tiga

29.8K 3.5K 125
                                    

Sampai di kamar, Tata kembali tercengang dengan ruangan yang kedepannya akan menjadi sarang barunya. Ruangan ber-ac, kulkas mini di pojok, televisi lebar, kasur gede bat, ada kamar mandi pribadi pula. Huh, kalau semua ini mimpi, ia tak ingin bangun cepat-cepat. Mimpi indah yang jarang menghampiri tidurnya, kini terasa nyata baginya.

Merebahkan diri dikasur empuk, dan beralih di karpet bulu dilantai, berlanjut di meja belajar, dan berakhir rebahan di sofa empuk kamar barunya. Dalam sekejap, ia telah mengelilingi ruangan yang besarnya setara dengan dua kali kontrakan yang ia tempati dulu.

Beranjak dari sofa menuju kamar mandi yang ternyata terdapat lemari besar disampingnya. Tata membukanya perlahan dan BOOM!

Baju bejibun dan ditata sedemikian rupa seperti yang ia lihat di toko-toko berkelas. Sepatu, tas, jam tangan, ikat pinggang, topi semuanya lengkap. Mungkin dia bisa menjadi seller toko online. Beuhh, bau duit tercium pekat everybody. Semuanya bermerek.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia bergegas mandi dan akan mencoba pakaian-pakaian disini. Mungkin dulu ia merupakan pribadi tak terurus, tapi beda cerita kalau ada modal kek gini. Fix, cantik menurutnya butuh uang. Setelah cantik dia butuh cogan. Huehehe.

Saat ingin melepaskan celananya, ia merasakan ada sesuatu di saku belakang celana jeans nya. Dan apa kalian tau, ia menemukan benda berharga yang tak bisa digantikan oleh apapun kecuali bertemu orangnya langsung. Benda itu adalah, kartu memori berisi foto-foto pacar cogannya. Kalau gini sih bisa disebut ketiban durian runtuh, lucky bangett hidupnya.

Menyimpan benda berharganya di tempat aman, ia segera mandi. Niat mencoba pakaian-pakaian bak fashion week tertunda. Ini semua berkat perutnya yang tak bisa diajak kompromi. Padahal belum ada satu jam yang lalu ia makan, dasar perut karet!

Hoodie oversize hitam dengan celana leging selutut menjadi pilihannya saat ini, toh cuma dirumah ngga banyak cogan berkeliaran.

Turun tangga dan menuju ruang makan dengan mengandalkan ingatan semu, akhirnya ia sampai di medan perang mengisi perut. Tapi moodnya sedikit turun melihat ada sosok suaminya juga duduk di sana. Tak apa, dia cogan berarti dia obat. Masalah kelakuan minusnya di lupakan sebentar. Hehehe, pesona cogan pekat uyy, mana bisa menolak.

Melihat di atas meja makan tak ada apapun yang bisa ia telan, ia melirik jam yang menunjuk pukul setengah sembilan malam. Mau minta tolong bibi juga ngga enak, jadi ia memutuskan untuk memasak nasi goreng saja.

Setelah semua bahan siap, ia mengambil wajan dan menyalakan kompor tapiii,

"ga usah caper, bangunin bibi aja biar dapur ga kebakaran."

Dengan seenak jidat mematikan kompor dan memakinya sesuka hati, cowok yang bernotabene suaminya itu menatapnya tajam. Ia salah apa ya tuhan, nyenggol aja engga.

"maaf ya Tuan Kaisar, tapi Tata yang cantik ini bisa masak, suerr deh," Tata membela diri dengan nada kesal. Cowok didepannya ini sebenarnya punya masalah idup apa sih? Ganggu Mulu, untung ganteng.

"Terserah."

Lha ini kenapa lagi coba? Nada bicaranya bertambah dingin dan kembali duduk ditempat semula. Terserah cogan deh. Sebahagiamu wahai suami.

Tak sampai sepuluh menit, dua porsi nasi goreng dengan harum menggugah selera makan siap untuk disantap. Masuk ke medan tempur, dan menutup mata berdoa Tata siap bertarung dengan dua nasi goreng di de-

"Lumayan."

What! Nasi gorengnya telah dirampas. Sepenuh hati dan niat ia curahkan untuk setiap suap nasi goreng ini. Dan dengan enaknya, suami minus akhlaknya ini mengambilnya. Apa ia pikun atas hinaannya beberapa waktu lalu? Kalau iya, parah sih.

Tisara or Antara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang