SL : 08

4.9K 340 32
                                    

Aku bukan orang yang suka membenci, tapi setelah melihatmu aku punya alasan untuk itu.

🥀🥀🥀

Sambil menggosok rambutnya yang basah Rama keluar dari kamar mandi dengan hanya melilit pinggang menggunakan handuk. Awalnya dia hendak mengambil pakaian di lemari, tapi sejenak diurungkan saat mendengar notifikasi pesan dari ponselnya.

Masih dengan tangan kiri menggosok rambut menggunakan handuk kecil, jari telunjuk tangan kanannya menyentuh layar ponsel di atas nakas untuk melihat isi notifnya.

Qiqiii
|Ram jok belakang motor lo kosong gak? Ikut nebeng dongggg

Rama tersenyum tipis, lalu menggerakan telunjuknya lagi. Bukan untuk membalas, tapi untuk melakukan video call. Hanya menunggu lima detik wajah gadis itu langsung memenuhi layar ponselnya. Qinan terlihat mengernyit, serta matanya menyipit lucu.

"Kenapa vc?"

Rama tertawa pelan ia mengangkat ponselnya ke depan wajah dengan tangan kiri, lalu melambaikan tangan kanannya. "Tangan basah gak bisa ngetik. Jadi mau nebeng? Tumben?"

Qinan mengangguk di sana, bibirnya mengerucut hingga pipi jadi makin bulat. "Iya boleh gak? Motor gue mogok barusan, tadinya mau pesen ojol, tapi keinget lo. Lo kan tukang ojek juga," katanya lalu tertawa.

"Sialan emang. Oke nanti gue ke rumah lo."

Qinan menunjukkan jempolnya, lalu bertanya heran. "Btw lo baru abis mandi?"

Rama menyengir dan mengangguk. "Kenapa? Keliatan ganteng, ya?" katanya sambil menyugar rambut basahnya dan memasang wajah songong.

Di tempatnya Qinan langsung mendelik geli. "Please gak usah sok iye, itu di telinga lo masih ada busa sabun. Lo mandi gimana, sih?"

"Oh iya kah?" Rama refleks menghadap cermin di kamarnya, ternyata benar masih ada busa sabun di telinga kanannya. Ia menatap layar ponsel lagi dengan cengiran lebar sambil mengusap telinganya dengan handuk kecil tadi.

"Yaudah ya gue tunggu, jangan kelamaan takut telat. Gue mau makan dulu."

"Eh, sisain dong buat gue. Mau makan di sana." Rama menyambar.

"Kenapa? Emang bunda lo gak masak?"

Rama menggeleng. "Akhir-akhir ini dia lagi sibuk jadi suka gak masak."

"Yaudah kalo gitu, cepetan ke sini."

"Iyaaa Qinankuh!!!!"

Panggilan video terputus. Namun, senyuman Rama masih setia di bibirnya. Walau detik kemudian senyumannya luntur begitu saja ketika layar ponselnya menampilkan walpaper lockscreen.

Itu fotonya dengan Alya.

Ia memandanginya sejenak, di sana senyuman mereka terlihat begitu bahagia. Lalu jemarinya bergerak menekan pin hingga kunci terbuka. Seketika menampilkan walpaper homescreen ponselnya yang berbeda.

Foto dirinya dengan Qinan.

Rama menelan ludah, menarik napas dalam sebelum menghembuskannya kasar. Lalu mengunci ponselnya lagi dan melemparnya ke atas kasur. Ia mengusap kasar wajahnya, dan bergumam begitu pelan.

Second Lead (Toxic) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang