🌛 Moonstruck🌜
•••Mingyu berlarian kesana-kemari. Wajahnya terlihat tegang sejak tadi. Cheeseburger yang ada dikantong genggamannya sudah tidak berbentuk karena diremas dengan kuat sedari tadi. Wajahnya mengedarkan pandangan di taman yang mulai sepi pengunjung karena sudah melewati jam makan siang dan hampir menyentuh senja.
Dirinya merutuki antrian panjang toko dimana dirinya membelikan cheeseburger untuk Wonwoo. Tapi orang yang memesan malah hilang entah kemana. Wajahnya kesal dan berkali-kali ia mengusak surainya kasar. Air matanya sudah tak terbendung dan sumpah serapah sudah dia berikan pada dirinya sendiri.
Mingyu tidak bisa menjaga Wonwoo sesuai janjinya. Ia benci dirinya sendiri.
Ia berputar sekali lagi, menyusuri taman dari depan hingga belakang. Menanyakan pada orang-orang dimana sosok berbadan kurus, berambut hitam legam pendek, mata rubah yang dingin, bibir merah muda dan tangan yang menggenggam tongkat bantu jalan berwarna putih. Semua orang tidak melihat sosok Wonwoo yang dia cari.
Mingyu jatuh berlutut di tengah taman. Matanya sudah dibasahi air mata yang dipenuhi rasa penyesalan karena tidak bisa melindungi sosok Wonwoo. Taman yang indah itu harusnya bisa menjadikan healing untuk Wonwoo dalam mengurangi trauma, tapi kenapa semuanya hancur berantakan. Mengingatkan dirinya yang tidak bisa menolong Wonwoo di saat pertama dirinya melihat sosok itu.
Tunggu.
Bukankah taman ini, dekat dengan kosannya? Taman yang berjarak 50 meter dari gang sempit dimana Wonwoo hampir dilecehkan saat itu?
Mingyu bangkit dan berlari kencang. Tidak peduli cheeseburger yang sudah jatuh dari genggamannya. Dirinya hanya ingin menggenggam tangan lentik Wonwoo dan merengkuhnya dalam pelukan penyesalan.
Muka tampannya sudah tidak karuan. Kakinya sudah terasa sakit dan pegal sejak siang tadi, tapi dihiraukannya. Dia akan terus berlari sampai menemukan sosok yang sekarang meringkuk melindungi tubuhnya dari sentuhan sensual tiga orang besar yang mengelilingi Wonwoo.
Deja vu. Kenapa tiga dari lima sosok itu lagi?
Mingyu berlari mendekat. Kedua tangannya sudah mengepal erat saat mata elangnya menangkap tangan salah seorang dari mereka yang mengelap sensual bibir merah muda Wonwoo. Membuat murka iblis yang ada dalam dirinya. Mingyu langsung melayangkan satu pukulan di tengkuk salah satu dari lima sosok itu.
Mata elangnya sudah menggambarkan kemarahan yang meluap dan tak bisa tertahan. Dirinya marah, Wonwoo sudah diperlakukan dengan sangat tidak dihargai. Berlian itu harus jatuh dalam kubangan lumpur dan harus dibersihkan lagi. Entah apakah pecahan berliannya hilang atau tidak, Mingyu akan tetap mencari walau dirinya masuk lebih dalam dan tersedot ke dalam lumpur hisap.
Tiga sosok itu sudah tumbang dan mata elangnya masih menyalang melihat mereka semua. Guratan urat terbentuk jelas di pelipis dan tangannya. Membuat siapa saja yang melihatnya sangat ketakutan. Tapi sosok yang ketakutan disini sedang meringkuk sambil terisak, membuyarkan seluruh amarah Mingyu begitu saja.
Mingyu berbalik dan menatap penuh penyesalan. Ia mendekat dan berlutut hendak memeluk berlian rapuh itu yang kini dipastikan terpecah belah hingga kepingannya masuk ke dalam kubangan itu.
Tubuh kurus itu bergetar hebat, air mata dari manik rubah itu tak kunjung mereda. Menorehkan luka yang sangat jelas di mata rubah itu dan hati Mingyu. Mingyu meraih tangan lentik Wonwoo, tapi ditepis oleh sang empunya. Dirinya baru mengingat kalau Wonwoo tidak bisa melihat sosok siapa pahlawan kesiangan yang telah menolongnya.
"Airis, ini aku Denevan."
Mingyu berusaha memecah ketakutan yang ada di mata rubah itu. Tapi tidak berhasil. Tangannya lagi-lagi ditepis kasar kala mencoba untuk merengkuh tubuh itu mendekat. Nihil, Wonwoo masih ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021