CREATURE

Creature 5

Kaki panjang itu melangkah membelah jalanan tengah malam yang dingin. Hembusan angin menerpa wajahnya, sedikit menyibak rambut yang menutupi dahi indahnya. Paras rupawan itu terlihat begitu awas dan tajam melihat sekitar, rasa sesak dan lapar semakin menyakitkan raganya.

Sepanjang hari dia terus bersama dengan gadisnya, dan tengah malam seperti inilah saat yang tepat untuk dia mencari 'makan'.

Begitu Lillian terlelap, dia berjalan keluar apartemen gadis itu tanpa suara. Dia tak bisa menunggu lebih lama lagi, jika sampai dia kelaparan maka semuanya akan berada dalam bahaya. Terutama gadis yang bersamanya. Hanya saja, sepertinya gadis beraroma manis itu akan menjadi hidangan penutup, jika dia sudah bosan berada di kota ini.

Ya, Rodric sudah terlalu sering berpindah kota dan juga berpindah negara. Dengan berbagai macam identitas diri yang dibuatnya, dan selalu diperbaharui. Dia pernah menjalani berbagai macam profesi, mulai menjadi dokter, ilmuwan, pengacara, mahasiswa, dan lain sebagainya. Dan semuanya memang membosankan. Hidup ratusan tahun jika tak ada sesuatu yang dituju, memang pada akhirnya akan berjalan sendu dan sepi.

Meskipun perkembangan jaman begitu cepat hingga manusia mampu menciptakan teknologi-teknologi yang luar biasa, namun itu sama sekali tak berguna untuknya. Makanan yang dia butuhkan tetap sama. Terlebih, Rodric harus terus beradaptasi tahun demi tahun, dan lebih berhati-hati ketika benda semacam CCTV mulai diciptakan.

Mata tajamnya tertuju pada seorang gadis yang berdiri di sudut jalan sana, sedang memegang ponselnya dan sepertinya dia sedang diam-diam memotret Rodric dari kejauhan. Wajahnya tampak tersenyum malu-malu, dan... ya. Inilah target selanjutnya.

Modal tampang yang dia miliki memang membantunya mendapatkan mangsa berjenis kelamin perempuan. Begitu mudahnya dia dapat seperti menjentikkan jari saja.

Rodric berjalan cepat, hendak menemui gadis itu. Namun kemudian langkahnya terhenti ketika dia mencium aroma yang dia kenal. Sorotnya yang tajam mencari-cari di sekitar, dan akhirnya dia menemukannya.

Nick menatap Rodric dengan sorot benci, di balik kaca mobilnya. Dan pria itu balas menatapnya tajam, hingga mobil milik Nick berlalu dari hadapannya. Entah apa yang dilakukan Nick mengendarai mobil tengah malam seperti ini. Sebenarnya Rodric tak pernah ambil pusing dengan berbagai macam manusia yang kebetulan membencinya. Namun, manusia bernama Nick ini sepertinya sengaja ingin mencari masalah. Dia terus saja mengejar Lillian yang sudah menjadi milik orang lain. Dan orang lain itu adalah Rodric. Kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah jika dia berurusan dengan Rodric. Dia pasti akan menyesalinya.

Kembali ke gadis itu, Rodric melanjutkan langkahnya mendekati gadis yang sepertinya tengah menunggu di sana. Pria itu merasakan aroma darah yang menguar, membuat kerongkongannya seolah berteriak minta diisi.

"Sendirian?" Suara maskulin itu membuat gadis di hadapannya gugup dan wajahnya memerah.

Gadis itupun mengangguk dengan malu-malu.

"Tengah malam seperti ini, berbahaya bagi gadis seperti kau sendirian. Memangnya sedang apa?"

"Aku... baru saja keluar dari toko karena membeli sesuatu untuk tugas kuliahku besok..." Dia merapikan rambutnya yang tergerai diterpa angin.

"Hmm. Begitu." Rodric mengangguk. "Aku bisa mengantarmu pulang"

Sangat cepat, terlalu cepat.

Rodric dengan leluasa menjeratnya dengan pesona, dan gadis itu luluh seketika. Dia memuaskan dahaganya di mobil si gadis. Dan setelahnya, Rodric mengendarai mobil itu menuju danau kemudian menenggelamkannya bersama dengan mayat pemilik mobil.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke apartemen Lillian. Dia bisa berlari secepat angin, dan bahkan bisa meloncat dari satu atap ke atap yang lain, kemudian menyelinap.

Pria itu membuka pintu apartemen Lillian tanpa suara, dalam kegelapan dia masuk kedalam kamar gadis itu.

CTEK.

Lampu kamar menyala.

Dia melihat Lillian berdiri di depan sakelar lampu kamar, dan menatap Rodric.

"Dari mana kau?"

.

.

.

Next Chapter 6