sebelas

19K 2.3K 52
                                    

kringgg...... kringgg.... kring-

brak..

Pagi ini Tata mengawali harinya dengan membasmi sang pengusik tidurnya. Membatingnya dengan keras hingga tak ada lagi suara yang mengganggu telinganya. Sungguh jam mungil yang malang.

Menuju ke kamar mandi dengan sepercik niat dan lekas berganti seragam sekolah untuk hari ini.

Turun tangga dan bersiap mengisi energi untuk semangat bertanding dengan dunia hari ini. Butuh tenaga banyak untuk salting, baper, meleyot bersama cogan disekolah nanti. Sampai di meja makan dengan niat membara, sarapan Tata mulai dengan tenang.

"Udah bangun Lo?" Nada tanya yang lebih merujuk pada basa-basi terdengar hambar di telinga Tata.

"Sarapan pakek apa?" Tanyanya lagi yang sama sekali tak Tata pedulikan.

"Lo budek ya?!"

"....."

"Udah jadi bisu Lo?"

"......"

"Ini ada orang lagi tanya lho Ta, jawab!" Nada tinggi mulai muncul ke permukaan dan kekesalan nampak jelas di sana.

Menarik kursi dengan kasar dan mulai menyiduk sarapan dengan kesal, Kaisar memperhatikan cewek gila yang mendadak mengacuhkannya. Kesambet setan mana seorang Tata yang cerewet jadi pendiam? Atau ia sudah insaf jadi cewek bar-bar?

"Lo lagi ada masalah ya, Ta?" Tanya Kaisar lagi sedikit sabar. Aneh saja melihat orang yang biasanya cerewet minta ampun mendadak hening tanpa suara. Ngeri uyyy jatuhnya.

Suara decitan kursi di geser mengalihkan perhatian Kaisar yang sibuk melamun. Retinanya melihat Tata dengan malas mengangkat tas ke bahunya dan berbalik siap untuk berangkat, tanpa melirik keberadaannya sama sekali. Woyy ada yang bisa jelaskan keadaan saat ini kepada Kaisar? Ia benar-benar bingung.

"Udah mau berangkat?" Tanya Kaisar masih berusaha sabar.

Tetap melangkah, Tata tak meninggalkan jawaban atas pertanyaan Kaisar yang mampu menyulut emosi pagi-pagi. Barang sepatah kat-

"Pikun."

Dan ucapkan selamat luar biasa kepada yang mulia Baginda Kaisar yang sukses kebingungan dengan sarapan yang masih utuh di piringnya.

"Ada apa lagi sih?" Gumamnya kesal dan meninggalkan sarapan mendingin tanpa ia sentuh.

• • • •
"Bang Bayang, Intan kaga berangkat hari ini. Sabi lah pindah duduk deket gue," permintaan melas keluar dari mulut mini seorang Tata.

"Sabi? Babi?" heran Bayang membeo mendengar ucapan abstrak Tata.

"Bisa maksud gue bang, itu bahasa gaul masa depan," bangga Tata menjelaskan yang dihadiahi toyoran keras di kepalanya. Pelakunya adalah orang yang baru saja pindah di samping kursinya, Si Baginda Setan Kaisar.

"Sok."

"ALLAHUAKBAR, KEAJAIBAN APA INIII!!! BOSSS LO NGGA LAGI KERASUKAN KAN? LO MAU DUDUK DEKET SI TATA?!!! SI NENEK LAMPIR GIMANA NASIBNYA?? UDAH SADAR LO??! WHATTT? APAKAH INI PERTANDA CINTA TATA SELAMA INI AKAN BOSS TERIM-"

cup...

"Mau sayat perlahan atau langsung mutilasi, hm?" Datar Tata yang berhasil menghentikan mulut lemes Jacky dengan cara....

mencium telapak tangannya.

Jacky sang korban dari aksi spontan Tata juga spontan menatap telapak tangan kanannya shock. Matanya beralih pada sepasang manik coklat yang menatapnya tajam. Dan...

Tisara or Antara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang