1. Perkenalan awal

632 37 1
                                    

Pagi itu ketika dia membuka mata nya rasa lelah menyeruak dari badan nya dia tidak tau apa Penyebab nya padahal dia tidak merasa melakukan aktifitas yang berat sebelum nya. Dia memutuskan untuk bangun dari tempat tidur nya dan merenggangkan badan nya, dia membuka tirai jendela kamar nya dengan kibasan tangan saja. Cahaya matahari pagi memasuki ruangan kamar nya dan terdengar suara langkah kaki dia berbalik dan menemukan wanita yang berdiri di ambang pintu

"Bela sarapan sudah siap, cepat turun ayah mu sudah menunggu" kata wanita yang sekarang telah menghilang dari pandangan nya "iya mah" jawab nya. Dia turun ke ruang makan dan duduk di meja makan, di atas meja makan itu sudah tersedia beberapa buah-buahan, roti ada susu kopi teh dan bubur Di depan nya ada seseorang yang sedang meminum kopi nya dengan tangan kanan yang memegang koran, "ada berita apa yah hari ini" katanya menanyakan kepada seseorang yang ada di depan nya, " tidak ada yang menarik sejauh ini" di jawab olehnya dengan anggukan singkat.
Dan ibu nya pun bergabung dengan nya di meja makan, dia memberikan nya semangkuk bubur, mereka fokus dengan urusan makanan nya masing masing dan ayah nya pun memulai percakapan, "hari ini apa jadwal mu bela?" Tanya ayah nya bela menjawab sambil menambahkan beberapa bumbu kedalam bubur nya "jam 10 aku ada latihan panahan, dan jam 7 malam aku akan menghadiri pesta kelulusan" bela menjawab sambil menatap kedua orang yang ada di hadapan nya , orangtua nya terlihat berbeda ekspresi nya tidak biasa ya bisa di tebak ada sesuatu yang salah ataupun sesuatu yang ingin di bicarakan.

"Memangnya kenapa?" Tanya bela, ibu nya seperti akan menjawab tetapi sedikit tergagap "sebentar biar mamah ambilkan" dia pun berdiri dan menuju ke lemari pendingin diambil nya selembar amplop yang kertas nya sedikit kusam dan bela tau amplop model apa itu, Ibu nya pun kembali ke tempat duduk nya dan memberikan selembar amplop tersebut ke bela, "Kamu baca saja" bela pun mengambil amplop itu dan melihat tulisan yang berada di depan nya.

Untuk mr.farhan meru dan mrs.selena zaltana "Bela tau ini adalah surat dari seorang penyihir pastinya karena menggunakan bahasa inggris dan bahan amplop nya pun berbeda, bela membuka dan mulai membaca di dalam hati

Untuk Mr. Farhan Meru

"Karena ada suatu keadaan yang sangat mendesak dan penting kami meminta untuk Mr. Farhan dan Mrs. Selena untuk datang ke rapat yang akan diadakan di Manor gryfindor jam 13.00 Kalian pergi menggunakan portkey yang sudah kami berikan dan otomatis portkey itu akan menyala pada jam 13.00. Diharapkan kehadiran Mr.farhan dan Mrs.selena dirapat ini Terimakasih."

Setelah membaca nya bela menelaah isi dari surat tersebut bukan dia tidak mengerti maksud dari surat itu, jelas bahwa orangtua nya harus menghadiri rapat tersebut dan sudah pasti penting karena dilihat bahwa orang yang mengirimkan pesan tersebut sudah memberikan portkey juga untuk perjalanan mereka. Sebelum nya mereka memang sering ke dunia penyihir tapi selalu mengurus nya sendiri dan tidak pernah dadakan seperti ini, di surat tersebut tidak tertera nama pengirim nya dan yaa bukan sekali dua kali seperti itu tapi tidak menjadi masalah untuk bela karena bela bukan orang yang terlau suka mempermasalahkan masalah yang bukan urusan nya.

Bela pun melipat kembali surat tersebut dan memberikan nya ke ibu nya, "jadi bagaimana?" Kata ayahnya mulai memecah kesunyian singkat tadi, "manor gryfindor itu di london?" Tanya bela santai, "iya disana, surat nya datang tadi pagi sebelum kamu bangun" jawab ibu bela "kapan kalian pulang?" Bela menanyakan sambil meminggirkan mangkuk bekas bubur nya dan meraih air yang ada di samping nya "kami tidak tau persis kapan karena sepertinya ini rapat yang penting ya mungkin 1 atau 2 hari kami sudah bisa pulang" jawab ayah nya yang juga menutup koran yang di pegang nya "okey" bela menjawab dengan muka datar dan tidak antusias, bela sudah sering di tinggal orangtua nya untuk mengurus beberapa perusahaan mereka dan ya sesekali juga pergi ke dunia penyihir, bela tidak pernah bermasalah untuk itu karena dia juga bukan perempuan yang manja atau selalu bergantung kepada orangtua nya.

BELA IN THE NEW WIZARDING WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang