duapuluh⁶

8.5K 1.3K 71
                                    

Hari kedua sekaligus study tour terakhir para rombongan SMA Spartacus di kota pelajar ini.

Kemarin adalah waktu bagi para siswa mengumpulkan bahan untuk membuat laporan study dan khusus untuk hari ini, peraturan bebas ditetapkan. Semua rombongan dibebaskan berkeliling kota Jogja sepuasnya dengan satu syarat, pukul satu siang harus sudah lengkap berkumpul di villa dan tidak boleh berkeliaran sendirian.

Mendengar hal itu, berbagai rancangan indah secara otomatis sudah terkarang manis dipikiran Tata. Berjalan-jalan menyelusuri setiap sudut kota penuh history ini, menikmati setiap kuliner yang ia temui, berbelanja puas berbagi hal yang ia sukai, tak lupa mengelilingi kota naik delman dengan perasaan riang. Tenang, sendirian, dan tanpa ganggua-

"Istri~~~ kita mau kemana? Ke alun-alun? Ke Malioboro? Atau mau muter-muter aja?"

Percayalah kawan, rancangan indah yang Tata ungkapan tadi hanyalah sebatas angan. Sebatas mimpi dan imaji kosong tanpa ada sedikitpun harapan dapat terwujud. Semua ini juga terjadi karena mulut mini cerobohnya yang tak punya rem. Keadaan seperti berbeda 180° hanya karena ucapan gila bin nekat tadi pagi. Mau tau efeknya? Oke Tata jabarkan satu-satu.

Jujur saja ia tak begitu masalah saat semua orang tau kalau dirinya dan Baginda Setan sudah menikah. Hal itu tak membebaninya sama sekali; toh itu kenyataannya. Tapiii....

Efek sampingnya itu lhooo!!
Nyaris saja membuatnya mau numpang ke RSJ terdekat. Kalau bahasa gaul di masa depan, mental breakdance otw depresot.

Yang pertama! Dapat kalian baca dan pasti sudah kalian tebak hal itu. Perubahan derastis seorang Baginda Setan yang sungguh sangat diluar nalar.

Yashh, makhluk kaku yang anti tersenyum sepertinya mendapat pencerahan oleh semesta untuk membalas perbuatannya dimasa lampau. Wajah tampan yang jarang sekali melengkungkan bibirnya, saat ini tanpa komando selalu bergerak aktif dengan bumbu manis yang memabukkan penuh pesona. Senyuman overdosis tanpa jeda.

Suara maskulin penuh nada dingin andalannya seolah sirna dengan keluarnya suara lembut penuh ucapan tak berfaedah yang selalu saja bergema hebat di telinga Tata. Satu kata, banyak bicara. Bahasa kasarnya, cerewet.

Belum sampai disitu, raut wajah kosong dan enggan peduli dengan sekitar, seolah terhempas jauh dengan munculnya wajah penuh ekspresi yang selalu berubah-ubah dan membuatnya nampak segar. Entah tersenyum, cemberut, kesal, marah, sebal. Raut itu muncul dalam sekejap mata setelah pengakuan ceroboh Tata.

Pengungkapan emosi yang sangat transparan tak lupa ucapan jujur yang selalu tertutur, ditambah sapaan akrab yang membuatnya terlihat ramah di hadapan siapapun. Semua orang terkejut, namun nampaknya menerima baik kehadiran pribadi baru ini.

Kaisar nampak hidup.

Dan selamat datang. Kita akhirnya memasuki zona merah puncak masalah.

Nah, ini dia efek samping paling menyeramkan. Tata saat ini mengcosplay bak buronan yang ketahuan maling anak ayam tetangga. Diawasi, diintimidasi, dan berujung di i n t e r o g a s i.

gila kan? Iya Tata hampir gila.

Posisinya saat ini tengah berjalan penuh tekanan dengan satu plastik penuh telur gulung ditangannya. Iya, jauh-jauh sampai Jogja cuma mau beli telur gulung. Edan.

"Mau kalian apa wahai rakyatku? Apa yang bisa Ratu bantu pada kalian semua?" Kesal Tata yang sudah di ujung tanduk.

Bagaimana tidak? Ia berjalan seperti pawai dengan dirinya yang menjadi pusat kontrol pemegang kendali berjalannya pawai. Menengok ke samping, ada Baginda Setan yang setia mengoceh di sampingnya. Berbalik tepat dibelakang sebelah kanannya, ada raja Buaya lengkap berserta belasan selirnya. Bergeser sedikit ke arah kiri, ada manusia sadboy yang memimpin pasukan teman sekelasnya, warga 11 IPS 3. Dan yang paling mendominasi ada di barisan paling belakang, para 'Kaisar Lover's' yang sedari tadi meneriakinya tanpa henti. Minta penjelasan katanya.

Tisara or Antara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang