Diary Petang Tisara.

13.2K 1.4K 22
                                    

“ Tentang aku yang tak perlu semua orang tahu.“
______________________________________________

#1

Rasanya baru kemarin, aku bangun dengan seluruh problem yang hinggap di kepala. Mataku belum terbuka seluruhnya, tapi puluhan masalah membantuku bangun dengan segera. Membangkitkan paksa semangat yang masih buram dan masih tenggelam di alam mimpi.

Aku harus makan hari ini, persediaan mie instan sudah habis menemaniku bergadang tadi malam. Bahkan satu takaran beras pun aku tak punya. Jangankan beras, bahkan air putih satu gelas pun tak ada.

Satu ude gila muncul di otak super negatifku, mengemis kepada ibu pemilik kontrakan.

Ide itu berhasil dan dipagi itu juga perutku bersorak gembira hingga kekenyangan. Nasi rendang lengkap dengan sambal membuat hari itu seperti hari paling bahagia dalam seumur hidupku.

Masalah sarapan pagi ini selesai. Tapi tenang kawan, masih ada banyak masalah yang belum terselesaikan. Setidaknya untuk hari ini terhitung keseluruhan masalah, hanya satu kunci yang dapat menyelesaikannya, uang.

Ide gila, lagi-lagi menyerbu pikiranku. Menjual satu-satunya benda berharga yang kupunya, ponsel. Dan yap! Proses penukaran ponsel menjadi uang  berlalu dengan lancar walau ada sedikit adu mulut yang terjadi. Dua lembar kertas penghidupanku untuk hari ini dan esok, telah mendarat dengan sempurna di tanganku.

Tapi tanpa kusadari, hal bodoh telah aku lakukan tanpa ragu. Menjual ponsel hanya untuk membeli paket data. Kurang gila apa coba?

Kegilaan hari itu memuncak saat jiwa ceroboh ini berjalan seolah memiliki banyak nyawa cadangan. Melangkah riang dengan sedikit berlompatan berharap agar cepat sampai tujuan. Iya, cepat sampai pada pangkuan Sang Pencipta.

Meninggal dengan sangat tidak elitnya, tertabrak becak.

Di nafas terakhirku, aku hanya bisa meminta maaf dan berharap semoga masih ada yang mau mengasihani jiwa ceroboh yang menyusahkan ini. Setidaknya seret dan tepikan mayatku agar tidak lagi-lagi mengganggu dan merepotkan serta menghalangi jalan orang lain yang mau lewat.

Kukira jalanku telah usai, ceritaku sudah tamat, penderitaanku sudah selesai.

Tapi kenyataan menamparku dengan sangat keras.

Aku dengan tidak tahu dirinya lupa, kalau aku hanya manusia lemah yang hanya bisa menyangka dan menerima semua yang menjadi titik takdir-Nya.

Dan ternyata alam barzah yang aku sangka belum menjadi kelanjutan dari kisah kehidupanku. Masih terselip perjuangan hidup kembali dengan nama dan raga berbeda namun masih dengan jiwa ceroboh yang sama.

Semuanya berubah total. Kehidupan kali ini merupakan cerminan balik dari kehidupanku yang dulu. Semuanya serba mudah tapi tak kusangka penuh patah dan pasrah.

Pemilik raga asli seperti bisu pada sekitar, dan berisik pada satu orang. Mengejar apa yang tak mengejarnya balik, berjuang bahkan tanpa dilirik. Sekeras itu dia pada dirinya sendiri, dan menjadi lunak di hadapan sang pujaan hati.

Izin mengambil alih peran cerita, dari Tisara untuk Tata yang tak tahu dimana. Maaf jika merubah terlalu banyak, dirimu terlalu sakit untuk memendam sendiri. Aku tak berjanji banyak, tapi akan mencoba untuk lebih baik dan menghapus luka yang tertitik.

08.37 PM
19/1

tertanda;

Aku yang meminjam peranmu,
Tisara.
🌼👑🌼

“maaf, jika terlampau mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“maaf, jika terlampau mendadak. Ijin minta maaf atas nama pemilik raga, dari pemilik jiwa sebagai perantara.“

for- Kaisar Pranala Baskara.

Tisara or Antara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang