"You save me, when i can't help myself"
***
Ara
Semuanya begitu cepat terjadi bagiku. Literally fast, more like a roller coaster.
Baru saja aku gembira dengan perkuliahan di minggu pertama dan teman baruku, kini aku dihadapkan dengan fakta bahwa tidak perlu menunggu waktu lama untuk bertemu dengan ayahku. Profesor dari departemen di kampus tempatku berkuliah. Aku senang, namun tak kukira akan secepat ini.
Aku tidak mengingat apa yang Park Wooyoung sampaikan saat acara plenary itu, yang ku ingat hanya senyumannya yang beberapa kali kulihat ketika Park Wooyoung menyampaikan pidatonya. Senyum yang sama dengan yang kulihat pads foto-foto yang sengaja kucari dikamar Ibu. Yang kutahu Ibu berusaha sekali untuk menyembunyikannya dariku.
Aku memutar kembali kejadian saat plenary pagi itu dikepalaku, berulang-ulang sembari berpikir apakah aku harus memberitahu ibu atau tidak.
Sudah seminggu sejak plenary itu, namun wajah Park Wooyoung, ayahku, dan kejadian saat itu masih membekas dibenakku.
"Arayaa" Panggil Hana menyadarkanku dari lamunanku. Dengan cepat kutegakkan kepalaku kearah suaranya.
"You're spacing out. What's wrong?"
"Nothing's wrong" gumamku. Berharap Hana akan puas dengan jawabanku. Sore ini kami berkumpul di kamarku dan Soojin. Kami sepakat setelah kelas selesai untuk langsung pulang dan meminta Hana untuk datang kekamar.
Aku mengetahui dari ceritanya bahwa ia memilih single dorm room, sehingga kamarnya terletak digedung sebelah gedungku dan Soojin. Aku akan mengambil single room pada awalnya, namun akuberpikir untuk tidak lagi bersikap 'introvert' dan memilih untuk memiliki roommate.
"Dan ternyata rasanya begitu sepi, jadi aku akan datang kemari setiap hari?" ucapnya.
"Kalian tidak beniat ingin memberiku passcode kamar ini oh?" Tidak masalah untukku, dan kurasa Soojin juga merasa baik-baik saja. Mau bagaimana lagi, kami secara ajaib sudah merasa nyaman satu sama lain.
"Aku tidak percaya padamu" Ucap Soojin datar, disambut dengan tatapan tak percaya Hana.
Aku tahu Soojin hanya bercanda.
"Yaah apa maksudmu oh? Berapa batang emas yang kau simpan dibawah tempat tidurmu itu sampai-sampai aku tidak boleh memiliki passcode mu"
"3 batang"
"Yaa jinjja?" Hana membelalakkan matanya pada Soojin. Tawaku tak terbendung. Soojin ternsenyum tipis melihat Hana yang menganggap perkataanya serius. "Yaaaa kalian bercanda ternyata!"
"134340. Kau boleh sentuh semua barangku kecuali laptopku, kau mati jika menyentuhnya" ucap Soojin pada Hana. Mendengar itu Hanna tersenyum lebar dan menyatukan ujung jari telunjuk dan jempolnya membentuk 'OK'. Aku tahu ucapan Soojin untuk tidak menyentuh laptopnya tidak main-main.
YOU ARE READING
ABOUT TIME || KTH [Revisi Setelah Tamat]
Fanfiction"Seoul ini sempit, tapi denganmu aku tak pernah puas untuk menelusurinya. Kamu membuat Seoul ini terlihat berbeda." "Aku tak tahu bagaimana nanti. Yang ku tahu saat ini adalah jika aku bersamamu, semuanya akan baik baik saja" "So show me, Tae" "I'l...