🌛 Moonstruck🌜
•••Seminggu berlalu dimana sejak Wonwoo bangun di atas dada bidang sang pengawal pribadi malah tidak membuat mereka canggung setelahnya. Wonwoo terlihat semakin akrab dengan Mingyu yang awal merasa canggung karena dengan lancang tidur memeluk sang tuan muda. Tapi mereka berakhir untuk memulai semua perasaan mereka perlahan. Memberikan semua perhatiannya pada Airis Wonwoo, tuan mudanya.
Semua cerita hidup seakan dengan mudah dikisahkan untuknya, memberikan dirinya akses untuk mengenal sosok rapuh itu lebih dalam. Mingyu tapi masih paham posisi. Dirinya hanyalah pengawal pribadi seorang tuan muda Airis Wonwoo, yang ditujukan untuk menjaga laki-laki itu karena memiliki kekurangan fisik yang sangat terlihat menyedihkan bagi mereka yang tidak bisa menerimanya.
Mata rubah itu sekarang menjadi atensi Mingyu saat Wonwoo berbicara. Masa bodo dirinya tidak bisa dilihat oleh Wonwoo, mata elangnya akan selalu menatap dalam dan memberikan banyak perhatian dengan senyuman yang mengembang.
Kalau kalian lihat dari jauh keadaannya tak jauh berbeda dari laki-laki yang sedang jatuh cinta, mendengarkan pujaan hatinya bercerita panjang lebar tanpa kenal lelah untuk menukikkan pendengaran.
Mingyu semakin suka cara Wonwoo bercerita. Terkadang ekspresi dingin yang sering laki-laki cantik itu tunjukkan pada orang lain bisa Mingyu lihat dari sisi berbeda. Tatapan dingin itu bisa berubah menjadi tatapan berbinar saat Wonwoo bercerita tentang novel telenovelanya, atau tatapan sedih saat tau pakde Malih meminta maaf atas bunga lily miliknya yang layu, juga tatapan bangga saat Wonwoo sudah bisa menambah kosa kata kalimat sulit braillenya.
Perlahan mata elang itu berubah menjadi tatapan memuja. Wajah putih Wonwoo menjadi sarapan pagi ketika dirinya menemui sosok itu masih tertidur di kamar, bibir plum merah muda itu menjadi atensinya saat asik menyeruput milkshake strawberry buatan Bibik Rusti dan Mingyu juga bahagia karena beberapa kali bisa merasakan bibir plum yang mengecup sudut bibirnya diam-diam, untungnya Wonwoo tidak masalah. Juga mata bening dengan pandangan kosong yang selalu ingin dia isi dengan kebahagiaan.
Kerutan lucu hidung Wonwoo sudah menjawab atas semuanya ketika Mingyu melemparkan beberapa candaan garing yang sebenarnya tidak bermutu. Tapi Wonwoo juga menyukainya.
"Ayah aku mau jalan-jalan keluar. Udah dua minggu, aku bosan di rumah."
Wonwoo merajuk, tapi wajahnya masih sama datarnya dengan kertas. Wajah putihnya terlihat lebih menyeramkan karena sebenarnya Wonwoo kesal terus-menerus dikurung di rumah, walau perpustakaan dan rumah kaca menjadi pelampiasan rasa bosan. Tapi Wonwoo mau mendengar suara gemuruh keramaian kota lagi. Dia rindu jalan-jalan di luar.
"Iya, sayang. Kasih keringanan untuk Permata. Kasihan dia pasti kesepian di rumah besar ini. Lagipula pengawal pribadinya akan menemani Wonwoo dua puluh empat jam."
ujar wanita disamping Yunho. Rui Sooyoung yang kini memijat pelan bahu kokoh Yunho. Lelaki paruh baya itu melirik Mingyu lalu menatap putra semata wayangnya.
Sedangkan Mingyu hanya memicingkan matanya diam-diam saat wanita itu berusaha terlihat manis namun entah mengapa memuakan di depan bosnya. Dirinya merasa ada yang aneh dari Sooyoung apalagi saat sentuhan tangan wanita di dada bidangnya beberapa waktu lalu. Tapi dirinya juga tidak yakin perasaan aneh apa yang tiba-tiba mengganggu pikirannya.
"Hah~ oke. Tapi jangan pergi jauh-jauh tanpa pengawasan. Ayah akan menyuruh Arda untuk mengawasimu juga dari jauh dan Denevan dari dekat."
"Gak perlu. Cukup Denevan aja."
"Permata."
Yunho menginterupsi. Matanya terlihat tidak suka dengan penolakan putranya itu. Tapi Mingyu langsung meyakinkan atasannya bahwa Wonwoo akan baik-baik saja dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021