"The universe has moved for us"
Jimin
"Hyung, mengapa kau diam saja tadi di kafetaria? Biasanya kau mau berbaur dengan teman-temanku. Aku yakin Soojin pasti heran dengan kelakuanmu yang biasanya ramah." Jungkook langsung menyerbu dengan pertanyaan sesampainya kami di kamar Jungkook.
Aku dan Taehyung memutuskan untuk mengikuti kemauan Jungkook untuk mengikutinya ke asramanya.
"Hyuuung, jawaab. Aku kan jadi tidak enak dengan dengan Soojin, Hana, dan Ara." Rengekmya.
"Sudah jangan ganggu Jimin dulu, Kook. Dia sedang tidak mood." Taehyung menengahi. Setelahnya Jungkook hanya merengut. Ia lalu membuka lemarinya dan mengeluarkan baju kaos hitam dan celana training untuk ia kenakan. Aku dan Taehyung sibuk dengan ponsel masing-masing. Meski sebenarnya pikiranku tidak benar-benar terfokus pada layar ponsel didepan.
Sulit. Sulit rasanya berdekatan dengan anak itu semenjak ayah mempertemukanku dengannya secara resmi. Sial, mengapa ia harus berada dijangkauan pertemananku. Teman Jungkook, bahkan juga mengikuti program yang sama denganku. Apa dia tahu lebih dulu? Apa dia memata-mataiku? Tidak mungkin rasanya. Aku menggeleng pelan, seakan dengan melakukannya pertanyaan yang bersarang dikepalaku hilang.
Melihatnya kembali tadi dikafetaria, duduk dihadapanku, membuatku sedikit iba. Aku mengatakan kata-kata kasar padanya tempo hari. Hanya sedikit. Tidak, aku tidak merasa bersalah telah mengatakan itu didepannya dan ayah. Itu isi hatiku. Persetan dengannya yang merasa sakit hati atau apalah. Aku lebih menderita darinya.
Aku lebih tersiksa.
"Chim?" suara taehyung menyadarkan lamunanku. "Kau sedang memikirkan apa? Layar ponselmu sudah redup tapi masih saja kau pandang."
"Tidak memikirkan apa-apa." Aku dapat merasakan bahwa Taehyung telah menyerah untuk menanyaiku. Satu helaan napas dan anggukan tanda mengerti kini telah kudapat darinya.
"Baiklah, terserah kau saja." Ucapnya.
Bersamaan dengan Jungkook dan Taehyung yang mulai sibuk dengan ponsel dan laptop mereka masing-masing, akhirnya kuputuskan untuk memastikan agar mereka tidak mengetahui apapun. Kuputuskan untuk bertemu dengan gadis itu sekali lagi, berbicara empat mata untuk yang terakhir. Memastikan agar ia tidak terlalu masuk kedalam kehidupanku.
Cukup keluargaku yang rusak, pertemananku tidak boleh rusak juga karena gadis itu masuk.
***
Maka dari itu disinilah aku, duduk di pelataram gedung departemen di sudut kampus yang jarang kudatangi. Asing rasanya, beberapa mahasiswa bahkan tak segan untuk melihatku dari atas kebawah seakan aku orang aneh. Aku tetap duduk dan menunggu seseorang untuk muncul dari anak tangga yag terletak tak jauh dari hadapanku.
YOU ARE READING
ABOUT TIME || KTH [Revisi Setelah Tamat]
Fanfiction"Seoul ini sempit, tapi denganmu aku tak pernah puas untuk menelusurinya. Kamu membuat Seoul ini terlihat berbeda." "Aku tak tahu bagaimana nanti. Yang ku tahu saat ini adalah jika aku bersamamu, semuanya akan baik baik saja" "So show me, Tae" "I'l...