Revenge

1.8K 226 81
                                    

Banyak orang di sana padahal ini masih pagi buta, matahari bahkan belum muncul ke permukaan. Lantas apa yang mereka lakukan berkumpul di sana.

“Tuan, apakah hari ini kita jadi melakukan apa yang sudah kita rencanakan?”

“Tentu, kalian sudah tahu bukan aku sudah menunggu sangat lama untuk hari ini.” Seorang pria yang merupakan bos dari mereka tersenyum miring, tangannya memainkan pistol yang sedari tadi dipegangnya.

“Baiklah, nanti kita akan menyebar di beberapa titik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Baiklah, nanti kita akan menyebar di beberapa titik.”

“Baguslah, kita akan bermain dan memperoleh kemenangan yang sudah lama ku tunggu.”

Sontak pria tersebut keluar dari ruangan tadi bersama dengan kaki tangannya. Berjalan meninggalkan ruangan tadi, dengan langkahnya yang begitu lebar. Dan wajah yang datar dengan pandangan matanya yang begitu tajam, seolah bisa membunuh lawannya hanya dari sekali lihat.

“Tuan Vander, kita akan bertemu dahulu dengan Singto, sebelum anak-anak yang lain memulai pekerjaannya.”

“Aku tahu, kau kira aku bodoh apa. Aku yang merencanakan ini semua,” desis Vander yang ternyata dalang dibalik masalah yang akan terjadi hari ini. Entah apa yang akan dilakukannya pada Singto nanti.

“Maaf, Tuan.” Kaki tangan dari Vander menundukkan kepalanya karena takut kepalanya dipenggal oleh bosnya sendiri.

“Aku akan membalaskan dendamu Singto, kau yang sudah membuat adikku mati Oliv gara-gara menemui kau,” gumam Vander yang berbicara sendiri. Dulunya adiknya adalah pacar dari Singto, Vander mengetahuinya karena sang adik selalu membangga-banggakan Singto. Vander yang tidak terima akan kematian sang adik kesayangan, tentu saja sangat dendam dengan Singto.

Delapan tahun Vander mendirikan kelompok Phoenix hanya agar dirinya bisa membalaskan dendamnya. Vander sudah beberapa kali meluluh-lantahkan markas Singto di beberapa Negara. Dengan cara mengahasut kelompok-kelompok kecil dirinya jadikan umpan untuk mengadu domba Lionking yang merupakan kelompok yang dipimpin oleh Singto dengan yang lain.

Vander juga sudah sering mengirimkan terror pada pria yang sekarang sudah menjadi pasangan Singto, namun entah mengapa anak buahnya selalu gagal. Dan pasangan Singto masih saja hidup sampai sekarang.

Vander sangat tidak suka dengan Singto yang sudah bahagia dengan pasangannya, sedangkan adiknya sudah berada di alam lain. Begitu mudahnya Singto melupakan adiknya, itulah yang sangat Vander benci dari Singto.

Bekerja sama dengan Singto dengan perusahaan kecilnya yang bernama Phopho Compeny hanyalah sebuah alibi, agar Vander bisa semakin dekat dengan Singto. Dan dirinya nanti akan dengan mudah membunuh Singto, agar dendam yang selama ini bersarang dalam hatinya bisa terbalaskan. Semua ini dilakukan Vander untuk adik kesayangannya.

"Time to revenge, Singto."

***

Pagi harinya ketika Singto sudah menyelesaikan siap-siapnya untuk bertemu dengan kliennya, dia menyempatkan diri untuk menelfon Krist terlebih dahulu. Tanpa menunggu lama ternyata Krist langsung mengangkatnya.

Sexy Writer [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang