10. Rencana Busuk

135 18 1
                                    

Gabby memesan minuman yang dingin dan segar, duduk di tempat yang seperti biasa yaitu sepi.

Leo, Gira dan Eoz berjalan mendekati Gabby, dan benar saja tiga Pria itu  dengan santai duduk di hadapan Gabby.

"Kursi kosong masih banyak," sindir Gabby melihat tiga Pria itu tajam.

"Kalau hati gue kosong gak ada lo." ucap Leo duduk di sebelah Gabby.

"Leo..." Noren berjalan mendekati kursi Leo masih dengan wajah penuh sedih.

"Ngapain sih lo, Noren imut-imut kampret? sana deh lo." ucap Eoz mengeluarkan benda pipih dalam saku celananya.

"Leo sengaja ya gak datang ke cofe?"

"Noren kemarin nungguin berjam-jam, hasilnya Leo gak datang." Noren menundukkan wajah sedihnya.

"Iya, sengaja!" ucap Leo pedas.

Gira ikut mengeluarkan benda pipih dari pada melihat Leo dan Noren.

"Leo kenapa posting foto Gabby? sedangkan foto Noren gak pernah." Noren mengangkat kepalanya namun membuang wajah menatap Leo.

"Lo beneran mau tau?" Leo mengangkat satu alisnya.

Noren tersenyum kikuk.

"Karena, gue gak suka sama," Leo mengangkat dan meniup jari telunjuk kanan sebelum melanjutkan ucapannya.

"Lo." Leo menunjuk tangannya kearah Noren sambil tersenyum tipis.

Senyum Noren seketika langsung menjadi pudar dan mata Noren mulai berair.

"Ahaha kuasihuan." tawa Eoz melihat Handphone, tapi langsung di tatap tajam oleh Noren.

"Yaaa, kesindir." tawa Gira ikut melihat Handphone dan juga mendapat tatapan tajam dari Noren.

"Lo Cewe, pantes dapet Cowo yang ngejar lo, bukannya malah lo yang ngemis cengeng sama Cowo." ucap Leo terdengar tinggi dan menyakit hati.

"Tap-tapikan," Noren meneteskan air matanya.

"Ini minumannya." seorang wanita paruh baya meletakkan pesanan minuman di atas meja Gabby.

Gabby menerima pesanan yang telah datang. langsung meyegarkan tenggorokannya, tak terlalu melihat kebisikan di hadapan, namun mendengar kebisikan di hadapan, jujur saja Gabby sangat terganggu melihat manusia di hadapannya.

Sambil menyegarkan tenggorokan, Gabby melihat Noren yang sedang menangis. Gabby menggelengkan kepala melihat Noren yang sedang patah hati.

"Udah gue bilang, hapus air mata lo." ucap Gabby santai memandang minuman segarnya.

Noren menghapus cepat air matanya, kemudian berlari menjauh tanpa mengeluarkan sepatah ucapan.

"Pergi juga tu anak." ucap Eoz dan Gira menghembus nafas legah dan memasukkan Handphone ke saku celana.

"Sekarang kalian yang pergi sana," usir Gabby tajam.

"Aelah, kita juga lagi pesan minuman nih, tenggorokan kering juga gara-gara lo." ucap Gira jujur.

"Lebih tepatnya salah Leo karena mau nolongin Gabby telat." ucap Eoz menyalahkan Leo.

"Salah Gabby kenapa telat." Gira membenarkan ucapannya.

"Jelas salah Leo." ucap Eoz tidak ingin kalah.

"Salah lo berdua kenapa mau ngikut gue," tawa Leo.

"Pesan apa yang lo berdua mau, ntar gue bayar." lanjut Leo.

Eoz langsung tersenyum ceria. "Nah, kalau gini baru bener, gak ada salahnya sedikitpun."

"Banyak bicara, gas langsung aja, bro." Gira beranjak memesan makanan.

GALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang