🌛 Moonstruck🌜
•••Di malam yang sayangnya tidak cerah ini, pria paruh baya berdiri di ambang pintu putih khas rumah perawatan. Dari jendela pintu, ia bisa melihat dengan jelas sang anak sedang tertidur pulas. Wajah manisnya sangat indah, mengingatkan betapa cantiknya sang ibu yang sudah berjuang melahirkan sang putra.
Tapi apa yang Yunho lakukan selama ini? Bukannya menjaga Wonwoo tapi menambah beban anak semata wayangnya. Itulah yang Yunho pikirkan sejenak, sebelum akhirnya tangan tua itu membuka pintu kamar rawat. Mendekat pada Wonwoo yang tertidur menyamping, membelakanginya.
Wonwoo sebenarnya tidak tertidur dan ia dengan jelas mendengar suara langkah ayahnya yang sangat ia hapal. Ia mendengar bagaimana keluarga satu-satunya sudah terisak di belakangnya. Mengelus surai hitamnya perlahan dan Wonwoo bisa merasakan rasa sayang yang amat besar dari sang ayah. Bahkan suara bergetar disertai tangisan lirih bisa jelas Wonwoo dengar.
"Permata sayangnya ayah... apa kabar?" Yunho menengadahkan wajahnya, menahan air mata yang sudah membendung di pelupuk mata. Sambil tersenyum getir dan tangan tuanya tak henti mengelus surai kesayangannya. "Maaf untuk hari-hari terakhir, ayah gak pernah ada buat Permata. Ayah paham seberapa sayang kamu sama lelaki itu, orang yang selalu ada buat kamu dan... buat ayah cemburu. Tapi benar kata kamu, semua yang ayah lakukan... malah membuat kamu kesepian. Andai Jaejoong masih ada..."
Wonwoo tanpa sadar juga menitikkan kristal bening di sudut manik rubahnya. Ia tau sang ayah sangat banyak berkorban dan itu membuat hatinya sakit. Ia tidak bisa apa-apa bahkan di usia yang semakin dewasa.
Hingga suara ketukan pintu menyadarkan Yunho dan membuat Wonwoo langsung menutup kedua maniknya. Suara langkah hak tinggi yang diyakini adalah satu-satunya wanita yang berhubungan dengan mereka sekarang, memasuki ruangan dengan air wajah sedih. Sooyoung memanggil Yunho sambil berjalan pelan ke arah brankar.
"Mas..."
"Kenapa kamu kesini lagi? Setelah semua yang kamu lakukan untuk Permata?!"
Yunho enggan menatap wanita yang sudah mengecewakannya. Mata tuanya menatap sang anak yang dikiranya pulas tertidur. Padahal Wonwoo mendengar semua percakapan mereka selanjutnya.
"Mas, please. Kasih aku kesempatan, aku sayang sama kamu... juga Permata. Aku salah sudah membuat dia trauma kayak gini. Tapi aku sebenernya sayang sama dia Mas."
"Gak, saya gak mau bodoh untuk kedua kalinya. Kamu sudah buat saya kecewa Rui. Terimakasih untuk tahun-tahun terakhir dimana kamu selalu ada untuk saya. Tapi untuk kali ini, saya lebih memilih hidup anak saya yang harus saya tebus karena kesalahan fatal beberapa tahun lalu."
Sooyoung protes dengan apa yang Yunho putuskan. Namun semua ucapan wanita itu tidak digubris oleh Yunho, hingga wanita itu benar-benar pergi dari sana—Yunho kembali menangis. "Permata... Airis Wonwoo Maha Permata, anakku. Maafin ayah nak, ayah bener-bener egois gak merhatiin kamu yang kesepian. Sekarang ayah akan dengerin kamu. Kalaupun kamu mau ayah selalu disamping kamu, ayah akan sanggupkan. Maafin ayah Permata."
•••
Dua bulan setelahnya.
Wonwoo menunduk sendu dan merasakan jari-jarinya saling bertaut. Memberikan rasa yang masih tersisa di hatinya walau hilang sejak dua bulan lalu. Perasaan bahagia itu tidak ada lagi, hanya rasa sedih yang semakin menyelimuti hatinya.
Ia sudah tidak tau caranya menangis. Air matanya sudah tidak bisa runtuh lagi, karena pertahanannya sudah tidak ada. Kastil yang dulu dibenahi sekarang sudah rata dengan tanah, bahkan tak tersisa. Harapan hidupnya sudah hilang, bersama sosok yang entah pergi kemana dengan sejuta permohonan maaf lewat surat terakhirnya yang dibacakan sang ayah. Bahkan tenggorokannya terasa sangat menyakitkan dengan hanya mengumamkan nama sosok itu. Mingyu yang sudah hilang dari hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021