Creature 1

565 79 4
                                    

Pria itu menatap bayangannya sendiri yang terpantul di cermin. Tubuhnya yang tegap dan atletis, iris matanya dengan warna memukau, dan juga garis wajahnya yang membingkai begitu indah. Sangat sempurna. Manusia manapun baik wanita maupun pria, tak akan bisa berpaling begitu saja jika melihat pahatan sosok indah makhluk satu ini. Terlalu sayang untuk melewatkan keindahan yang bisa disaksikan di depan mata dan secara nyata seperti ini.

Bahkan dia sangat pantas bila disandingkan dengan aktor-aktor paling tampan yang hanya ada dalam film-film, dan dialah visual yang tepat untuk para gadis pecinta best seller novel romance. Bahkan mungkin dia bisa lebih dari itu, mengalahkan semuanya. Terdengar berlebihan, tapi memang itulah kenyataannya.

Dia pun tersenyum, menyeringai. Mengagumi dirinya sendiri.

.

.

.

Dan di sinilah dia kembali mencari 'mangsa' untuknya. Dia begitu 'haus' dan ingin segera mengakhiri semua ini dengan membasahi tenggorokannya yang mulai kering.

Malam ini dia memilih duduk di sebuah bar, karena memang secara tidak sengaja dia mencium aroma manis yang cukup kuat, dan terasa lebih menggairahkan dibadingkan dengan aroma-aroma lain yang bertebaran disekitarnya. Tubuhnya bergejolak begitu dahsyat karena aroma yang satu ini. Mata kelamnya mencari-cari sosok sumber dari aroma manis ini.

Dan... itulah dia!

Dia tak akan pernah salah mendeteksi orang. Pasti akan selalu tepat sasaran.

"Maaf tuan, permisi" Ucapnya sambil mengambil gelas-gelas kosong yang ada di depan mejanya. Kemudian gadis itu mengelap meja dengan sebuah kain.

Jadi, inilah asal dari aroma manis yang sedari tadi mengusiknya. Dia mengamati gadis itu secara seksama. Sepertinya dia gadis biasa dengan wajah polos, dan usianya sepertinya masih muda. Kisaran umur dua puluhan jika dia tidak salah menebak.

"Hei..."

Gadis itu menoleh, karena merasa ada yang memanggilnya dengan suara maskulin.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Ucapnya dengan suara sopan dan wajah polosnya. Eskpresi gadis itu ketika menatapnya terlihat biasa saja. Sama sekali tak berubah.

Dan hal itu membuat pria tampan yang duduk dengan terlalu percaya diri itu terhenyak. Baru kali ini dia mendapati seseorang yang menatapnya dengan biasa. Terlalu biasa. Amat sangat biasa seolah dia hanyalah sekedar seekor nyamuk yang lewat di keheningan malam. Apakah gadis ini tidak menyadari mahakarya iblis yang terpampang di hadapannya, begitu menawan dan rupawan bahkan tak pernah satu kalipun dia mendapat penolakan selama ratusan tahun dalam berkelana.

Namun pria itu masih belum yakin, dia akan memastikan sekali lagi. Siapa tahu gadis di hadapannya ini memang rabun, jadi tak terlalu jelas melihat. Dia mencoba tersenyum. Senyum andalannya yang biasanya tak pernah gagal untuk menggaet wanita manapun untuk bertekuk lutut padanya.

"Siapa namamu?" Ucapnya dengan suara maskulin yang merdu terdengar.

"Nama saya Lillian" Gadis itu tersenyum, masih dengan wajahnya yang terlihat biasa saja. Bahkan pria itu yakin bahwa gadis itu tersenyum hanya sekedar untuk menghormati tamu yang ada di tempat ini. Dia tak pernah salah menebak ekspresi wajah seseorang.

Dia makin penasaran dengan gadis beraroma manis ini, setidaknya dia akan bermain-main dengannya dulu sebelum menjadikannya makanan penutup yang begitu lezat disantap.

"Namaku Rodric Asmodeus." Pria bernama Rodric itu mengulurkan tangannya. Biasanya, genggaman tangannya selalu meluluhkan gadis manapun yang merasakan sentuhan hangatnya.

CREATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang