Dua bola mata fokus menghadap pandangan depan sambil menahan rasa suntuk bercampur malas mengendarai motor ke sekolah.
Menekan gas motor cepat melewati kendaraan lain dengan rasa dingin karena cuaca hari ini yang gelap dan air dari langit membasahi jaket Gabby.
Gabby melingkarkan senyum sinisnya menobros gerbang masuk SMA yang seharusnya sudah di tutup namun terbuka tidak ada penjaga.
Memarkirkan motor di parkiran, setelah itu melepaskan helm dengan santai, mulai melangkah menjauh dari motor.
Berjalan menuju kelas dengan pandangan santai melihat sekeliling sudah sepi, yah, dirinya terlambat datang ke sekolah untuk sekian kalinya.
Sampai memasuki dalam kelas, Gabby tersenyum tipis belum ada guru yang memasuki kelas. Semua murid menuju matanya ke arah Gabby, melihat biasa karena sudah terbiasa.
Gabby lanjut berjalan mendekati kursinya dengan sinis melihat semua batang hidung murid yang melihatnya, tunggu, ada satu batang hidung yang tidak terlihat.
"Selamat pagi semuanya." ucap seorang guru dengan lipstik dan make-up tebal sembari membawa buku di tangannya.
"Pagi, Bu."
Gabby melanjutkan langkahnya duduk di tempat. Meneliti lagi semua murid yang ada dalam kelas, mencari pria yang akhir-akhir ini membuat jantung Gabby tidak aman, namun tetap saja matanya tidak menemukan sosok pria yang di cari.
"Baik, langsung saja kita mulai materi yang akan di bahas untuk hari ini,"
***
Gabby memejamkan matanya menyandar di bawah pohon yang sepi di belakang kelas, sembari melihat turunnya air hujan di depan mata.
Benak Gabby sedari tadi bertanya-tanya di manakah pria yang sedang ia cari, tapi berusaha untuk membuang jauh-jauh pertanyaan itu.
Mendengar suara berisik yang tak jauh dari dirinya, Gabby langsung membuka matanya mengamati sekeliling.
Gabby mengerutkan dahinya melihat Gira dan Eoz di bawah pohon yang tak jauh darinya sambil mengarahkan Handphone ke arah Gabby.
Ckrek
Lampu Handphone Eoz menyala ke arah Gabby. Tersadar Gabby menatap tajam, Eoz menggarut kepalanya yang tak gatal, bangkit dari bawah pohon mendekati Gabby.
Gabby tidak mengerti maksud yang sedang di lakukan kedua pria itu mengambil poto dirinya.
"Hai, Gabby." cengir Eoz.
"Malu-maluin aja lo." ucap Gira dengan wajah tajamnya melihat Eoz.
Gabby bangkit dari sandaran pohon, "Kenapa lo berdua?!"
Eoz menatap Gira seolah menyuruh Gira yang menjawab.
Gira mengangkat bahunya juga tidak tahu mau menjawab apa.
"Jadi, gue sama Gira di suruh ngambil poto lo sekarang, di suruh sama Le-" ucapan Eoz langsung terpotong karena Gira dengan cepat menutup mulut Eoz.
"Gak, gak sengaja aja potoin lo." ucap Gira langsung melangkah ingin menjauh, di ikuti Eoz di belakangnya.
Gabby menghadang jalan Gira dan Eoz yang ingin menjauh. "Di suruh sama?"
"Sama.." Gira menatap langit yang gelap sambil berpikir.
"Sama Leo lah siapa lagi!!" seru Eoz menepuk pundak Gira lambat berpikir.
"Lo kenapa jujur?!" geram Gira menginjak kaki Eoz.
Eoz membuang mata malas menginjak balik kaki Gira. "Santai kali!"
"Leo?" beo Gabby mencerna kenapa pria yang ia cari sedari tadi ingin melihat dirinya dari poto.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEO
Teen FictionCerita ini bukan tentang seorang Gadis mengejar Pria, tapi Pria ketua geng motor yang mengejar hatinya Gadis bad girl. bukan Gadis yang mempunyai banyak teman, bukan pula Gadis yang selalu mendapat nilai tinggi, melainkan mendapat nilai rendah, dan...