SL : 34

8.4K 348 23
                                    

Ada yang nungguin?
Jan lupa vote dan komen🙂

•••

Aku tahu ini terlambat, tapi apa ada kesempatan untuk kita kembali bersama?

🥀🥀🥀

Faktanya Rama memang menyukai Alya-ralat lebih tepatnya mencintai gadis itu. Semakin dipikirkan semakin yakin juga dia dengan fakta tersebut.

Sejak awal Rama memang selalu mengelak dengan mengatakan jika dia hanya merasa bersalah. Berbohong kepada teman-temannya, bahkan pada dirinya sendiri. Padahal bukan hanya rasa bersalah yang terus menghantui selama ini, tetapi juga rasa kehilangan dan penyesalan.

Rama kehilangan Alya.

Rama menyesal menyakiti Alya.

Dan Rama berharap bisa bersama Alya lagi.

Rama sadar jika kesempatannya untuk kembali bersama Alya sangatlah kecil. Bahkan kalau dipikir-pikir, memangnya ada perempuan yang akan bersedia menjalin hubungan kembali dengan laki-laki sebrengsek Rama?

Namun, meskipun diserbu pikiran buruk dan ketidakpercayaan diri, Rama akan tetap berusaha. Seperti apa yang dikatakan Res, dia harus menunjukan ketulusan yang dia punya agar mendapat hati dan kepercayaan gadis itu kembali.

Sekarang dia hanya perlu mendekat, tak boleh mundur seperti pengecut. Biarlah Alya mengusir atau bahkan mencaci makinya, ia tak mau peduli lagi. Kemudian hari ini dia sudah berniat untuk menghampiri Alya di kelasnya setelah matkul wajibnya selesai. Apalagi setelah kemarin Rama diam-diam memberi kado untuk gadis itu, ia benar-benar ingin tahu bagaimana reaksi Alya-walau sebenarnya dia sudah punya dugaan sendiri.

Jujur saja Rama benar-benar merasa gugup. Baru saja berniat ia sudah gemetaran. Bahkan di kelas, saat belajar, Rama tak bisa fokus sama sekali. Pikirannya dipenuhi rencana tentang apa yang harus dia katakan dan lakukan jika dia menemui Alya nanti. Mempersiapkan ratusan kata dan susunan kalimat yang ingin dia ungkapkan kepada gadis itu.

Namun, ketika mata kuliahnya sudah selesai dan Rama keluar kelas, mendadak semua isi pikirannya itu buyar. Kalimat-kalimat yang dia siapkan pun seketika dilupakan. Pikirannya blank, tepat disaat dia melihat gadis yang dia pikirkan berdiri di depan kelasnya. Menatapnya lurus, jelas menandakan jika kehadiran gadis itu di sana adalah untuk menemuinya.

Rama sempat membeku ditempat dengan pikiran campur aduk, sebelum akhirnya melangkah mendekat ke depan Alya. Membalas tatapan Alya dengan tenang, berbeda jauh jika dibanding dengan tatapan Alya yang terlihat begitu dingin. Rama pun melihat sebuah paperbag yang dijinjing di tangan kiri Alya, dalam satu kali tebakan, Rama bisa yakin jika isi di dalamnya adalah kado pemberian darinya.

Selama setengah menit keduanya saling diam. Sama-sama kesulitan untuk mengeluarkan suara. Terutama Rama yang meskipun sudah menyiapkan banyak kalimat tadi, kini dia langsung dibuat membisu.

"Gue kembaliin." Akhirnya Alya yang pertama bicara. Menyodorkan paperbag yang dia pegang ke depan Rama.

Rama menghela napas. Meski sudah menduga akan begitu, ternyata rasa kecewa tetap saja menyertainya. "Itu kado buat lo. Apa gak bisa simpen aja?" katanya pelan.

"Gak bisa." Alya menjawab tegas. Tangannya masih menyodorkan paperbag tersebut. "Lo pikir gue seneng dapat hadiah ini?"

Pemuda itu terdiam, tatapannya semakin meredup. Alya berdecak pelan, mendorong paperbag tersebut ke dada Rama, tak terlalu keras tapi membuat pemuda itu jadi sedikit termundur dan paperbagnya jatuh ke lantai karena tak Rama tangkap.

Second Lead (Toxic) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang