Prolog

1.1K 80 46
                                    

HELLO GUYS!!!!!

Jangan bawa cerita orang lain kedalam ceritaku. cerita ini murni dari fikiran aku. JANGAN JADI PLAGIAT! OKE?

Kalian bacanya jangan ada yang terlewat ya, nanti kalian kebingungan sendiri🙏

Selamat membaca 💞

***

Brumm

Gadis berparas cantik menggunakan jaket kulit berwarna hitam. membawa motor sport hitam dengan kecepatan tinggi.

Gadis itu bernama Gabby Zralysta.

Tidak tahu ingin pergi kemana, yang jelas Gabby tidak ingin di rumah sekarang. bagaimana tidak, hari ini Gabby mendapat hasil ulangan dengan nilai yang rendah yaitu 28.

Tidak pintar? iya, jangan di ucapkan lagi. dirinya saja sudah tahu itu, hidupnya terlalu malas.

Orang tua Gabby sudah mengetahui nilai Gabby. lagi-lagi mendapat ocehan pedas menyakitkan yang membuat siapapun akan merasa sedih.

Semakin menekan gas motor tanpa tahu tujuan. jika saja ada seorang teman, akan Gabby pergi kerumah teman itu, tapi masalahnya tidak ada yang ingin berteman dengan Gadis seperti Gabby.

Brak

Gabby terlalu banyak melamun. tidak sadar telah menabrak seorang di depannya.

"Buta?!" tanya Pria jangkung tertindih oleh motor akibat ulah Gabby yang tidak fokus membawa kendaraan.

Gabby memutar bola mata malas. turun dari motor ingin membantu Pria yang ia tabrak.

Gabby mengangkat motor Pria itu dan membantu Pria di hadapannya sekarang.

"Sorry!" Gabby mengucapkan maaf dengan nada sedikit tinggi, bukan karena merasa kesal kepada seorang yang ia tabrak, tapi merasa kesal dengan fikirannya yang kacau membawa motor.

"Idih, lo yang salah! gak niat nolongin lo? sana pergi!" ketus Pria itu balik.

Gabby dengan santai memutar badannya menuruti permintaan Pria itu.

"HEH! MAIN PERGI AJA LO." teriak Pria itu geram.

Gabby menghembus nafas kasar. dirinya sudah baik menuruti perkataan Pria itu. "Tadi lo yang nyuruh gue pergi."

Pria itu melipatkan tangan di depan dada, berjalan mendekati Gabby. "Buka helm lo!"

Gabby mengangguk saja. membuka helmnya dengan wajah datar.

"Xavenus Leo. panggil aja Leo." ucap Pria itu mengulurkan tangan kepada Gabby.

"Oh, ya, sejak kapan gue nanya nama lo?" Gabby menolak uluran tangan Pria bernama Leo itu.

"Galak banget! yaudah gue aja yang nanya,"

"Siapa nama lo?" tanya Leo dengan suara rendah.

Gabby tersenyum tak ikhlas melihat Leo. "Gabby Zralysta."

"Di panggil, baby?" tanya Leo menaik turunkan alisnya.

Gabby berfikir sebentar, sejak kapan namanya menjadi baby? "Nama panggilan gue GABBY, bukan BABY."

"Kalo gue mau manggil lo baby gimana tuh?" Leo mendekati Gabby selangkah.

Gabby mundur dua langkah. "Terserah gue gak peduli!"

"Gue suka gaya lo,"

Gabby menaiki satu alisnya, kenapa ia harus bertemu dengan manusia seperti Leo hari ini.

Gabby berlari menaiki motornya. menancap gas tinggi meninggalkan Leo yang aneh di mata Gabby.

"Ch, Leo." decih Gabby mengingat nama Pria itu.

"Iya, gue di sini." Leo datang di sebelah Gabby dengan motor sport hitam yang sama seperti Gabby.

Gabby membulatkan mata, kenapa Pria itu mengikutnya. Gabby menancap gas tinggi, setelah itu tersenyum meremehkan karena Pria itu masih tertinggal di belakang.

Gabby mulai merasa tenang Leo tidak mengikutinya lagi.

"Gue tambah suka liat lo bawa motor gini."

Baru saja Gabby merasa legah, tapi suara itu kembali datang.

Tadi Leo masih tertinggal di belakang, bagaimana bisa berada langsung di sebelah Gabby. Gabby mulai curiga Leo bukan manusia.

Gabby memberhentikan motor di pinggir jalan, begitupun Leo yang mengikuti.

"Gak ada kerjaan lo?" tanya Gabby heran.

"Ini lagi kerja ngejarin buat dapet hati lo, baby."

Gabby kaget bukan main, dirinya mendengar perkataan Pria itu dengan tatapan tidak suka. "Alay! sana lo, jangan ngikutin gue."

Leo menatap bola mata Gabby lekat, tak menghiraukan perkataan Gabby.

"Lo abis nangis ya? hayo ngaku." goda Leo membuat Gabby kembali kaget, setelah itu bersikap biasa saja.

"Gue nangis? ya, enggak!" Gabby ingin menaiki motornya. sial bertemu Pria seperti Leo sangat menyebalkan, sebelumnya tidak pernah Gabby bertemu manusia seperti Leo.

"Dari pada lo nangis. mending ikut gue aja, ngenalin ke nyokap dan bokap, bahwa Xavenus Leo dinyatakan telah memiliki calon masa depan." ucap Leo mendapat tinjuan kecil di kepala.

"Mamam tu masa depan!" sinis Gabby.

Leo mengelus kepalanya pelan. "Yaudah, nanti aja ngenalinnya. lo Sekolah di mana?"

Gabby melanjutkan langkahnya mendekati motor, memasangkan helm. tidak ingin berhadapan dengan Pria seperti Leo.

"Lo jawab atau gue ngikutin lo terus?" tanya Leo serius.

"SMA Garuda! puas lo?" Gabby menghidupkan motornya.

"Jangan ngikutin gue." Gabby tidak ingin mendengar pertanyaan lagi dari Leo. secepat mungkin Gabby melanjutkan jalan.

Sekarang Gabby memilih untuk pulang saja kerumah.

***

Hey everybody!

Lanjut gak nih? ><

Vote dan comen sangat di harapkan.

Makasih yang udah mampir.

Bye see you next part!!

GALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang