Chapter 8

716 87 2
                                    

🌛 Moonstruck🌜
•••

Ketika kamu mencintai seseorang, akan ada perasaan aneh yang menstimulus dirimu untuk berbuat sesuatu diluar kendali. Menyayangi, melindungi, merasakan apa yang sudah menjadi hati kita dambakan. Seseorang itu yang seakan merubah semua perilaku kita. Menimbulkan dopamin tersendiri yang membuat jantung berdetak kencang dan merasa gelisah serta cemas yang keterlaluan.

Mingyu merasakannya. Ia cemas pada Wonwoo. Matanya tak berhenti menatap laki-laki yang kini masih terbaring lemas karena sakit di tempat tidur. Sudah sepuluh menit ia berdiri setelah kembali masuk ke kamar yang penuh aroma Wonwoo. Tapi kakinya tak mampu untuk berjalan mendekat, seakan ada sekat yang membatasi hatinya dengan sosok itu. Seperti ada perasaan yang ingin mendobrak tapi 

Di malam yang dingin itu, hatinya menghangat. Ia memberanikan melangkah lebih dekat dengan sosok yang sudah membuat perubahan pada sikapnya belakangan ini. Apa boleh ia mengharapkan sesuatu yang lebih? Menawarkan semua yang ada dalam dirinya untuk melindungi Wonwoo seorang? Bahkan nyawanya sekali pun?

Mingyu terduduk di lantai dengan menopang wajah di atas kasur tepat di bawah wajah Wonwoo. Menumpu kepalanya dengan tangannya sambil tersenyum damai. Namun dibaliknya ada rasa cemas yang semakin menguar dan membuatnya bergumam sambil digerogoti kantuk yang semakin berat.

"Aku takut Airis. Aku takut tidak bisa melindungimu."

•••

Pagi cerah untuk seorang pangeran tidur yang baru saja bangkit dari mimpi indahnya. Wonwoo terasa lebih segar hari ini, padahal kemarin dia baru saja merasakan tubuhnya lemas karena demam tinggi. Tapi entah mengapa sosok Mingyu membuatnya menjadi seperti anak kecil. Bahkan tawanya kemarin bisa sangat lepas menggoda pengawalnya itu. Bisa dipastikan Wonwoo membayangkan wajah kesal yang sangat lucu. Andai saja dia bisa melihat wajah Mingyu.

Ah tapi kalau diingat-ingat, Wonwoo menjadi malu sendiri.

Wonwoo bangkit dari tidurnya. Ia mendudukkan diri di sisi ranjang sambil merasakan terpaan angin yang menyelinap dari balik jendelanya yang pasti sudah dibuka oleh para pelayan. Wajahnya tersenyum, tak ada lagi pucat—bibir merah mudanya sudah memberikan tanda-tanda kehidupan bahwa Wonwoo dalam keadaan baik hari ini. Apalagi jika dengan kehadiran pengawal pribadinya setiap pagi.

Oh ingatkan Wonwoo untuk mengompres pipinya dengan es. Rasanya seperti terbakar karena  terlalu panas setiap mengingat sang pengawal pribadinya.

Wonwoo meraih tongkatnya di atas nakas dan merentangkannya lalu berdiri untuk segera mandi. Tapi baru beberapa langkah, kakinya tersandung sesuatu yang besar dan keras. Tapi terasa sedikit empuk seperti otot dan tulang. Tunggu, kenapa ada hal semacam itu di kamarnya?

Wonwoo merendahkan tubuhnya perlahan dan meraba sekitar. Alisnya bertaut saat tangannya merasakan kain tebal pada sebuah lengan kekar seseorang. Seperti jaket? Ia lalu meraba lebih ke atas dan mendapati surai lembut yang dipastikan dimiliki oleh seorang laki-laki karena potongannya yang terasa pendek. Tangan lentiknya turun meraba wajah sosok itu, merasakan dahi, hidung mancung, pipi yang sedikit berisi dan yang terakhir bibir tipis yang sangat lembut.

Tangannya terhenti saat merasakan bibir itu bergerak seakan mengecap jemari lentiknya, dan Wonwoo baru tau sosok itu adalah Mingyu ketika suara geraman serak khas bangun tidur keluar dari sosok itu. Bahkan sekarang dirinya mematung saat kepala itu terangkat, masih dengan jarinya yang meraba bibir tipis Mingyu.

"Selamat pagi Airis. Kamu mau mandi? Biar kusiapkan air hang—eum?"

Wonwoo semakin mematung. Dirinya tidak tau apa yang ada di sekitarnya, tapi dia merasa telah melakukan hal yang tidak-tidak dan memungkinkan menimbulkan kesalahpahaman. Pipinya sudah terasa lebih panas sejak suara Mingyu menyapa paginya. Bahkan bibirnya terbuka sedikit karena terlalu kaget saat menyadari dia sudah menyentuh wajah Mingyu dengan kurang ajar.

✔ Moonstruck [Meanie Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang