Sexy Writer [Terbit]

About Baby

Singto berlari kalang kabut di lorong rumah sakit, setelah mendapat kabar dari Jason kalau istrinya masuk rumah sakit. Tadi ketika Singto akan meeting kembali, dia mendapatkan kabar kalau Krist terlibat kecelakaan dan masuk rumah sakit. Tanpa menunggu lama dia langsung menuju rumah sakit, dengan perasaan yang campur aduk.

Ternyata perasaannya yang gundah, ketika meninggalkan Krist berangkat bekerja tadi karena akan terjadi ini. Kalau tau ini akan kejadian, mungkin Singto akan memilih dirumah menemani istrinya, dan tidak membiarkan Krist keluar dari rumah.

“Apa yang terjadi dengan Krist? Bagaimana bisa dia masuk rumah sakit? Kau tak becus menjaganya.” Singto bertanya panjang lebar pada Jason yang menunggu didepan ruang rawat Krist.

“Tuan Krist kecelakaan, dan saat ini sedang dirawat didalam. Ada Nyonya Lyn juga.”

Singto langsung masuk kedalam ruang rawat itu, terlihat Krist yang sedang berbaring dan memejamkan matanya.

“Ma, bagaimana keadaan Krist?” tanya Singto pada mamanya yang duduk disamping ranjang Krist.

“Tenang, Sing.”

“Bagaimana aku bisa tenang, Ma. Sedangkan Krist sedang seperti ini.” Singto sungguh mencemaskan keadaan Krist.

“Phi Sing,” panggil Krist yang membuka matanya karena mendengar suara gaduh.

“Sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya Singto memegang tangan Krist.

“Anakku bagaimana?” tanya Krist langsung meraba perutnya. Dan ternyata masih buncit, berarti janinnya tidak apa-apa. Krist langsung bernafas lega.

“Anak kamu nggak apa-apa, Krist. Kata dokter tadi, untungnya kamu pakai korset yang untuk menyangga kehamilan, makanya dia tidak apa-apa. Dan airbag yang mengembang tepat pada waktunya juga meminimalisir adanya kejadian yang tidak diinginkan.” Lyn menjelaskan dengan detail tentang apa yang dikatakan dokter tadi saat memeriksa Krist.

Tadi ketika sampai di rumah sakit, Krist memang tidak sadarkan diri. Lyn yang langsung dikabari oleh Jason langsung menuju rumah sakit karena kecelakaan tersebut terjadi tidak jauh dari mansion.

“Untunglah, nggak apa-apa, Ma. Aku takut banget tadi terjadi sesuatu dengannya.” Krist bernafas lega.

Ternyata apa yang digunakannya menyelamatkan hidup calon anaknya. Krist memang sudah rutin memakai kain penyangga kehamilan, semenjak usia kehamilannya menginjak bulan kedua karena dia merasa perutnya cepat membesar, dan agar tidak terlalu sakit punggungya. Krist memakai kain penyangga kehamilan. Bukan hanya itu saja, Krist mengingat kata dokter dulu yang bilang kalau kehamilan pria agak rawan akan benturan, itulah yang membuatnya langsung berantisipasi sejak dini pada bulan awal kehamilannya.

“Kamu setelah ini boleh langsung pulang, tadi kamu hanya terlalu kaget aja, makanya sampai pingsan tadi.”

“Iya, Ma.”