Rodric kembali menata hidupnya yang baru.
Setelah dia mengubur jasad kedua orang tuanya di hutan, dia pun kembali kerumahnya. Hanya dengan berlari, dia mampu melewati hutan dalam waktu beberapa menit saja dan kini sudah sampai di kediamannya.
Dia mencoba memakan roti gandum yang berada di dalam lemari makan, namun dimuntahkannya kembali. Dia kini tak mampu memakan makanan manusia lagi, seperti dulu. Dan bahkan air putih pun tak bisa masuk kedalam tubuhnya. Yang lagi-lagi dimuntahkan kembali.
Kekuatannya bertambah, dan juga panca inderanya juga berfungsi sangat baik, jauh di atas rata-rata manusia pada umumnya. Dia bisa melihat dengan jelas di kegelapan malam di dalam hutan. Dan juga, dia bisa mencium aroma keberadaan binatang buas maupun manusia-manusia yang tinggal di rumahnya masing-masing.
Rodric hanya bisa bertahan beberapa hari saja tanpa 'makan'. Sekuat tenaga dia berusaha untuk tak menyerang manusia yang berlalu lalang setiap hari di jalanan. Namun iblis di dalam jiwanya semakin meronta, dan tak tertahankan lagi.
Adalah kejadian sangat fatal ketika Rodric menyerang seseorang di tengah jalanan sore yang masih ramai. Yang mereka sebut kejadian itu sebagai 'senja berdarah'. Karena semua orang berteriak, bahkan banyak yang melarikan diri. Dan juga beberapa orang pemberani yang menyerangnya dengan berbagai benda tajam. Namun tak ada satupun dari mereka yang bisa melumpuhkannya.
"Dia iblis...!"
"Monster...!
"Manusia jahanam...!"
"Kau, kembalilah ke neraka...!
"Tempatmu bukan di sini!"
"Lari...! Semua lari...!"
"Bunuh dia! Binasakan...!"
Dengan terpaksa Rodric harus menghabisi semua orang di kota ini untuk menutup mulut. Lalu setelah semua mayat orang-orang bergelimpangan, dia membakar habis seluruh kota.
Kejadian itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahirannya sendiri dengan berkelana mencari tempat hidup yang baru.
Kini dia mulai sadar, dia harus berhati-hati saat 'makan'. Dan memastikan iblis yang bersemayam dalam jiwanya ini tercukupi kebutuhannya supaya dirinya tak melakukan kesalahan fatal lagi seperti kejadian senja berdarah di kala itu.
Namun ada satu yang luput dari penglihatannya.
Seseorang bernama Don Bosner, pendiri sekte rahasia yang memburu para iblis jalanan itu masih selamat dan bisa bebas berkeliaran. Mereka membuat berbagai macam alat dan senjata untuk membunuh iblis, dan juga perlindungan diri. Seperti salib yang terbuat dari emas dan perak, dan juga senjata tajam berupa pedang yang dibuat dengan ritual khusus yang mereka jalani.
Bertahun-tahun setelah kejadian itu, barulah Don Bosner bisa menemukan Rodric di sebuah desa terpencil. Padahal Rodric sudah bisa hidup normal dan baik selayaknya manusia yang lain. Dia bisa 'makan' dengan tenang karena desa ini jauh dari keramaian kota dan dia bisa sesuka hati memburu manusia karena di desa ini suasana tak seramai di kota.
"Iblis...!"
Salah satu dari mereka menancapkan pedang perak di bahu Rodric yang baru saja selesai 'makan'. Dia meninggalkan mayat seorang gadis yang tergeletak begitu saja, dan kemudian menoleh menatap seseorang yang berdiri di hadapannya dengan tubuh gemetar.
Pria rupawan itu langsung mengambil pedang yang tertacap di bahunya, dan seketika itu luka tusukan pedang di tubuhnya langsung menutup, darahnya terhenti. Dan bahunya sudah kembali normal seperti sedia kala tanpa ada bekas tusukan pedang sedikitpun.
"Kau, masih saja mencariku. Huh?" Indera penciumannya merasakan, ada beberapa orang yang bersembunyi di balik pohon dengan desiran jantung yang berdebar keras. Sudut bibirnya melengkung, dia menyeringai. Bagaimana mungkin manusia fana seperti mereka bisa mengalahkannya? Bahkan mereka semua ketakutan meskipun tetap berusaha memberanikan diri untuk menyerangnya.
Kemudian dari arah kiri Rodric, lesatan anak panah tertancap di perutnya.
Pria itu masih dengan tersenyum mencabut anak panah itu di perutnya, dan mematahkannya menjadi dua. Perutnya yang tadinya mengucurkan darah, kini sudah kembali seperti semula.
"Keluar kau, Don Bosner! Aku tahu kau ada di sana!" Rodric sudah muak dengan semua ini. Dia harus segera membereskan tikus-tikus pengganggu ini. Untuk apa mereka menyerang makhluk immortal yang tidak akan bisa dilumpuhkan hanya dengan senjata-senjata bodoh itu? Selalu saja mereka menciptakan senjata baru dan juga rencana baru hanya untuk menyerang dan membunuhnya.
Akhirnya, keluarlah seorang pria bertubuh tinggi, kisaran umur 70 tahun. Padahal, awal pertemuan dengannya, Don Bosner masih muda, seumuran dengannya. Kini dia sudah bertambah menjadi tua. Sedangkan Rodric sama sekali tak berubah tua sedikitpun. Dia masih tetap muda seperti saat mereka berdua pertama kali bertemu.
"Kau, iblis. Tempatmu bukan disini. Karena sejatinya kau berada di neraka. Cepat atau lambat kami akan menemukan cara untuk membinasakanmu!" Ucapnya seraya menunjukkan batu berkilau yang dia jadikan kalung di lehernya.
"Selagi kau mencari cara untuk membinasakanku, kau akan binasa terlebih dahulu..." Rodric mendesis.
"Anak cucuku tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus mencarimu sampai ke lubang semut pun! Iblis seperti kau tak boleh bercampur dengan manusia! Karena kau selalu membuat kerusakan dan membunuh manusia-manusia tak berdosa!"
"Jaga ucapanmu, kakek..." Rodric mulai mencekik leher pria tua itu. "Hanya karena kalian manusia, maka kalian tak akan pernah mempunyai dosa??? Hanya kalian manusia, maka kalian tak akan pernah membunuh sesama manusia???"
"K-Kau..." Rontaan percuma dari Don Bosner, karena dia tak akan bisa menandingi kekuatan Rodric. Meskipun anak buahnya sudah keluar dari tempat persembunyian dan membabi buta memberondong Rodric, menyerangnya dengan berbagai senjata. Namun pria rupawan itu tetap berdiri tegak, seolah semua panah dan pedang yang menancap di sekujur tubuhnya tak berarti apapun.
Dengan sangat mudah dia mematahkan leher si kakek tua, dan kemudian dia menghisap semua darahnya hingga tubuh renta itu menyusut dan akhirnya Rodric melemparkan mayatnya kearah anak buah Don Bosner yang wajahnya sudah memucat semua karena ketakutan.
"Kali ini aku tak akan bermain-main lagi. Aku akan menghabisi kalian semua tanpa tersisa sedikitpun. Aku sudah muak." Pria itu mencabut semua senjata tajam yang menancap di tubuhnya. Begitu luka-lukanya mengering dan sembuh dengan sendirinya, dia langsung menyerang semua anak buah Don Bosner, menghisap darah-darah mereka.
Beberapa dari anak buahnya banyak yang melarikan diri, namun Rodric memburu mereka semua. Jika sudah begini, maka tak ada satupun dari mereka yang bisa selamat dari makhluk terkutuk ini.
Rodric menghabisi mereka hingga tak ada sisa. Insting berburunya dengan panca inderanya yang luar biasa, tentunya memudahkannya untuk mencari mereka semua. Tak akan pernah ada tempat bersembunyi yang aman untuk mereka. Semuanya telah binasa...
.
.
.
Next Chapter 8
KAMU SEDANG MEMBACA
CREATURE
Mistério / Suspense"Rodric...???" Namun tiba-tiba sorot itu berubah, menjadi liar dengan mata menyala. Seluruh otot-otot tubuhnya menegang, seperti merasakan sesuatu yang merasuk dalam tubuhnya. Dia merasakan kehausan, kelaparan, dan jiwanya harus segera diisi. Mereka...