🌛 Moonstruck🌜
•••
Dua hari selanjutnya. Ditengah uang bulanan yang semakin menipis sangat beruntung Seokmin sudah pulang ke kosan. Mingyu tidak akan berakhir dengan mengemis untuk mempertaruhkan hidupnya disini. Pria dengan hidung bangir itu bahkan membawakan oleh-oleh khas Sulawesi; kerupuk jintan dan panada untuk cemilan saat makan malam nanti. Juga janji Seokmin kalau dirinya akan ditraktir makan malam selama seminggu. Tentu, Mingyu pun menerimanya dengan suka cita.Hal itu juga yang menyetujui keputusan Mingyu untuk mengambil cuti sehari di kantornya dengan alasan ada keperluan mendesak yang lebih penting dibanding gaji satu jutanya. Tidak lupa jas abu-abu yang membalut kaos putih juga celana kain senada yang membuat tubuh tebalnya semakin gagah. Pakaian satu-satunya yang layak dibanding semua kemeja dan jaket lusuhnya. Sebenarnya dia memang tampan kalau saja pakaiannya sesuai. Tidak dengan training dan kaos sobek kegemarannya.
Mingyu menunggu Seokmin datang pagi ini, setelah semalam memberitahu perihal dirinya yang akan dijemput untuk menemani bekerja. Sebenarnya itu juga salah satu keinginannya untuk sejenak melupakan hidupnya dan melihat anak-anak di panti kesehatan nanti. Dia suka anak-anak. Dan tujuan Seokmin mengajaknya adalah membawa bosnya menghadiri acara di panti rehabilitasi anak-anak yang membutuhkan penanganan psikologis khusus. Masalah trauma berat ataupun kebutuhan kesehatan yang memang mereka perlukan lebih dari rumah sakit biasa.
Setelah menunggu lima belas menit dan akhirnya Seokmin menjemputnya dengan mobil hitam entah punya siapa. Mereka berdua menginjakkan kaki di halaman panti kesehatan anak di hadapannya. Dari nama plang besar yang tertempel di gedung itu, orang yang lewat akan menangkap bahwa panti ini dikhususkan untuk anak-anak yang menderita penyakit atau rehabilisasi dan tidak bisa dirawat dirumah. Mingyu semakin senang dengan fakta kalau dia akan melihat reaksi lucu dari anak-anak nanti. Berharap bisa menjadi sosok yang menghibur untuk mereka.
Tapi harapannya pupus ketika dirinya hanya menemani bos dadakannya yang hanya berjalan tak menentu melihat beberapa fasilitas rumah sakit yang baru dibangun. Apa menyenangkannya mendengar kedua penjabat tinggi itu mengoceh dan mengekori sampai membuat kakinya pegal? Mingyu ingin pulang saja rasanya.
Tapi baru saja dia mengeluh, bos dadakannya itu berhenti di ujung di hadapan sebuah pintu besar dengan lorong kaca di kanan kirinya. Mingyu baru menyadari kalau ini adalah ruang khusus perawatan untuk para anak penjabat tinggi. Setelah bisikan Seokmin yang menjelaskan kebingungannya. Menjawab semua wajah Mingyu yang menatap penasaran. Sudah dipastikan Mingyu yakin bertumpuk-tumpuk uang yang tak pernah bisa ia dapatkan untuk bisa tidur di brankar yang bahkan terlihat nyaman itu. Mingyu yang mengintipnya dari celah pintu yang tak sengaja terbuka. Sangat ingin merasakan empuknya kasur disana.
Brankar itu bahkan lebih lebar dari luas lebar tempat tidur yang dia gunakan. Membayangkan seperti tidur di tengah hamparan kapas yang lembut dan empuk. Mingyu mengamatinya dengan perasaan iri sekaligus dongkol. Kakinya sudah lelah dan harus memasang tubuh tegap ketika bos itu berjalan masuk tanpa diikuti oleh pengikut yang lain. Dia pun hanya bisa menunggu di depan pintu itu dengan rasa penasaran yang tinggi. Siapa yang dirawat disana?
"Aku mau pulang."
Mingyu sedikit terjengit. Suara bariton itu bahkan tidak terdengar seperti anak kecil yang bisa dirawat di panti kesehatan anak. Suara itu terdengar jelas sudah mengalami pubertas panjang masa hidupnya. Kemungkinan pemilik suara itu adalah remaja dewasa usia 18 sampai 20 tahunan. Tapi kenapa di rawat disini? Apakah sosok itu memiliki korelasi dengan sang bos?
Mingyu menautkan alisnya ditengah bisik-bisik suara dari dalam ruangan. Dia tidak mau mati penasaran tapi rasanya mustahil setelah suara bariton itu kembali bersuara lebih dingin dibanding sebelumnya. Suara berikutnya membuat Mingyu semakin yakin kalau pasien yang dirawat itu bukanlah anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021