Pria itu membuka pintu apartemen Lillian tanpa suara, dalam kegelapan dia masuk kedalam kamar gadis itu.
CTEK.
Lampu kamar menyala.
Dia melihat Lillian berdiri di depan sakelar lampu kamar, dan menatap Rodric.
"Dari mana kau?"
Rodric terdiam sejenak. Dia sudah sangat lihai dalam mengendalikan ekspresi.
"Aku baru saja mencari makan di luar" Jawabnya dengan jujur.
"Aku punya sandwich dan pasta di kulkas"
"Oh... aku tidak tahu, Lillian. Kau sama sekali tak memberitahuku..."
Gadis itu menatap Rodric lurus, seolah tengah menyelidikinya. "Kau keluar dari apartemen tanpa sepengetahuanku. Kau bilang, ingin menginap di sini. Tapi nyatanya tengah malam kau menyelinap keluar..."
Pria itu menghela nafas. "Kau tidur dengan sangat lelap. Aku tak mungkin mengganggumu dengan membangunkanmu tengah malam hanya untuk menemaniku makan..."
Lillian berjalan menuju nakas, dan kemudian mengambil ponselnya. Dia menunjukkan sebuah foto pada Rodric. "Nick mengirimiku ini" Ucapnya dengan nafas menggebu.
Rodric menatap foto dirinya, yang tengah berdiri di pinggir jalan.
"Ya, itu memang aku. Kenapa?"
Lillian hanya diam saja, tak menjawab.
"Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku sedang cari makan di luar... Seharusnya kau yang bertanya pada Nick. Sedang apa dia diluaran sana tengah malam hanya untuk mengambil fotoku?"
Mendengar ucapan Rodric, Lillian kembali meletakkan ponselnya di atas nakas dan kemudian duduk di ranjangnya. Gadis itu mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
"Ya, kau benar..." Ucapnya seraya membuang nafas. Dia mendongak menatap pria rupawan itu. "Aku hanya khawatir saja padamu. Ketika aku tiba-tiba terbangun, kau tidak ada di manapun..."
Pria itu tersenyum tampan, dia berjalan mendekati Lillian dan duduk di ranjang sebelahnya. "Tak perlu khawatir denganku. Aku akan selalu ada bersamamu kapanpun kau mau..."
"Tapi kau jarang menggunakan ponselmu, kau sulit sekali dihubungi..."
Rodric hanya tersenyum tipis. Dia sangat malas menggunakan benda kotak pipih itu, apalagi jika setiap hari harus dibawa kemana-mana. Sangat tidak praktis. Dia lebih mudah menggunakan indera penciumannya yang sangat kuat, untuk mencari seseorang. Penglihatannya juga tajam meskipun di malam hari tanpa penerangan apapun.
"Ya, aku memang sering lupa membawanya. Tapi untuk apa ponsel itu jika setiap hari aku selalu bersamamu?"
Gadis itu hanya mengucek matanya yang sudah memerah.
"Tidurlah, Lillian. Besok kau harus kekampus..." Ucapnya seraya menuntun gadis itu untuk berbaring di ranjangnya. Kemudian pria itu menyelimutinya.
Sebenarnya ranjangnya masih muat jika dipakai untuk dua orang, namun Rodric lebih memilih untuk tidur di sofa kamar. Itu sudah cukup untuk membuatnya tenang karena aroma gadis itu masih berada dalam jangkauannya. Dia khawatir tak bisa mengendalikan diri jika tidur didekat Lillian.
.
.
.
Ratusan tahun yang lalu, tepatnya ketika seorang bayi tampan terlahir di muka bumi ini di sebuah kota yang tentram dan sangat damai. Dia menangis dengan sangat keras dan kuat, namun kedua orang tuanya tersenyum bangga dan bahagia ketika sang buah hati lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREATURE
Mystery / Thriller"Rodric...???" Namun tiba-tiba sorot itu berubah, menjadi liar dengan mata menyala. Seluruh otot-otot tubuhnya menegang, seperti merasakan sesuatu yang merasuk dalam tubuhnya. Dia merasakan kehausan, kelaparan, dan jiwanya harus segera diisi. Mereka...