SL : 22

5.3K 297 10
                                    

Mon maaf lama up. Kemarin-kemarin abis sakit.
Jangan lupa vote-komen-nya temen-temen🔥

•••

Kasih aku kesempatan buat dekat sama kamu lagi. Setidaknya, sebagai seorang teman?

🥀🥀🥀

Mia baru saja ingin pergi saat ia dikejutkan dengan kedatangan sebuah motor yang berhenti di depan mobilnya— seolah sengaja untuk menghalangi.

Rama turun dari motor. Kondisinya basah kuyup. Ia mendekat, berhenti di depan bundanya, memberikan sorot sayu yang membuat Mia kebingungan.

"Ada apa? Kenapa udah pulang? Dan kenapa hujan-hujanan? Alya di mana?"

"Kenapa bunda bohong?"

"Apa?"

Rama menipiskan bibir. "Soal pernikahan ayah."

Mia tersentak, kedua matanya membulat sempurna. Ia terlalu terkejut hingga tak tahu harus berkata apa saat ini.

"Kenapa bunda tega nyembunyiin itu?" Sorot mata Rama menunjukkan kekecewaan. Mia meringis, hatinya jadi teriris. "Bunda sendiri yang bilang kalau aku gak boleh benci sama ayah. Terus kenapa bunda begini?"

"Bunda takut." Di tengah suara deras hujan, suara lirih dari Mia ternyata masih terdengar jelas. Wanita itu tersenyum pahit, mengigit bibir sebelum berkata lagi. "Bunda takut kamu akan ikut sama ayah kamu dan ninggalin bunda."

Rama mengerutkan kening. "Kenapa bunda mikir gitu?"

"Kamu sering kali nyuruh bunda buat nikah lagi. Bunda tau kamu pasti ingin keluarga yang lengkap, tapi sayangnya bunda gak bisa kabulin itu.
Lalu saat tau ayah kamu akan menikah, bunda takut kamu jadi ingin ikut bersama mereka."

Mia hanya bisa menunduk saat mengatakan itu. Sampai kemudian dia merasakan tangannya ditarik dan digenggam, ia akhirnya mengangkat kepala hanya untuk melihat mata putranya yang berkaca-kaca.

"Bunda salah. Aku minta bunda nikah lagi bukan karena aku ingin punya keluarga lengkap lagi, tapi supaya bunda gak perlu kerja keras lagi. Kalau punya suami kan enak ada yang nafkahin."

"Kamu pasti bohong."

Rama tersenyum kikuk. "Ya, sedikit sih. Sebenarnya aku juga agak pengen punya keluarga lengkap. Tapi itu gak penting kok, yang terpenting buatku itu bisa terus sama bunda. Aku gak mungkin ninggalin bunda gitu aja."

Mia tersenyum haru. Ia maju, lalu tiba-tiba memeluk putranya erat.

Rama tersentak. "Bun, aku basah kuyup loh." Ia hendak melepas pelukan mereka, akan tetapi Mia justru mengeratkan pelukannya.

"Gak apa-apa. Tolong kamu janji buat gak akan tinggalin bunda sendiri."

"Sejak dulu aku udah janji, Bun. Jadi harusnya bunda jangan khawatir soal itu."

"Maafin bunda, ya, sayang."

"Gak apa-apa.

Mereka melepas pelukannya.

"Omong-omong kamu belum jawab pertanyaan bunda."

"Pertanyaan yang mana?"

"Kenapa udah pulang? Alya di mana?"

Rama seketika langsung terdiam.

***


Bang, bisa jemput?

Pesan singkat itu membuat perhatian Alan yang sedang memetik gitar teralihkan. Ia membacanya sekilas, lalu melirik laki-laki lain yang sedang menonton video cover lagu mereka di ponsel.

Second Lead (Toxic) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang