Alunan musik menghentak-hentak dengan sangat keras.
Pria yang sedari tadi berdiri menatap sekeliling itu, mulai berjalan mencari-cari seseorang. Dia memakai masker hitam, dan hal itu membuatnya tak terlalu menarik banyak gadis untuk menatapnya.
Kali ini dia membuka maskernya dan mulai membuka kesempatan, seperti menebar jala di sungai yang banyak ikannya.
Dan hanya sepersekian detik, dia sudah bisa mendapatkan empat wanita sekaligus yang mendatanginya dengan suka rela.
"Apakah kau butuh teman?" Ucap salah seorang wanita yang berambut panjang di cat merah muda.
"Aku akan menemanimu sepanjang malam..." Yang lainnya ikut menyahut.
"Kau tampan sekali..."
"Terlalu tampan..."
Pria itu merekahkan senyumnya yang memukau. "Kau... kau... kau dan kau..." Dia menunjuk keempat wanita itu sekaligus.
Tangkapan yang sangat bagus.
Segera, para wanita itu mengelayut pada Rodric. Semua saling berlomba untuk berdekatan dengannya. Mereka tak tahu, bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka bisa menghirup udara bebas.
Bersenang-senanglah...
.
.
.
Senja temaram berkilau keemasan, menerangi kota yang sebentar lagi akan redup menyambut malam. Sosok tampan itu mulai mencari mangsa lagi. Semenjak Lillian membebaskan dia pergi kemanapun dengan alasan pulang ke tempat tinggalnya, Rodric menjadi semakin mudah untuk mencari 'makan'. Iblis yang bersemayam dalam dirinya tak pernah memberontak lagi karena dia selalu dicukupi kebutuhannya. Dan hal itu membuat Rodric bisa bersama dengan Lillian lebih lama lagi, sebelum nantinya akan menjadikan gadis itu sebagai hidangan penutup, yang entah sampai kapan pria itu akan terus menunda-nunda.
Rodric berdiri di sudut pertokoan dan mulai mengincar seseorang yang akan diajaknya bermalam. Tentu bermalam dalam arti lain, yang sebenarnya mereka adalah objek yang akan dihidangkan dalam makan malamnya nanti.
Seorang gadis yang sedang berjalan sendirian dengan memakai tas kecil, menjadi incarannya. Gadis itu dari kejauhan sudah tersenyum padanya, karena Rodric juga memang tengah menebar senyum penuh pesona padanya.
Gadis itu semakin berjalan mendekat, bibirnya hendak merucap untuk menyapanya, namun ada sosok lain yang mendekati Rodric dan dia sangat hafal dengan aromanya.
"Rodric?" Seseorang berwajah kekanakan dengan stelan sweater warna merah cerah menghampirinya. Wajahnya pun secerah warna sweaternya. "Sedang apa kau di sini?"
"Hai, Trent..." Rodric tersenyum. Aromanya lebih manis daripada aroma gadis yang sedang diincarnya. Dia mengabaikan gadis itu yang kini sudah berdiri di dekatnya, dan langsung beralih menatap Trent.
"Kebetulan sekali aku bertemu denganmu" Ucap Trent dengan suaranya yang ceria.
Gadis itu tak terima ketika diabaikan begitu saja. Banyak laki laki yang memperebutkannya, namun mengapa lelaki satu ini malah mengabaikannya? Dan lebih mendekat ke sesama laki-laki.
"Hei, hei. Kau...?" Gadis itu menarik tangan Rodric supaya beralih menatap kearahnya.
Dengan wajah malas, Rodric menoleh sekilas kearah gadis itu dan kemudian berucap, "Aku gay." Hanya dengan ucapan singkat itu, membuat si gadis langsung mundur dengan cepat, dan berjalan pergi meninggalkannya.
"Apa tadi kau bilang?" Trent bertanya, masih dengan wajah cerahnya.
Rodric kembali menatap Trent. "Tidak. Tidak ada. Aku hanya menyuruh gadis itu pergi karena aku tak menyukainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
CREATURE
Mistério / Suspense"Rodric...???" Namun tiba-tiba sorot itu berubah, menjadi liar dengan mata menyala. Seluruh otot-otot tubuhnya menegang, seperti merasakan sesuatu yang merasuk dalam tubuhnya. Dia merasakan kehausan, kelaparan, dan jiwanya harus segera diisi. Mereka...