3.8K 478 106
                                    

"Anjing."

Untuk yang kesekian kalinya, telinga seorang Baginda Setan dipenuhi siraman umpatan dipagi hari yang dingin ini. Ia tak bisa berbuat banyak; menghela nafas dan menanggapi seadanya dengan sebaik mungkin ia lakukan.

"Ngga baik istri ngomong kasar terus," nasihat cowok berjas abu kusut itu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya kembali dan mulai menyenderkan kepalanya ke tembok tempatnya duduk saat ini.

Memutar bola matanya malas, dengan sumbang Tata menjawab, "orang waras mana coba? Yang masih bisa hepii ketawa-ketiwi kalau tau di cul-"

tokekk....

"Bangsat!" Reflek mulut mini itu gusar.

tokek....

"Anjir.." umpatnya yang tak selaras dengan hatinya yang terus berdoa agar suara lucknut itu tak berbunyi ganjil.

tokekk....

"Anjing!" Lagi, untuk yang kesekian kalinya di malam pukul empat dini hari, kata kasar tak absen keluar dari mulutnya.

"Itu namanya tokek Ta, bukan Anji-"

tokekk...

krikkkk....

krik....

"Babi banget!"

"Salah, kalau yang itu namanya suara jangkrik." Lembut Kaisar menimpali yang sontak mendapat jawaban tatapan sinis dari netra coklat garang Tata.

Terimakasih banyak atas informasinya kepada bapak Kaisar Pranala. Sungguh membantu insan yang gelisah senewen di sampingnya itu.

tokek...

krikkk...

"Anjim! Ini penculikan atau ajang uji nyali sih!" pekik Tata menggerutu sinis. Mengutuk keras siapapun dalang dari penculikannya saat ini.

kriikkk.....

krikk.....

krikk...

tokekkk.....

tokekkk...

krikkk.....

Sudah cukup menyiksa.

Sebuah rencana pembunuhan mental yang epic.

Lebih ber-demeg daripada saat mendengar gunjingan teman-temannya dulu yang menyebutnya aneh. Bahkan lebih mengerikan dari pada mendengar kabar bias keciduk dispenser.

Pokonya ngeri pakek banget!

Bayangkan saja saat dirimu terbangun dari lelapnya memejamkan mata; jalanan sepi sedikit remang tanpa hilir mudik kendaraan sama sekali menjadi suguhan pertama yang menyambut retinamu.

Gelapnya langit sudah pasti merujuk pada tengah malam hampir pagi. Membuat udara berembun yang menyapa kulit wajah sungguh membuatnya membeku.

Dingin, sangat.

Gulitanya seolah berkata sambil terbahak, "selamat, terjaga."

Belum selesai disitu, kebisingan alam di malam hari seolah menjadi backsound yang sangat mendukung tekanan uji mental kali ini.

Jangkrik dengan kelurga besarnya bernyanyi nyaring bebas tanpa beban, berduet asik dengan suara serak bin toa si tuan tokek. Ditambah alunan nyetrik si burung hantu yang ikut nimbrung tanpa permisi.

Heboh.

"Kalau kata gue yaaaa, ini si penculik tu tolol, ngga kreatip, bego, minus lah pokoknya," hardik Tata mulai semena-mena.

Tisara or Antara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang