Creature 11

11 0 0
                                    

"Ayolah, jangan marah seperti ini Lillian... orang-orang akan melihat..."

"Biarkan saja mereka melihat!" Lillian semakin keras berteriak.

Dan benar saja, penghuni kampus yang kebetulan sedang lewat semuanya menatap kearah mereka berdua.

"Okay. Jadi ini maumu... ingin dilihat..." Rodric tiba-tiba saja meraih pinggang gadis itu dan kemudian mendekap tubuhnya.

Dia mencium bibir Lillian di depan umum.

Lillian langsung terdiam dengan wajah memerah, dan tak mengatakan apapun. Dia kini tak marah lagi. Meskipun Lillian malu menjadi tontonan seluruh penghuni kampus, namun dia juga merasa bangga kerena dicium oleh pacarnya yang tampan ini. Dan kesempatan itu tak akan pernah didapatkan oleh gadis manapun.

"Masih marah?" Ucap Rodric, menatap wajah Lillian yang bersemu merah.

"Kau curang"

"Aku akan melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Jadi, berhati-hatilah..." Rodric menggenggam tangan Lillian, dan kemudian mereka berdua berjalan beriringan bersama.

Cukup mudah menenangkan Lillian. Gadisnya yang tengah jatuh cinta ini akan luluh dengan ciumannya. Lagipula, Rodric juga sangat suka mencium Lillian. Karena seluruh tubuh dan juga bibirnya beraroma manis. Tak masalah jika pria itu harus mencium Lillian setiap hari.

.

.

.

Rodric seperti tak tersentuh. Meskipun dia seolah terkenal di seantero kampus, namun tak ada seorangpun yang bisa dekat dan akrab dengannya. Yang bisa dekat dengannya hanyalah Lillian. Dia seolah tak ingin berurusan dengan siapapun selain Lillian. Dan Trent sebagai pengecualian. Trent digadang-gadang seolah bahwa di adalah tujuh keajaiban dunia, hanya karena dia bisa mendekati Rodric. Padahal Trent sendiri tak pernah merasa spesial karena hal itu. Dia terlihat biasa saja dan sama sekali tak menyadari tatapan iri dari mereka.

"Akhirnya aku bisa bicara denganmu!" Leila, salah satu primadona kampus mendekati Rodric yang tengah duduk sendirian. Rodric tak mungkin sendirian saat ini jika Lillian tak masuk keruangan dosen untuk membicarakan tugas-tugasnya. Dan pria itu dengan setia menunggu.

Rodric menatap tanpa ekspresi, gadis di hadapannya yang sepertinya tengah menebar pesona.

"Aku tahu, mungkin kau tak akan terus menerus bersama dengan Lillian. Jika kau bosan dengannya, aku siap jadi penggantinya!" Gadis itu menyelipkan kertas kecil di saku Rodric. "Itu nomor ponselku!" Ucapnya seraya berlari menjauh dari Rodric, karena dia tahu sebentar lagi Lillian akan keluar dari ruangannya.

Pria itu hanya menghela nafas, dan kemudian mengambil kertas kecil bertuliskan nama dan nomor ponsel gadis itu. Kemudian dia memasukkan lagi kedalam sakunya. Siapa tahu ini akan berguna.

"Rodric!" Lillian berlari kecil menghampiri pria tampan itu. "Apakah aku terlalu lama?"

"Tentu saja tidak. Aku senang menunggumu..."

Gadis itu duduk di samping Rodric. Dia menatap pria itu. "Aku ingin kau makan bersamaku, sekarang juga" Ucapnya dengan raut serius. "Selama ini aku tak pernah melihatmu makan. Kau selalu saja bilang, bahwa kau sudah makan. Yang kau lakukan hanya menatapku makan, dan sama sekali tak pernah ikut makan bersamaku" Lillian melanjutkan. "Bahkan aku tak pernah melihatmu minum meskipun hanya seteguk. Dan aku baru saja menyadari hal itu setelah cukup lama aku berpacaran denganmu..."

Rodric mengusap pipi Lillian. "Kau benar-benar mirip sekali dengan Trent..."

"Apa maksudmu??" Lillian tak suka jika disamakan dengan Trent, meskipun mereka berdua memang hampir mirip dari segi wajah maupun tingkah laku.

CREATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang