07. Batu Sama Batu

148 18 2
                                    

Gabby keluar dari aplikasi WhatsApp, menutup layar Handphonenya, tidak membalas lagi pesan dari Leo.

Leo, Gira, dan Eoz, mengambil kursi dekat yang kosong, mendekatkan kursi itu di hadapan Gabby.

Gira dan Eoz masih fokus memegang benda pipih asik seru sendiri.

Gabby melihat geram tiga Pria di hadapannya, apalagi Leo yang sedang memandang Gabby sekarang.

"Hembus nafas dulu, tenang, jangan emosi." ucap Leo menyilangkan kaki.

"Diem lo!" ketus Eoz masih menatap benda pipih yang ia mainkan.

"Apa lo nyuruh gue diem!" Leo menatap Eoz sinis.

"Gue bukan bicara sama lo kali, biasa," cengir Eoz.

"Eoz, dari pada lo kelamaan jomblo, mending lo pacaran sama makhluk gaib aja, cocok." ucap Gira tanpa melihat Eoz.

"Pala lo minta di hajar, Gir." sinis Eoz.

"Ayo sini lo, gue hajar duluan," Gira mematikan Handphonenya.

Eoz mematikan Handphone, merapikan rambutnya. "Ayo!"

Leo mendekatkan kepala Gira dan Eoz,

Plak

Dua kepala Pria itu saling bertumburan karena ulah Leo.

Eoz mengusap kepalanya, berbalik dengan Gira yang biasa saja.

"Iih, Leo jangan gitu, gak boleh jahat bikinin kepala temen sendiri sakit." Noren datang ikut mengambil bangku kosong, duduk di samping Leo.

"Noren imut-imut kampret, kali ini gue setuju ucapan lo." ucap Eoz dengan wajah bersedih.

"Ngatain Leo jahat? emangnya lo gak jahat?" Gira mengangkat suara.

"Jahat? Noren gak jahat." Noren memasang wajah sedikit ragu.

Gabby mendatarkan wajah, sangat berisik mendengar percakapan di hadapannya, mengganggu telinga Gabby yang ingin tenang.

"Ngapain lo di sebelah gue? sana." usir Leo.

Noren menggeleng kepala. menatap Gabby dengan tatapan penuh makna.

Gabby membulatkan matanya tajam dengan wajah datar. benak Gabby seperti menyuruh Gabby sinis.

"Noren diam bukan berarti lemah." Noren membisikkan ucapan itu di telinga Leo dengan suara yang kecil, tapi Gabby bisa mengerti gerak dari bibir Noren mengatakan apa.

"Suaranya kurang kencang, gue gak kedengeran." jujur Eoz.

"Naikin volumenya," ucap Gira juga tak mengerti.

"Hehe, barusan Noren bilang kalau Noren suka sama Leo." Noren menyakinkan Eoz dan Gira.

"Itu kita juga udah tau kali Leo gak suka sama lo, ups." Eoz menutup mulutnya seperti tidak sengaja, aslinya ya sengaja.

"Sengaja bilang aja, gak usah tutup mulut segala." Gira menggelengkan kepalanya.

"Contoh tukang iri ya gini, Gira orangnya." tawa Eoz.

"Mulut lo berdua mau gue kasih apa biar diam?" tanya Leo.

"Duit!" seru Eoz dan Gira kompak.

Leo kembali menyatukan kepala Gira dan Eoz. "Sana lo berdua,"

Sebelum Leo mengusir pergi, Gira dan Eoz saja sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari.

"Lo juga sana!" usir Leo melihat Noren tajam.

GALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang