Cattyblack

3K 288 14
                                    

Dering ponsel berbunyi membangunkan mereka yang tertidur lelap meskipun hari sudah menjelang siang. Krist orang yang terbangun lebih dulu dan mengangkat telefon masuk yang ternyata dari ponselnya.

"Halo," ucap Krist dengan masih memejamkan mata dan tidak tahu siapa yang menelfonnya.

"Krist gawat." Jawab New yang ternyata menelfon Krist.

"Ada apa New?" tanya Krist malas karena New yang menelfon dirinya.

"Tolong buka matamu dan dengarkan apa yang aku ucapkan wahai pasangan pengantin baru yang penuh hormone. Informasi tentang dirimu sebagai penulis dengan nama samaran Cattyblack tersebar luas di Bangkok," ucap New panjang lebar.

"Apa bagaimana bisa itu terjadi?" tanya Krist yang sekarang sukses membuatnya membuka mata akibat kaget terhadap apa yang diucapkan oleh New.

"Ya makannya jangan making love terus hingga tidak sadar akan kabar Thailand yang sedang gempar-gemparnya sekarang," gerutu New.

"Apa si tua Thanat yang menyebarkan informasi tersebut?" tanya Krist.

"Bisa jadi, karena dia sepertinya dendam denganmu usai pertemuan terakhir kita yang kau menolak permintaannya."

"Sialan si tua Bangka itu, baiklah aku akan pulang sekarang New." kesal Krist.

"Memangnya honeymoon mu sudah selesai?" tanya New.

"Harusnya belum, tapi akibat kabar darimu aku harus pulang kan." Jawab Krist.

"Yasudah aku akan menunggumu di apartementmu. Jangan lupa oleh-oleh untukku ya,"

"Bisa-bisanya dikeadaan genting seperti ini masih ingat meminta oleh-oleh," gerutu Krist.

"Harus dong itu penting. Kapan lagi kan aku mendapatkan oleh-oleh dari luar negeri selain darimu. Phi Tay tidak pernah mengajakku jalan-jalan jauh. Paling mentok juga masih di Thailand," ucap New mendramatisir keadaan.

"Heleh, udah aku mau siap-siap."

Krist memutuskan sambungan telefon mereka dan ternyata sedari tadi Singto sudah terbangun dari tidurnya dan melihat dirinya marah mendapat kabar dari New. Tapi, dia hanya diam saja tanpa ingin menyela terlebih dahulu obrolan mereka.

"Ada apa hm?" tanya Singto dengan lembut.

"Informasi tentang diriku sebagai penulis tersebar Phi," ucap Krist lirih.

"Lalu apa kamu butuh bantuan Phi, Sayang?" tanya Singto.

"Aku bisa menyelesaikannya sendiri. Tapi, bisakah kita kembali ke Bangkok sekarang?" tanya Krist.

"Tentu, apapun keinginanmu. Lagipula pekerjaan Phi disini juga sudah selesai, rencananya hari ini Phi ingin mengajakmu jalan-jalan. Tapi, kalau sekarang emang mendesak banget yaudah gapapa kita pulang."

"Makasih udah ngertiin keadaanku Phi,"

"Hey, jangan seperti itu. Kemarin kamu sudah ngertiin Phi dengan tidak marah waktu Phi tinggal terus, sekarang gentian dong Phi yang ngertiin kamu. Bukannya dalam sebuah hubungan memang saling mengerti satu sama lain."

"Aku berasa tidak salah memilih suami untuk sekarang."

"Kok begitu, memangnya nanti kamu akan menyesal menikah dengan Phi?" tanya Singto yang sekarang sedikit merajuk pada Krist.

"Asal Phi selalu jujur denganku, aku mungkin tidak akan pernah menyesal memilih Phi. Lebih baik jujur meskipun itu menyakitkan dari pada berbohong demi kebaikan. Tapi, tidak ada yang namanya bohong itu baik. Jadi, aku mohon Phi juga jujur denganku sebelum aku tahu dari orang lain. Sangat menyakitkan mengetahui fakta baru tapi tidak dari orangnya langsung," ucap Krist tiba-tiba dan memberikan kecupan manis dan singkat pada Singto.

Sexy Writer [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang