Gabby berjalan keparkiran, kerencana awalnya yaitu bolos.
"Heeh." suara Perempuan paruh baya mencekal pergelangan tangan Gabby.
Gabby menghembus nafas gusar. rencananya untuk bolos hari ini tidak mulus seperti biasanya.
Memutar badan melihat siapa yang memberhentikan langkahnya, ah sialan.
"Gabby! yaampun Ibu pikir siapa ternyata kamu. mau kemana hayo?" tanya guru bername tag Sila.
"Arahnya mau keparkiran, mau bolos?" curiga Bu Sila.
Gabby hanya diam mendengar pertanyaan sialan itu.
"Gak boleh bolos! sini Ibu anterin kekelas." ucap Bu Sila menarik tangan Gabby.
Terpaksa dengan rasa sangat sangat sangat malas Gabby mengikuti langkah Bu Silla.
"Kamu itu, ya. kemarin Ibu lihat kamu di hukum, kemarinnya lagi juga. gak niat sekolah?" Bu Sila menggelengkan kepalanya.
"Jangan banyak nanya, Bu." sinis Gabby sudah muak mendengar ucapan Bu Sila sedari kemarin.
"Siapapun manusia di bumi ini yang bisa buat kamu berubah, Ibu salut sama orang itu."
"But, impossible." lanjut Bu Sila.
Gabby hiraukan itu, tapi Gabby memilih diam saja. berbicara dengan Bu Sila tak akan ada habisnya, yang ada akan semakin panjang.
***
Sesampai di kelas. Bu Sila meninggalkan Gabby berhadapan dengan Pak Gibo.
"Berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat pertama habis." sinis Pak Gibo memegang mistar tajam.
"Hahaha." tawa Noren kearah Gabby.
Gabby melihat Noren duduk di kursi Gabby dan tas Gabby berada di kursi paling depan. apa-apaan ini?
"Pak, kenapa ni Cewe yang duduk di kursi saya?" tanya Gabby minta penjelasan kepada Pak Gibo.
"Kamu duduk di kursi paling depan aja." jawab Pak Gibo.
Gabby sudah nyaman duduk di belakang, dan sekarang di suruh pindah depan? yang benar saja.
Gabby tersenyum devil melihat Noren. sekarang Gadis itu mengeluarkan lidah melihat Gabby.
"Gabby, silahkan keluar berdiri di tengah lapangan." ucap Pak Gibo mempersilahkan Gabby keluar.
Gabby memutar badan keluar dari kelas.
"Pak, supaya Baby gak bolos lagi, gimana kalau saya jagainnya di lapangan?" tanya Leo berdiri dari kursi.
"Baby?" heran Pak Gibo.
"Maksudnya, Gabby." ucap Leo menggarut kepala yang tak gatal.
"Nanti kamu akan tertinggal pelajaran."
"Gak papa, saya udah pintar, Pak."
Gira dan Eoz mengangguk setuju mendengar perkataan Leo.
"Baiklah, silahkan keluar."
Ucapan Pak Gibo berhasil membuat Gabby berjalan secepatnya.
Walaupun baru beberapa langkah keluar kelas, Gabby masih mendengar percakapan itu.
Langkah Gabby yang cepat menjadi terhenti karena pundakanya di rangkul oleh Leo.
Gabby menepis tangan Leo kasar.
"Lo tau?" tanya Leo menarik tangan Gabby agar berjalan kearah lapangan.
"Gak." Gabby memutar mata malas berjalan kelapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEO
Teen FictionCerita ini bukan tentang seorang Gadis mengejar Pria, tapi Pria ketua geng motor yang mengejar hatinya Gadis bad girl. bukan Gadis yang mempunyai banyak teman, bukan pula Gadis yang selalu mendapat nilai tinggi, melainkan mendapat nilai rendah, dan...