🌛 Moonstruck🌜
•••"Permata."
Suara lembut mengalun di satu-satunya indera yang masih ia pertahankan untuk ditulikkan. Ia masih berharap suara itu yang menyapanya di tengah hatinya yang semakin sakit akan kehilangan. Tapi malah seseorang yang tidak ingin dia temui. Wonwoo menghela napas tanpa menoleh pada wanita yang sudah berjalan mendekat ke arahnya. Wonwoo yang meringkuk di tempat tidur hanya bisa menatap kosong ke depan lalu memejam ketika kasurnya bergerak.
Wanita itu duduk di sisi ranjangnya dan meraba pelan surai hitamnya. Memberikan seluruh kasih sayang yang nyatanya tidak ingin Wonwoo dapatkan. Hanya Denevan yang harusnya melakukan itu untuk menenangkannya.
"Kamu gak apa-apa sayang?"
Tidak ada jawaban. Wonwoo sibuk dengan pikirannya sendiri. Tidak ada yang lebih penting dari hidupnya. Bahkan dikasihani sekalipun, Wonwoo sudah tidak peduli. Ia hanya akan membuat semuanya rumit. Ketika rasa terima itu perlahan menghilang saat semuanya menjadi sulit ketika Denevannya pergi.
"Ayahmu melakukan hal yang baik. Denevan hanya akan melukaimu. Lagipula... sudah ada aku disini yang akan menemanimu."
Wanita itu terus mengelus surainya perlahan. Ingin memberikan tanda kasih sayang yang semestinya dilihat oleh netra yang bahkan tidak bisa melihat. Tapi nihil, hanya ada tatapan kosong disana. Ia tersenyum tipis penuh arti sambil memandangi lamat-lamat wajah sembab itu. Berharap Wonwoo segera tidur dan tidak menderita di dunia ini lagi.
"Kamu ingat? Aku calon ibumu sayang."
"Aku tidak punya ibu. Ibuku sudah pergi dan tenang di surga."
Tersinggung. Wanita itu mendengus pelan. Gerakan lembut di surai Wonwoo terhenti bahkan kini tangan lentik wanita itu ditariknya.
"Tak bisakah kamu melihatku sekali saja? Aku bahkan sudah menganggapmu sebagai anak kandung sendiri."
Ucap wanita itu dalam dan penuh arti. Tapi Wonwoo yang sangat mengandalkan pendengaran tau nada bicara yang seakan dibuat-buat lembut itu. Ia tau maksud dari wanita itu. Kalaupun bisa ia tidak ingin merasakan pedihnya ekspektasi yang bahkan, tidak bisa ia dapatkan dengan indera terbatas. Berharap bahwa dunianya bisa dia miliki, tapi nyatanya... tak ada satupun yang bisa ia genggam. Termasuk Denevannya.
"Jangan pernah menganggap aku anak kandungmu. Aku tau kau tidak suka anak cacat sepertiku. Jadi gak usah repot-repot untuk mengambil perhatianku. Cukup ambil ayah seperti yang kamu ingini."
•••
Sudah seminggu. Waktu yang sosok jangkung itu habiskan di dalam kamar kosan. Tidak ada kegiatan kecuali bangun, mengecek ponsel, mandi, makan seadanya dan tidur lagi. Tidak ada yang bisa ia lakukan saat semua rasa penyesalan datang.
Sudah beberapa kali ia menangis dalam diam. Bahkan dengan wajah bengkak itu tidak bisa menghilangkan rasa khawatir Seokmin saat melihat temannya yang sudah terpuruk dalam kesedihan. Seokmin kasihan tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Keputusan Yunho mutlak dan dia juga tidak bisa serta merta menarik Mingyu kembali masuk ke dalam hidup Sang Permata.
"Van, lu gak apa-apa?"
Hening, ketika pintu kamar dibuka Seokmin. Ia kira Mingyu kembali tidur di jam-jam biasa, dimana temannya itu dipastikan sibuk. Tapi gundukan selimut tebal yang Seokmin pastikan bahwa ada makhluk besar beringkuk disana membuat Seokmin lega. Paling tidak temannya tidak bunuh diri karena terlalu menyesali tindakan kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanficDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021