13. Balapan

197 27 6
                                    

Leo tersenyum miring, membalikkan tubuhnya mengejar Gabby.

Dengan cepat Gabby memasangkan helm dengan pandangan lurus, segera menghidupkan motor, tanpa melihat sekilas lagi rumah yang selama ini adalah tempat tinggal Gabby.

Gabby menekan gas, mengendarai motor tanpa tahu tujuan ingin kemana, di tambah pikirannya sekarang yang sedang tidak baik-baik saja.

"AAAGGH!" teriak Gabby semakin menekan gas tinggi, mulai merasa tidak fokus membawa kendaraan.

Gabby refleks menekan rem motor, hampir saja ia menumbur motor di hadapannya yang menghadang jalan Gabby.

Gabby melihat Leo yang menghadang jalannya, Leo berjalan cepat mendekati Gabby.

Terdiam, membisu di tempat menatap Leo sedang memeluknya dengan tulus, membuat jantung Gabby mulai berdetak kencang.

"Ada gue," bisik Leo di telinga Gabby.

Gabby terdiam bungkam mendengar suara berat Leo yang sangat dekat dengannya sekarang.

Leo menepuk pundak Gabby. "Sementara ini, lo tinggal di apartemen aja, gue tau di mana."

Gabby masih terdiam, jantungnya tambah berdetak cepat. Pikiran Gabby ingin menarik tangan Leo agar jauh darinya, tapi hatinya seperti tidak ingin menjauhkan Leo.

"Hey," Leo melambaikan tangannya di depan wajah Gabby.

"Hey," Leo mendekati lagi tangannya melambai di depan wajah Gabby yang terdiam.

"Baby," Leo mengertukan dahinya. Ikut terdiam menatap dua bola mata yang indah di hadapannya.

Dua mata yang saling bertemu. Detik kemudian, Gabby langsung tersadar, berhenti menatap Leo lekat.

"Hm," dehem Leo ikut berhenti menatap Gabby.

"Gimana baby, mau 'kan tinggal di apartemen?"

Gabby menaiki satu alisnya. "Gimana?"

Leo menaik turunkan alisnya. "Sementara ini, lo tinggal di apartemen aja."

DUAR

Suara petir yang besar.

Gabby melihat cuaca yang gelap, air dari atas mulai membasahi.

"Sebelum hujannya deras, buru ikut gue ke apartemen." Leo mulai berjalan cepat menghampiri motornya.

Air hujan mulai menderas, Gabby mengangguk saja, bersiap menekan gas motor.

Menikmati hujan yang deras membasahi tubuhnya, sambil mengikuti motor Leo dari belakang.

Leo menurunkan kecepatannya, mengendarai motor beriringan di sebelah Gabby. "Baby, lo gak kedinginan?"

"Ha?" Gabby tidak terlalu mendengarkan ucapan Leo karena suara hujan yang sangat kuat.

"LO GAK KEDINGINAN?" Leo mengulangi perkataannya dengan suara yang besar.

"Enggak."

"LO TAU?"

"Enggak,"

"GUE AKAN JADI PAYUNG LO DARI DERASNYA HUJAN."

Gabby tersenyum tipis, tak menjawab ucapan Leo.

"LO DENGAR GAK?"

"Enggak."

Leo menghembus nafas sabar.

***

"Ini Gabby, apartemennya," ucap perempuan paruh baya yang mempunyai apartemen bernama Weka.

GALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang