Troubling Terror

2.8K 338 32
                                    

Sampai di kamar krist sembunyi di bawah selimut ketakutan, baru kali ini dirinya mendapat terror seperti ini, entah siapa yang mengirimnya. Seingatnya krist tidak mempunyai musuh, bahkan hidupnya benar-benar dibatasi karena memang krist tidak terlalu suka di mengekspost dirinya.

Menekan ponselnya dengan tergesa, pada panggilan pertama tidak diangkat, menunggu di panggilan kedua akhirnya di angkat juga oleh orang yang di telfon krist.

"Ha..loo phi akuu ta..kutt" ucap krist dengan terbata-bata

"Ada apa babe?" Tanya singto dengan cemas mendengar suara kekasihnya yang tersendat-sendat

" hiks ke apartemen se..karang phi hiks" ucap krist sambil menangis.

"Oke tunggu phi kesana sekarang sayang" ucap singto lalu bergegas meninggalkan pekerjaannya untuk menuju ke apartement krist.

Sampai dibawah singto langsung masuk kedalam mobil dan menyuruh supir serta bodyguardnya untuk segera ke apartemen krist. Bodyguard singto langsung memblokade jalan agar terhindar dari macet karena tahu bosnya sedang terburu-buru.

Tiba di apartement krist, singto segera naik untuk menuju kamar krist diikuti dengan dua bodyguard di belakangnya. Pintu apartemen krist yang terkunci akhirnya di dobrak oleh bodyguard singto hingga rusak. Mereka masuk dengan tergesa-gesa tidak menghiraukan pintu yang telah dirusaknya. Ketika sampai diruang tamu pandangan mereka tertuju pada kardus yang terbuka. Dan alangkah terkejutnya ketika melihat apa yang ada di dalam kardus tersebut.

"Sialan, siapa yang berani mengirim potongan kepala yang penuh darah ini" murka singto.

"Kemungkinan pihak musuh yang sudah mengetahui keberadaan tuan krist disamping anda tuan" asumsi dari Jason sang bodyguard

"Bisa jadi, kalian bereskan ini aku akan mencari krist pasti dia ketakutan sekarang" perintah singto

"Baik tuan" ucap kedua bodyguard
Singto lalu bergegas ke lantai dua menuju kamar kekasihnya. Dan melihat gundukan diatas ranjang. Singto menghampirinya dan membukanya terlihat krist yang sedang ketakutan bahkan matanya sudah sembab karena terlalu lama menangis.

"Phi sing" ucap krist lalu menghamburkan dirinya ke pelukan singto.

"Tenang sayang, phi ada disini ya" sambil terus mengelus punggung krist

"Hiks aku takut phi hiks..entah siapa yang ngirimin itu" jawab krist dengan tangisnya

"Kamu inget nggak wajah yang ngirim?" Tanya singto

Krist mendongakkan wajahnya melihat singto dan menggelengkan kepala sebagai jawaban. Singto menghela nafas, berfikir cepat bagaimana cara menemukan orang yang berani meneror kekasihnya ini.

"Yaudah sementara kamu jangan tinggal disini dulu, sangat berbahaya takutnya peneror itu berulah lagi. Kamu ikut phi aja ya" usul singto dan hanya diangguki oleh krist.

Mereka keluar dari kamar sambil krist berada dalam dekapan singto. Dan dilihatnya kardus tadi sudah tidak ada diruang tamu. Namun krist juga kaget melihat pintunya yang rusak mengenaskan, pandangannya langsung tertuju pada singto. Singto yang sadar akan kekacauan yang diperbuatnya hanya tersenyum manis melihat krist.

Setelah banyak pertimbangan singto memutuskan membawa krist ke mansionnya saja, di mansion terdapat banyak bodyguard yang berjaga yang dapat mengawasi keadaan sekitar selama 24 jam. Sedangkan kalau membawa krist ke apartemen pribadinya akan sulit karena pengawasan yang minim, dan kemungkinan akan terjadi kejadian hari ini untuk kedua kalinya.

Setelah sampai di mansion mereka langsung menuju kamar singto untuk beristirahat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sexy Writer [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang