Little Enemy

3.3K 375 15
                                    

Setelah selesai makan, para   maid segera membersihkan segalanya tentunya setelah melihat kode dari singto. Krist sudah kekenyangan karena seluruh makanan yang tadi tersaji hanya tersisa sedikit.

“Kamu pengen jalan-jalan babe?” Tanya singto

“Mau phi, pengen beli baju buat ganti selama aku disini” ucap krist

Singto langsung saja mengeluarkan salah satu black cardnya dari dalam dompet dan memberikannya pada krist.

“Untuk apa phi memberiku ini?” Tanya krist heran

“Katanya pengen belanja tadi” jawab singto

“Ya aku kan punya uang, aku tidak semiskin itu jika phi lupa” ucap krist datar

“I know babe, tapi aku cuma pengen ngasih ini buat kamu, kan phi yang mengajakmu kesini, terima ya” bujuk singto

Dengan berat hati krist menerima kartu tersebut lalu mengantonginya.

“Tapi phi tidak bisa menemanimu, ada pekerjaan yang harus phi urus sayang, phi akan menyuruh bodyguard untuk mengawalmu, phi tidak ingin kamu pergi sendiri” ucap singto berusaha melindungi krist bagaimanapun juga musuhnya berada di mana-mana. Dan kemungkinan adanya krist disamping singto dari kemarin pasti sudah ada pihak musuh yang mengetahuinya dan itu berbahaya bagi krist jika pergi sendiri.

“Hmm yasudah deh tak apa” ucap krist sambil menghela nafas mencoba posisi kekasihnya yang memang datang ke jepang karena ada urusan dengan bisnisnya. Meskipun rasanya ingin sekali menghabiskan waktu dengan singto, namun dirinya tidak dapat berbuat banyak.
Krist langsung pergi menuju mall dengan tiga bodyguard yang menjaganya. Awalnya krist menolak tersebut dan hanya mau dikawal dengan cukup satu bodyguard saja. Namun ternyata singto orangnya cukup tegas jadi dengan terpaksa krist menurutinya dengan membawa tiga bodyguard dengan salah satunya leo yang memang ditugaskan menjaga krist dari tadi pagi.

Krist memasuki toko satu persatu membeli pakaian yang menurutnya bagus, mumpung sedang di jepang, banyak model baju yang tidak dapat dijumpainya dibangkok. Hingga tangan bodyguard yang mengawal krist sudah ada sepuluh paper bag. Puas dengan baju krist memasuki toko sepatu dan memilih berbagai model yang menurutnya bagus dan juga lucu, bahkan krist berbinar menemukan sendal tidur dengan bulu-bulu berwarna pink yang sangat cocok digunakan saat hawa dingin. Krist sudah mencoba mencari di mall-mall bangkok dulu, namun barangnya cepat habis dan krist tidak pernah kebagian.

Para bodyguard mengikuti krist kemanapun dan tidak akan membantah. Untung krist menuruti singto dengan membawa tiga bodyguard karena jika krist hanya membawa satu bisa dipastikan bodyguard itu akan kesulitan membawa seluruh belanjaan krist sekarang ini. Mereka baru sampai di mall ini sekitar tiga jam, tapi setiap bodyguard sudah membawa lima paper bag.

.

Sedangkan dilain tempat singto tengah menikmati para komplotan yang berani mencari masalah dengannya sedang disiksa oleh para bodyguard tentunya sesuai arahan singto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan dilain tempat singto tengah menikmati para komplotan yang berani mencari masalah dengannya sedang disiksa oleh para bodyguard tentunya sesuai arahan singto. Agar singto puas melihat mereka kesakitan. Di depannya terdapat sembilan orang pria dengan telanjang yang sedang di siksa dengan setiap orang di dampingi oleh dua anak buah singto. Terlihat jelas wajah kesakitan pada setiap tahanannya tapi itu belum membuat singto puas. Senjatanya memang kembali pada singto namun hanya ada sekitar 70 an, karena sebelumnya senjata yang mereka curi dari singto sudah di jual, dan uangnya sudah habis di buat foya-foya.

“Sayat kaki” perintah singto pada anak buahnya

“Ahh sak...iit”
“Ammpuun tuan”
“Maaf tuan”
“sakiit” teriakan para tahanan singto merasakan kakinya di sayat-sayat dengan dalam menggunakan pisau yang sangat tajam bahkan ada yang sampai pingsan karena tidak kuat merasakan sakit dari tadi sore di siksa

“Apa? Kalian meminta ampun, bedebah kecil seperti kalian berani-beraninya mencari masalah denganku, tidak ada ampun bagi kalian” teriak singto marah

“Maaf..kan kami tuan sing..to”
“Kami ber..salah  tu..aaann”
“To..long lepaskan kami tuan”

“Hahaha aduh kalian membuat perutku sakit” ucap singto tertawa dengan keras hingga menggema diruangan bawah tanah yang biasanya digunakan untuk eksekusi para penghianat dan musuh

“Sudah tau salah masih saja meminta di lepaskan, kalian harus ke neraka dan mempertanggungjawabkan apa yang telah kalian perbuat” desis singto marah dengan mata yang sangat tajam memandang satu per satu tawanannya.

“Potong penis” perintah singto datar

“Ahhkkk”
“Saa..kiit”
“Aahhhkk”
“Bajingan kau singto” ucap para tahanan saat merasakan kemaluan mereka dipotong bahkan darahnya sampai kemana-mana

“Itu nama tengahku” ucap singto ketika diumpati

Singto cukup puas dengan pemandangan apa yang dilihatnya sekarang, wajah yang sudah lebam akibat dipukuli, punggung yang sudah terdapat banyak maha karya akibat cambukan. Dada serta perut yang penuh maha karya lukisan bunga menggunakan belati. Junior mereka yang sudah tergeletak mengenaskan. Serta kaki yang sudah putus juga banyak sayatan. Siapa yang berani mencari masalah dengannya maka siap-siaplah untuk hilang seketika dari bumi yang indah ini.
Beberapa masih ada yang hidup namun lemah tak berdaya, mungkin detik-detik terakhir sebelum meregang nyawa.

Singto melihat jam tangannya ternyata sudah jam sebelas malam, seketika baru teringat krist yang ditinggalkannya sendirian di rumah.

“Selesaikan ini, kalau sudah berikan badan mereka pada para leona (buaya-buaya peliharaan singto yang ada dijepang)” ucap singto lalu bangkit meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

“Pulang” perintah singto pada supir

“Baik tuan” jawab supir

Rombongan mobil singto keluar dari lingkungan markasnya. Terdapat empat mobil termasuk mobil yang di tumpangi oleh singto, sedangkan yang lain adalah para anak buahnya yang mengawal singto.

Sampai dirumah singto bisa melihat krist yang tertidur di sofa ruang tengah dengan ada leo berdiri disamping sofa tempat krist tertidur. Melihat krist tertidur membuat singto murka lalu memandang leo seolah ingin jawaban dengan apa  yang dilihatnya kini.

“Dari tadi tuan krist menunggu anda tuan, saya sudah mengusulkan untuk menunggu dikamar namun tuan krist tidak mau, dan kekeh ingin menunggu disini” jawab leo dengan menunduk

Mendengar jawaban leo membuat hati singto seolah dihantam oleh batu besar karena menelantarkan kekasihnya.
.
.
.

Kok jadi ngeri ya tega banget abang sih. Tapi maklum sih namanya juga musuh, jadi harus dibasmi sampai tuntas, agar tidak berulah ditempat lain. Btw kasian dedek kit di biarin sendirian nunggu babang yang tidak jelas kepulangannya, terlalu sibuk nyiksa orang sih abang ah.

Oh iya jangan lupa vote and comment ya, follow juga nggak masalah kalau nggak keberatan sih, itung-itung mengapresiasi author kan wkwk.

Sexy Writer [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang