini. Ibu-ibu, bapak-bapak pasangan remaja, dan dewasa, begitu juga anak-anak berebut untuk berfoto di jalan setapak yang berjejer pohon-pohon Metasequoia tinggi menjulang.

"Sini, aku foto. Ya, berdiri di situ," serunya. Aku pun mengambil posisi menjauh dengan berjalan mundur.

"Udah jangan jauh-jauh nanti Bunda enggak kelihatan wajahnya."

Begitu suamiku memberi instruksi ini dan itu untuk mendapatkan gambar yang paling bagus. Bahkan dia rela menunggu suasana sepi agar aku mendapatkan gambar yang bagus dan menarik. Paling suka kalau bepergian dengan suamiku. Kami ini simbiosis mutualisme. Dia suka mengambil foto tetapi tidak suka difoto, sedangkan aku suka difoto tetapi tidak suka mengambil foto.

Perjalanan kami lanjutkan menjelajah pulau dengan sesekali interupsi untuk mengambil foto. Selain jalur Metasequoia, ada juga Taman Gongsaengwon yang sangat populer karena terdapat patung ikoniknya "Winter Sonata" yaitu Bae Yong Joon dan Choi Ji Woo yang berperan sebagai Kang Jun Sang dan Jung Yoo Jin dalam film tersebut. Beruntung pada saat itu antrean untuk mengambil foto di depan patung tersebut tidak ramai. Kata tour guide kami biasanya untuk foto bisa antre sampai setengah jam.

Kami pun mengambil foto berdua di depan patung tersebut. Tidak ada maksud apa-apa, hanya ingin mengenang pernah foto berdua di sana. Di Pulau yang sangat indah dan romantis, di depan patung yang melambangkan cinta sejati. Kami pun berharap selalu bersama dalam suka dan duka sampai maut memisahkan.

Doa itu pun dikabulkan Allah. Berpisah karena maut memisahkanmu dariku. Berpisah karena Allah lebih menyayangimu. Namun, kenangan indah selalu terpatri dalam kalbu. Semua kenangan indah tidak akan hilang dari sanubariku.

Sebetulnya masih banyak foto-foto indah di Korea Selatan yang aku abadikan dengan suami selain di Nami Island. Namun, rasanya cukup sampai di sini untuk hari ini. Terlalu indah untuk dilihat dengan berlinang air mata. Aku menutup album foto di laman Facebook-ku. Terima kasih, sudah menyimpan peristiwa indah bersamanya

#Minggu, 27 Desember 2020

Tiga Puluh Hari TanpamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang