🌛 Moonstruck🌜
•••"Kita ngapain sih disini?"
Suara protes diutarakan oleh Seokmin di malam itu. Lelaki itu dan Mingyu tengah duduk di dalam mobil hitam. Memandang gerbang besar yang beberapa hari lalu menjadi tempat dirinya menggantungkan hidup. Tentang uang dan perasaan.
Namun kali ini, semua yang ia tuangkan hanya rasa bersalah dan ketakutannya. Mingyu hanya bisa menatap lurus tempat itu tanpa menggubris keluhan Seokmin. "Lu nyuruh gue minjem mobil dari Bang Arda cuma buat ngeliatin pager mansion buat apa sih?"
Hening yang Seokmin dapat membuatnya menghela napas karena perilaku tiba-tiba Mingyu. Lebih tepatnya sejak rencana yang dibuat oleh lelaki jangkung itu. Kemarin setelah Mingyu menceritakan semua tentang malam dimana rasa takutnya pada keselamatan Wonwoo muncul, ia langsung meminta Seokmin untuk meminjam mobil entah pada siapa.
Seokmin yang memang hanya memiliki kenalan sang leader pun meminta ijin untuk meminjam mobil pribadi ketua pengawal tersebut karena Mingyu melarangnya untuk meminjam mobil milik sang majikan. Dengan berbagai alasan pun, Seungcheol berhasil mengijinkan Seokmin dan kini mereka masih setia memandangi tempat itu sejak 5 jam yang lalu. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Hingga ditengah keluhan protes Seokmin. Mata elangnya menangkap sesosok wanita yang ia kenal. Keluar dari mansion besar itu dan masuk ke mobil hitam yang baru saja melewati mobil mereka dan berhenti tepat di depan gerbang itu. Mingyu menepuk pundak Seokmin agar fokus dan meminta sahabatnya segera melajukan mobil.
"Ngapain kita ngikutin Nyonya Rui?"
Lelaki disampingnya melayangkan pertanyaan yang sekiranya memang tidak masuk akal. Tapi Mingyu tidak bergeming dia tetap mengekori mobil yang berjarak sekitar 10 meter di depannya. Mingyu memang meminta Seokmin untuk mengejar mobil itu dengan jarak yang tidak terlalu delat agar tidak mencurigakan. Tapi lagi-lagi melihat keheningan dan keseriusan Mingyu, Seokmin jadi jengah dia hanya bisa memutar matanya malas.
"Lu jangan soudzon gitu dah. Lu boleh curiga tapi masa sama Nyonya Rui njir. Dia sayang banget sama Permata, gue bisa liat dari mata kepala—"
"Shhh... belok kiri."
Mobil di depan mereka berbelok ke arah kiri. Seokmin yang langsung memfokuskan diri pun mengikuti mobil itu. Sampai berhenti di sebuah restoran dan wanita itu turun dari sana. Seokmin langsung memarkirkan mobilnya dan Mingyu langsung turun dari sana. Seokmin yang tidak mengerti arah pemikiran sang sahabat langsung menyusul dengan gerutuan dari bibirnya.
Seokmin pikir mereka akan masuk dan membuntuti sang nyonya besar di dalam restoran tapi Mingyu langsung bersembunyi di sisi dinding yang menutupi keberadaan mereka tanpa menganggu lapang pandang Mingyu. Seokmin mendengus kesal dengan gerak-gerik Mingyu yang menurutnya aneh.
"Ck, lu aneh banget dah. Ngapain sih kita mojok disini? Berasa FBI lu pake ngumpet-ngumpet segala. Kalau mau latihan jadi agen BIN gak usah begini anjir. Kenapa gak jadi intel sekalian masuk di STIN aja huh?"
Namun alis lelaki jangkung itu mengerut tiba-tiba dengan mata yang menyipit tajam dan hal tersebut tak luput dari pandangan Seokmin yang langsung memusatkan pandangannya ke depan. Tepat saat itu matanya melebar dan dirinya pun melakukan ekspresi yang sama dengan Mingyu.
"Kenapa dia ada disana?"
•••
Di sepertiga malam yang entah terasa semakin dingin ini, sebuah mata rubah menatap kosong ke depan. Angin berhembus memasuki kamar yang semakin membeku. Tapi penghuni satu-satunya di ruangan itu tidak berminat untuk menutup pintu balkon yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021